Friday, November 2, 2012

Bapakku Sayang

Aku bukanlah anak kemarin sore yang baru menjerit sadar akan sosoknya yang selama 22 tahun ini membesarkanku.

Kamu tahu, sejujurnya aku tak ingin menorehkan seonggok kisah ini. Namun, agar kau dan aku tahu betapa berharganya memiliki Bapak atau Ayah dalam hidup ini.

***

(Fotoku waktu masih bayi bersama Bapak)

Bapak, bukanlah seorang pejabat tinggi daerah apalagi negara.

Ia hanya seorang karyawan tetap salah satu Bank Negeri yang tekun mencari rezeki demi memenuhi isi perut kami berlima.
Namun, entah mengapa teringat lagi akan kisah lalu ketika kumasih ingusan, masih duduk di bangku SD.
Aku tak ingat pasti apa yang membuatku dahulu begitu membenci sosok lelaki yang telah membesarkanku.
Ia memang sangat tegas bahkan ketika emosi memuncak, tak jarang perkataannya yang nyaring meski bermaksud menasehati terkadang melukai perasaanku yang halus dan sensitif.
Itu pula yang membuatku takut meminta sesuatu kepadanya sehingga kualihkan kepada mama.
Ah, bodohnya aku mengingat kebencian yang dulu kulayangkan di hadapan Bapak yang telah memohon maaf atas kesalahannya terlalu tegas dalam ucapannya kepadaku.
Tak lama kami saling bermaafan dan bereinkarnasi, menghapus keburukan tingkah yang dulu menyayat hati

***

Di tengah perkembanganku menjadi seorang YANUARTY PARESMA WAHYUNINGSIH seutuhnya, bersyukur telah banyak prestasi yang kutoreh di jenjang pendidikan hingga lulus kuliah dan di luar arena itu pula..
Jika ditengok ke belakang, Bapak lah yang selalu menyemangati, membimbing dan membagi ilmu tanpa pamrih dan tiada henti.
Peran Mama memang tak dapat dipungkiri kehebatannya namun terkadang Bapak menjadi satu-satunya orang yang terlupakan.
Astaghfirullah, maafkan aku Bapakku sayang.

***

Berbalik sejenak ke tiga setengah tahun lalu.
Begitu mudah aku meminta "ongkos demi ongkos" kehidupan sekalipun kadang memperoleh sedikit upah magang atau rezeki tak terduga dari Allah.
Ya, Bapak berjuang keras demi mengantarkanku pada gerbang kelulusan yang mulia.
Tadinya kupikir aku tak dapat meraih juara apapun di bangku kuliah.
Alhamdulillah, penghargaan sebagai lulusan terbaik dan cum laude adalah hadiah tak terduga yang kulayangkan pada Bapak dan Mama.
Betapa bahagia hatinya.
Kudengar ia mengatakan gumaman hatinya padaku sehabis prosesi wisuda,"Waah, kayaknya anakku akan jadi orang besar."
Bapak, semoga doamu terkabul.
Perlahan kureka air yang mengintip di balik pupilku, berkaca-kaca.

***

Mengetahui impianku yang sejalan dengan harapannya yakni ingin melanjutkan kembali kuliah S2ku hingga memegang tampuk profesi sebagai Psikolog, hampir saja ia korbankan apa yang menjadi hak dan kewajibannya.
Bapak, terima kasih namun doaku tetap teguh, aku, kami semua ingin kau menunaikan ibadah haji dengan khusyuk ke rumah-Nya dengan simpanan hasil keringatmu itu.
InsyaAllah tahun 2013 mendatang, kau akan terbang ke Jeddah demi menunaikan rukun islammu.
Tak usah risau dengan impianku dan harapanmu, Bapak.
Allah telah merencanakan yang terbaik padaku, pada kita, cepat atau lambat selagi pandai bersyukur atas anugerahNya yang tiada tara.
Aku mengerti, saat ini karirku baru seumur jagung dan belum menghasilkan pundi-pundi melimpah.
Tapi, asal sudah mengantongi ridhomu bersama Mama juga ridho-Nya, aku yakin impian itu sejengkal lagi.
Aku ingin lebih bersinergi menggapai impian bersamamu juga Mama.
Tak perlu terburu-buru, tergesa-gesa tapi mari bersama melangkah dengan cepat dan tekun.

***

Bapak, aku memang belum hidup berpisah darimu juga Mama.
Belum datang seorang pangeran berkuda putih dari ujung nirwana-Nya namun kelak pasti ada.
Sebelumnya, izinkan aku berbakti serta menorehkan mimpi bersamamu dan Mama sekali lagi sebelum nantinya bersuami.
Aku yakin pangeranku sudah dekat.
Akan tetapi, akan kutunggu sekejap waktu lagi di istana ini, bermain bersamamu, bersama Mama dan semuanya.

***

Bapakku sayang, aku di sini berdiri, duduk dan sujud untuk memohon ampunan dan rahmat-Nya padamu, pada Mama dan semua.
Bapakku sayang, ayo tersenyum lagi, ayo terbang lebih tinggi lagi, aku yakin Dia sudah membangunkan istana di tengah padang arsy-Nya untuk kita huni bersama di kemudian hari.

***



No comments:

Post a Comment

Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.