Wednesday, August 23, 2017

Q AND A SEPUTAR PSIKOLOGI UMM

Hai,
Belakangan ini nggak tahu kenapa gitu ya saya jadi hobi banget kepoin Youtube ketimbang nonton drama Korea. Banyak tayangan dari beberapa vlogger yang bikin saya amazed and inspired. Haha...
Dan, beberapa waktu ini saya sering banget nonton vlogger yang bikin semacam Q & A a.k.a. Questions and Answers gitu deh. Jadi, saya pengen aja gitu ya bikin yang serupa cuman ini bedanya via Blog. Gapapa ya, saya juga nggak punya channel Ytube.

Q and A kali ini saya ambil dari beberapa email yang pernah masuk ke saya. Q and A ini khusus membahas tentang email-email seputar kuliah di psikologi ataupun yang pernah nanya tempat saya kuliah. Semoga bisa membantu. Mungkin ini gak semua sih, saya coba posting yang saya ingat dan masih saya simpan aja ya.


  • RV: saya pengen nanya soal ujian masuk mapro psikologi UMM dan jadwal pendaftarannya kapan ya mbak? Saya juga tertarik sama mapro klinis anak, ada tips dan tricks buat FGD dan wawancara?
Jadwal pendaftaran mapro ngikutin jadwal pendaftaran maba di kampus/universitas terkait ya. Kalau di UMM, jadwal daftar maba itu dibagi menjadi 3 gelombang, gelombang pertama itu sekitar bulan Maret, gelombang kedua bulan Mei dan gelombang ketiga bulan Juli/Agustus.

Ujian masuk mapro nggak jauh beda sama ujian pas masuk jadi maba, kalau di mapro tesnya ada tes TPA (potensi akademik), tes pengetahuan seputar psikologi, wawancara, tes kepribadian, dan untuk FGD itu optional sih, kalau saya dulu nggak pake FGD, nggak tahu deh kalau jaman sekarang, pakai apa nggak.

Tips wawancara, nggak ada deh kayaknya. Hahaha... tapi yang pasti nanti ditanyain kenapa pilih mapro, ada biaya nggak buat kuliah mapro, apa siap keluar dari pekerjaan kalau kuliah mapro. Kalau saya dulu, karena saya juga alumni UMM S1, jadi pas wawancara nggak ditanyain aneh2, cuman ngobrol-ngobrol ringan soal aktivitas sehari-hari aja.
  • QP: Untuk biaya SPP di UMM berapa ya mba sekarang? Dan untuk persiapan tes masuknya kira-kira seperti apa saja tesnya mbak?
SPP di UMM untuk psikologi S1 berapa ya, hahaha... soal angka i'm not sure... lupa sih.. Coba aja langsung tanya ke bagian pendaftaran, nanti dikasih brosur yang isinya ada list biaya per fakultas. Kalau tes S1 sama aja kayak tes-tes SMPB atau yang setara dengan itu ya.
  • NCN: Biasanya banyak ya mbak yang daftar di UMM dan tesnya apa saja?
Hahaha... buanyak gengs... Bisa sampai ribuan. Tesnya seperti tes SPMB pada umumnya, tes pengetahuan umum, tes psikotes de el el..
  • DP: Di UMM untuk profesinya khusus klinis ya dan untuk magister psikologinya khusus apa saja? Apa ada pendidikan?
Iya, di UMM khusus klinis karena ingin beradaptasi menyetarakan dengan standar APA (American Psychological Association) yang menyebutkan bahwa profesi psikolog itu adalah psikolog klinis. Kalau untuk konsentrasi yang lain untuk mapro nggak ada, cuman klinis aja. Kalau pengen pelajari banyak konsentrasi/minat lain, bisa ambil magister sains psikologi ya.
  • FD: Saya baca opini publik tuh begini, ngapain ambil jurusan psikologi, 10-15 tahun ke depan bakal serba robot, trus gunanya psikolog apa dong. Opini yang membuat saya bertanya-tanya apakah benar atau tidak. Kalau menurut Kakak bagaimana?
Ya, itu kan opini. Tiap orang punya pandangan/pendapat masing-masing. Kalau kita bergerak hanya karena "nurutin opini" orang lain terus, lalu kapan bisa ambil keputusan dong?! Coba deh baca, sekarang ini bukan hanya penyakit fisik saja yang makin bervariasi, tapi gangguan/sakit mental pun mulai menjadi bahan perbincangan sekaligus perhatian dunia terutama dari WHO. Udah tahu kan kalau tiap tahun ada digelar Hari Kesehatan Mental Sedunia? Gunanya psikolog ya untuk membantu mereka-mereka yang mengalami gangguan mental atau minimal mengedukasi masyarakat yang masih awal mengenai gangguan psikologis supaya bisa ditegakkan fungsi preventif sedini mungkin.
  • AF: Saya ingin tau Kak bagaimana jurusan psikologi itu? motivasi kak, saya kelas 12 bentar lagi mau kuliah.
Jurusan psikologi bagaimana? Gimana-gimananya, mending dijalanin sendiri deh, nanti bakal tahu kuliahnya kayak gimana.. Hehehe.. kalau saya ngejelasin, nanti jadinya subjektif.
  • RP: Kalau di UMM itu psikologinya untuk IPA bukan? Soalnya pas aku baca blog kakak kayaknya IPA gitu, koreksi kalau salah ya. Oh ya, aku juga pernah denger kalo psikolog anak itu masuk ke klinis, bener nggak? Tapi di sisi lain aku juga ingin masuk ke jurusan neuroscience and psychology. Aku tahu jurusan ini karena unsur ketidaksengajaan.
Kalau di UMM, gak mesti IPA, IPS atau lainnya. Mau kamu dari jurusan Bahasa pun nggak masalah. Oh, kalau pernah baca blog saya, emang saya ini dulunya SMA jurusan IPA jadi mungkin yang saya tampilkan di postingan lebih banyak tulisan-tulisan yang mengarah ke klinis ya.. heheh ya itu karena saya memang ambil klinis dan sejak S1 saya memang meminati bidang klinis.

Neuroscience, bagus tuh, dan masih jarang banget yang menguasai bidang itu. Saya pernah denger di Universitas Brawijaya Malang ada mata kuliah sekaligus dosen yang khusus mengajarkan tentang neurosains.
  • AD: Saya baru mau masuk di UMM juga jadi belajar tesnya pada waktu matrikulasi? Tapi ada yang bilang kalau matrikulasi itu isinya perkuliahan umum saja seperti pengenalan iptek dan lain-lain. Selain itu perkuliahan nanti belajar apa saja mbak? Dan apakah kalau selesai nanti ada ujian untuk mendapatkan gelar psikolognya sendiri?
Belajar tes waktu matrikulasi, what do you mean? Nggak paham nih sama pertanyaannya. Matrikulasi pas mapro itu (khusus mapro UMM ya) kita belajar perdalam penguasaan alat-alat tes, administrasinya, skoring dan interpretasinya ditambah belajar pengetahuan umum seperti bahasa inggris dan aplikasi internet.

Di perkuliahan belajar apa aja? Waduh banyak, hahaha... kayaknya nggak mungkin deh saya sebutin semua. Supaya lebih greget mending langsung eksekusi, daftar aja ya dan nikmati sensasinya hehehe...

Ujian untuk mendapatkan gelar psikolog, ada. Namanya ujian HIMPSI tapi sebelumnya, saya mau ngejelasin rentetannya. Pas semester tiga dan empat, sudah mulai PKPP (Praktek Kerja Profesi Psikologi) di tiga tempat yang diacak secara random meliputi Sekolah/SLB atau Lapas, RSJ dan terakhir di Puskesmas (ini untuk klinis ya, karena di UMM klinis, kalau di univ lain mungkin berbeda karena peminatannya beragam juga). Nah selama tiga putaran PKPP itu akan ada ujian kasus. Ujian kasusnya banyak, ada ujian Internal setiap dua minggu, ada ujian Komprehensif untuk menguji kelayakan tujuh kasus, dan terakhir ujian HIMPSI untuk menguji apakah layak/tidak dinyatakan sebagai psikolog dengan seluruh arsip pengalaman PKPP yang dijalankan itu. Baru setelah itu lanjut ngerjain Tesis untuk dapatin gelar M.Psinya. Jadi pas lulus nanti, akan ada Sumpah Profesi Psikolog. Dari prosesi sumpah, kita diberikan Sertifikat Sebutan Psikolog atau SSP dan Surat Izin Praktek Psikologi atau SIPP.
  • FF: Kak, apakah kalau ingin menjadi psikolog harus S1 dan S2 profesi? Kalau misal S1nya dari jurusan non psikologi, apa boleh nanti kuliah S2 ambil psikologi?
Iyap, harus linier. S1 psikologi dan S2 Profesi Psikologi untuk menjadi Psikolog. Kalau S1 non psikologi boleh kok ambil S2 Sains Psikologi tapi bukan untuk menjadi profesi psikolog ya, tapi jadi ilmuwan psikologi.

No comments:

Post a Comment

Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.