Sunday, August 26, 2012

KRITERIA ABNORMALITAS

          Abnormal ? Kata itu tuh sering banget kan kita dengar di kehidupan sehari-hari. Namun, bukan berarti mereka yang tidak pernah mendengarnya bisa dijudge "katrok" atau "kuper". E..eh, tapi terkadang ada juga orang yang suka ngomong dengan kata itu bahkan suka banget ngatain temennya sendiri, kalo ada yang hidungnya pesek, dikit-dikit ngatain "abnormal", kalo ada temen yang tubuhnya lebih pendek dari dia, dikit-dikit ngatain abnormal juga, padahal dia sendiri tidak tahu apa makna dari abnormalitas itu sendiri. So, bagi yang pernah berbuat demikian dan tidak punya basic pengetahuan tentang abnormalitas, so jangan sembarangan ngumbar kata "abnormal" ya!!
Image from google
         Nih, biar lebih jelasnya lagi, karena kami punya basic knowledge tentang psikologi, jadi kami mau share sedikit tentang bagaimana kriteria pribadi abnormal yang sebenarnya. Let's cekidot :
  • Kalo secara fisik, abnormalitas itu merupakan ketidakberfungsian organ sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan gangguan.
  • Lalu kalo secara psikologi, apa yang dimaksud abnormal itu ?
        Untuk menetapkan sesuatu atau seseorang sebagai hal/pribadi yang abnormal, maka harus dapat memenuhi beberapa kriteria abnormal berikut ini (minimal memenuhi 2 kriteria yang ada, kalau hanya 1 kriteria maka belum tentu dikatakan abnormal) :
  1. Statistiqal infrequency, tingkah laku abnormal diasumsikan dalam populasi kurva normal yang menempatkan mayoritas individu berada di titik tengah dan sangat sedikit berada pada posisi ekstrim. Jadi, orang dianggap normal atau tidak normal itu dilihat dari apakah menyimpang jauh dari rata-rata perilaku atau tidak. Namun, yang jadi kelemahan dari kriteria ini, misalkan saja dalam 1 desa pencuri itu ada 100 orang jadi itu berarti udah merupakan hal biasa dan bukan abnormal.
  2. Personal Distress, suatu perilaku dimana individu secara personal merasa berada dalam situasi penuh tekanan, baik stres dari lingkungan maupun kondisi dari dalam dirinya. Misalnya: depresi, cemas berat karena takut, rasa sakit. Meskipun demikian, kriteria ini pun menuai kritik bahwa ada beberapa gangguan yang tidak dapat dirasakan oleh penderitanya sendiri melainkan justru dirasakan oleh orang lain yang ada di sekitarnya ( eg: psikopat, narsistik).
  3. Violation of Norms, suatu tingkah laku yang menyimpang dari norma sosial dan mengancam orang lain yang mengamatinya. Misalnya : psikopat, maniak liar, perilaku aneh dari skizofrenia. Kriteria ini pun menuai kritik di mana tidak semua gangguan itu dikatakan menyalahi norma seperti contohnya penderita autis tidak dapat dijudge sebagai abnormalitas yang melanggar undang-undang kan ? Nah akhirnya abnormalitas menjadi relatif hanya di tempat-temapt tertentu saja seperti gangguan homoseksual/transeksual.
  4. Behavioral dysfunction, ketidakmampuan individu dalam beberapa bidang penting dalam hidup baik kerja ataupun pribadi. Misalnya, orang yang phobia dengan pesawat/ketinggian sehingga ia tidak dapat terbang dan melewatkan kesempatan bekerja di luar negeri. Ini juga mendapat kritik bahwa ternyata ada beberapa gangguan yang penderitanya masih berfungsi dengan baik seperti gangguan kepribadian dan transeksual.
  5. Unexpectedness, respon dari perilaku yang tidak diharapkan terhadap stressor lingkungan karena sudah diluar proporsi. Misalnya: kecemasan yang "sangat" dan terus-menerus terhadap hartanya walaupun orang itu tergolong kaya.
           Nah itulah kriteria abnormalitas yang bisa kami share. Sejatinya sih, selama di sekitar kita masih ada orang yang normal, yang namanya disorder ya tetap menjadi disorder meskipun kemungkinan dari yang kita amati penderitanya berperilaku baik atau tidak terlihat seperti mengalami gangguan atau sakit. Jadi, agar bisa memperoleh info yang akurat dan detil mengenai keabnormalitasa maka perlu dilakukan pemeriksaan dan penegakan diagnosa dari ahlinya. Kita tidak boleh sembarang men-judge seseorang dikatakan abnormal atau tidak.

          Sebagai tambahan postingan ini diambil dari bahan kuliah yang kami peroleh dari bapak dosen sekaligus kaprog terhebat M. Salis Yuniardi ketika mengikuti kelas psikopatologi dewasa. That was a nice class, nice knowledge!!

No comments:

Post a Comment

Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.