Hari ini dapet pesan singkat dadakan dari
sebuah instansi untuk undangan seleksi kerja dari lowongan yang dimasukkan
akhir bulan lalu bahwa seleksi dilaksanakan besok pagi di Jawa Tengah.
Walhasil, saya akhirnya didiskualifikasi karena masalah waktu dan jarak yang
terlampau jauh, yang tidak nutut untuk membawa saya ke tempat tersebut.
Sedih, iya tetapi aku merasa bersyukur di
sela-sela itu sebelumnya saya udah mendapatkan peluang besar di tempat tinggal
saya untuk sebuah visi yang lebih mulia dibandingkan seleksi kerja tersebut.
Sangat bersyukur karena Allah telah menjawab doa-doa saya di tengah penantian
demi mendapatkan sebuah pekerjaan.
Mungkin inilah jalan yang Allah tunjukkan.
Beberapa hari yang lalu, saya dikontak oleh seorang dosen yang juga merupakan
kakak dari adik tingkat yang masih kuliah di UMM juga. Rupanya mereka sejak bulan
ramadhan lalu sedang gencar mencari lulusan psikologi yang akan ditempatkan
mengajar di salah satu fakultas yang juga terdapat beberapa mata kuliah
psikologi tambahan di dalamnya. Walhasil, karena kami belum dipertemukan dalam
jangka waktu dua bulan yang lalu tersebut, mereka akhirnya mengambil dosen luar
biasa dari Makassar, namun itu pun masih sangat minim. Rupanya dosen LB
tersebut hanya punya waktu pertemuan kelas sebanyak 6 kali pertemuan dalam satu
semester disebabkan beliau juga adalah praktisi di Makassar sehingga kinerjanya
dirasakan kurang maksimal. Hasil yang kurang maksimal tersebut menyebabkan para
mahasiswa yang identik dengan sebutan "mahasiswa buangan" tersebut
semakin tidak keruan. Mereka sama sekali tidak mendapatkan apa-apa dari apa yang
selama ini diajarkan kepada mereka akibat keterbatasan SDM di lembaga tersebut.
Ditambah lagi dengan berbagai permasalahan yang sangat complicated dari
tiap-tiap mahasiswa/i nya baik masalah personal hingga masalah keluarga yang
berkaitan dengan pola asuh bahkan ada pula mereka yang disia-siakan oleh orang
tua mereka sehingga memilih untuk membiayai kuliah mereka sendiri dengan cara
bekerja di sela-sela waktu kosong saat kuliah bahkan itupun sempat membuat
mereka bolos karena harus mencari uang demi bertahan hidup. Mendengar keluhan
dari kisah-kisah memilukan para dosen dan mahasiswa/i tersebut, saya baru
menyadari mungkin inilah jalan yang harus saya tempuh. Saya yakin Allah
mengutus saya untuk berada di sekeliling mereka akan ada banyak pelajaran hidup
yang bisa saya peroleh dari mereka.
Dan saya juga mengerti sekarang, untuk
sukses pun tidak selamanya harus berada di antara gedung mewah, orang-orang
berdasi dan berjas mahal, justru berada di antara mereka yang dianggap kecil,
kita juga bisa menjadi sukses dan besar, tidak hanya untuk diri sendiri
melainkan juga membantu mereka yang dianggap kecil menjadi pribadi yang akan
BESAR pada masanya masing-masing. Amiin, insyaAllah. Apapun yang akan dijalani
ke depan semoga bisa tetap istiqomah dan bisa memberikan segala daya upaya yang
maksimal sehingga hasilnya pun juga bisa maksimal.
Yap tetap optimis, ALLAH selalu ada untuk
kita yang juga selalu ada untuk-NYA..Sabar untuk menanti kesuksesan yang besar
dengan melakukan hal-hal kecil tapi memberikan pengaruh yang besar.
GANBAREEE CHINGU !!!!!