Saturday, January 26, 2013

ANALISIS KASUS PATOLOGI ANAK


Contoh Kasus 1 (sumber: googling website kesehatan)

Dear dokter,Anak saya sekarang berumur 2,10 th. Kronologisnya waktu masih 22 bulan anak saya belum bicara, hanya 3 kata saja. Kemudian saya bawa ke psikiater di surabaya dan disarankan untuk cek lab baik darah dan feses,hasilnya Pb 201,36 ug/L, Cd 4,56 ug/L, Hg 2,17 ug/L dan + candida pseudotropicalis. Anak saya diberi obat untuk jamur dan piracetam untuk otak, setelah sebulan, perkembangannya lumayan bagus, sudah bisa 40-50 kt dan kosakata terus bertambah, kemudian semua obat saya hentikan karena saya pindah ke jakarta. Seiring waktu ,anak saya berumur 2,6 th namun perkembangan untuk menyusun kata belum maksimal hanya bisa 2 kata dan komunikasi belum 2 arah. Namun, meski tidak pernah tes IQ, tapi memori anak saya cukup kuat, dia sudah bisa mengenali warna,bentuk,binatang,buah,sayur,huruf, nomor dan hafal semua objek dalam memory card yang saya belikan serta daya imajinasi yg tinggi. Indikasi perilaku lain, tidak bisa diam, kurang konsentrasi dalam bermain, tidak fokus (sering jatuh dan menabrak kalau berjalan),cuek, tantrum, dan jalan kadang jinjit. Melihat indikasi ini, saya menduga anak saya adhd dan berinisiatif terapi herbal ke klinik akupuntur H dan menjalani diet ketat terutama gluten,kasein,msg dll. alhamdulillah dalam waktu 2 minggu perkembangan pesat sekali, sudah mulai 2 arah, dapat menyusun hingga 6 kata ,mulai konsen pada permainan yang diberikan, hiperaktif, cuek dan jalan jinjit berkurang serta mudah diarahkan, namun timbul masalah baru sekarang anak saya agak trauma dengan terapi yang dijalankan,sehingga saya hentikan meski hingga saat ini obat jalan terus. Yang saya tanyakan, apakah tanpa terapi okupasi dan wicara anak saya dapat berkembang optimal dan adhd dapat hilang jika dewasa hanya deng an obat saja? sampai kapan anak saya harus diet? Akankan gejala lain seperti suka berguman,meracau dan tidak bisa berhenti bicara sendiri bisa hilang? Apakah gejala2 yang saya sebutkan tadi termasuk autistik atau hanya adhd?




Analisis kasus 
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari artikel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anak tersebut lebih dapat dikatakan tergolong Autis. Hal ini sejalan dengan karakteristik yang diuraikan oleh si ibu di antaranya :
·         Pada usia 22 bulan belum dapat berbicara, hanya 3 kata saja.
·         Pernah diberikan obat dari dokter dan setelah sebulan mengkonsumsi, si anak mengalami perkembangan yang cukup baik, sudah bisa bicara dengan 40-50 kata. Namun, saat lepas dari obat tersebut, keadaan kembali menurun
·         Di usia 2,6 thn belum dapat menyusun kalimat secara optimal dan belum dapat melakukan komunikasi dua arah.
·         Adanya indikasi perilaku seperti tidak bisa diam, kurang konsentrasi dalam bermain, tidak fokus( sering jatuh dan menabrak kalau berjalan), tantrum, dan suka berjalan jinjit.
·         Ketika menjalani diet gluten, kasein, msg, dll dalam waktu 2 minggu, anak tersebut sudah dapat bicara 2 arah, dapat menyusun hingga 6 kata, mulai konsen pada permainan yang diberikan
Selain itu, jika dikaitkan dengan penelusuran menurut DSM IV maka, anak tersebut memenuhi kriteria autis dalam DSM IV sebagai berikut:

  •  Interaksi sosial (minimal 2)
1.      Tidak mampu menjalin interaksi sosial non verbal: kontak mata, ekspresi muka, posisi tubuh, gerak-gerik
2.      Kesulitan bermain dengan teman sebaya
3.      Tidak ada empati, perilaku berbagi kesenangan/minat
4.      Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional 2 arah,                                                            Dari kriteria di atas, subjek pada kasus tersebut memeuhi kriteria (1) di mana subjek memiliki hambatan dalam posisi tubuh dan gerak-geriknya di mana terlihat pada uraian bahwa ketika berjalan sering jatuh dan menabrak. Selain itu juga memnuhi kriteria (4) di mana ditunjukkan pada uraian bahwa pada awal perkembangannya subjek belum dapat berkomunikasi 2 arah.
  • Komunikasi sosial (minimal 1)
1.      Tidak/terlambat bicara, tidak berusaha berkomunikasi non verbal
2.      Bisa bicara tapi tidak untuk komunikasi/inisiasi, egosentris
3.      Bahasa aneh dan diulang-ulang / stereotip
4.      Cara bermain kurang variatif/imajinatif, kurang imitasi sosial                                                                    Subjek memnuhi kriteria (1) yang ditandai dengan pada usia 22 bulan belum dapat berbicara. Dan kriteria (4) di mana subjek tidak dapat fokus pada permainannya.
  •  Imaginasi, berpikir fleksibe, dan bermain imaginative (minimal 1)
1.      Mempertahankan 1 minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan baik intensitas dan fokus
2.      Terpaku pada suatu kegiatan ritualistic/rutinitas yang tidak berguna
3.      Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan berulang-ulang, seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian tertentu pada suatu benda                                                                                                                 Subjek memnuhi kriteria (3) di mana subjek seringkali suka berjalan jinjit tanpa alasan.

Dalam kasus tersebut tampak si ibu mengira bahwa anaknya cenderung diduga hiperaktif yang mana sesuai dengan pernyataan bahwa anak tersebut tidak bisa diam, tidak dapat fokus dan sulit konsentrasi. Akan tetapi bila dilakukan diagnosis kriteria dalam DSM IV maka gejala-gejala tersebut masih tergolong kurang memenuhi kriteria sebab dalam DSM IV harus memenuhi paling tidak minimal 6 kriteria sementara pada kasus tersebut hanya terdapat 2 kriteria saja sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. 
    
Sehingga untuk menegakkan diagnosis apakah autism yang dialami diiringi dengan gangguan perkembangan yang lain maka dibutuhkan observasi yang intensif dan menyeluruh terhadap perilaku anak. Akan sangat sulit untuk mendiagnosanya sehingga dibutuhkan pendampingan ahli atau psikolog dalam proses observasi tersebut. Selain itu, pada uraian kasus tersebut, si anak tersebut diperkirakan harus menjalani diet seumur hidup sebab bahan-bahan makanan tertentu justru dapat memicu munculnya gejala-gejala hiperaktif seperti yang diduga sebelumnya di antaranya diet zat gluten, kasein, MSG, dll. Jadi sebaiknya harus diperhatikan pula asupan nutrisi yang diberikan.

No comments:

Post a Comment

Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.