Saturday, April 28, 2012

Dialog Sutra Kehidupan (My Poem)




Ketika ku tekuk pundak angin yang menyapa
Kulihat kehangatan sang mentari yang mewarnai bumi pagi ini
Kenari bercuap-cuap sesuka hati
Memenangkan kontes suara terindah sejagat raya
Sembari mereka mengucap syukur pada sang Ilahi…
Semenit berlalu
Hingga angin menggertak…
Ooh..tdak
Semoga tak kan ada lagi bencana menimpa sang bumi
Yang jatuh bangun sedemikian pasrahnya
Berbisiklah sang hujan di balik cakrawala
Angin betapa mulianya dikau bila bersanding denganku
menghantarkan getaran hangat untuk pribumi
tidakkah kau pikirkan itu ?
Seolah sang pangeran yang ingin melamar putri terhebat yang pernah ditemui dalam mimpinya…
Angin terdiam…tertunduk malu
Rona wajahnya berubah pilu..
Dan berkata kepada mentari, langit , dan bumi sebagai saksi
Bahwa dia sakit…tersakiti karena ulah pribumi
yang tak mendengar dan memutuskan persahabatan dengan alam



Dan…
Semua terhenyak dalam keheningan
Seperti menunggu ketukan palu terakhir sang hakim sebelum sidang ditutup
Semua berbaris….melingkar…
Wahai pribumi…siapapun engkau…
Inilah jawaban yang kami bawa dari Sang Kuasa
Membayar apa yang kau lakukan atas kami…
Tidakkah kau terketuk bahwasanya bumi menangis
Dan kau pula yang hampir memutuskan tali persaudaraan kami…
Dan….
Pribumi berduyung….sebagian mengucap syukur
Sebagian angkuh berkacak pinggang
Pantas saja…
Penduduk di langit menegur daratan
Siapa yang bersalah
Semua lah yang harus saling membahu
Tak ada yang menang atau kalah
Karena hidup
Adalah untuk bersama….

No comments:

Post a Comment

Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.