Showing posts with label Fiction. Show all posts
Showing posts with label Fiction. Show all posts

Thursday, August 4, 2016

CINTA: FRAPPE, RISTRETTO, GUILLERMO, AFFOGATO

9:13 PM 1 Comments
Dulu. Cinta seringkali datang dengan suguhan rasa seperti frappe. Dingin. Beku. Serutan es batu bahkan nyaris memudarkan rasa khas dari cinta itu sendiri.

Dulu. Cinta juga hadir dengan rasa yang mirip ristretto. Volume dari espresso cinta yang murni bahkan dibatasi hanya setengah. Cinta yang kurasa hanya sepotong-sepotong. Seduhan air yang sedikit disertai leburan rasa pekat, manis dan singkat membuatku tersedak saat menyeruputnya.

Kelak, akan tiba musim penghujan menggugurkan bulir-bulir cinta yang lebih berwarna. Rasanya? Aku berharap seperti secangkir guillermo. Aroma espresso yang kuat disertai irisan jeruk nipisnya semoga mampu menyeimbangkan langkahku menghadapi getir hari-hari berat. Atau, seperti affogato. Tambahan es krim vanilla membuat mimpi buruk yang hadir tak kan teramat pahit rasanya.

Frappe. Ristretto. Guillermo. Affogato. Bila takdir mempertemukan dua rasa yang lama dengan dua rasa baru di musim penghujan nanti, mana yang akan kupilih? Satu rasa bahkan belum tentu akan kupilih, apalagi jika keempat rasa itu mengetuk pintu bersamaan.

Sejenak aku berbisik, "Tuhan, jika boleh meminta. Rasa yang belum usai kutenggak dahulu, tak perlu Kau suguhkan lagi. Aku ingin berbetah-betah hanya dengan satu rasa. Menyeruputnya setiap hari hingga napasku tak lagi dapat mencium aromanya. Tentunya dengan rasa pilihanMu."

Monday, January 26, 2015

SAYANG

12:44 PM 0 Comments
Mengenalmu adalah suatu hal yang lebih dari sekadar menakjubkan bagiku. Apakah kau percaya akan hal itu? Oke. Aku pikir, kamu sudah sangat percaya.

Aku tidak sedang merayu apalagi menggodamu. Tanpa merayumu, aku pun tahu kamu juga menginginkanku. Bukankah pernyataan ini benar adanya? Tentu saja. Kamu pasti mengangguk sekarang.

Bagiku, kamu sudah lebih dari segalanya. Layak untuk dicintai, disayangi, dicium dan dipeluk. Sepanjang hidup bersamamu, bukankah aku telah memberikan keempat hal itu padamu? Kamu juga tidak pernah menolaknya. Justru, kamu membalasnya lebih dari itu.

Sayang, sejak pertama bertemu, mata ini langsung tertuju padamu. Bukankah cinta juga terjadi dari energi yang tersalurkan melalui sebuah pandangan? Dari pandangan pertama saja, aku sudah jatuh hati. Apalagi ketika hati mantap memilihmu untuk menemani hidupku.

Saturday, January 24, 2015

SURAT UNTUK KAYLILA

11:23 AM 0 Comments
FROM GOOGLE


Pagi ini temanya nulis fiksi berbentuk surat

-----
To: Kaylila

Assalamu'alaikum Kaylila
Apa kabar? Semoga kamu dalam keadaan sehat. Maaf bila aku sudah lancang mengirimkan surat ini padamu. Sebelum kamu marah, mohon bacalah ini sampai habis. Eum, tidak. Mungkin, surat ini tak akan pernah sampai kepadamu. Tapi, izinkan aku tetap menulisnya untukmu. 

Friday, January 23, 2015

KAMU

2:05 PM 4 Comments
Aku ingat jelas ketika kamu menangis di hari penyatuan cinta kita. Diam-diam, kelenjar mataku menitikkan airnya usai mengucapkan ijab qabul. Bahagia luar biasa, itu yang kurasa ketika berhasil duduk sebagai pendamping hidupmu. Kulihat semburat cerah di wajahmu. Kamu mengangsurkan dahi untuk kucium lembut saat kita duduk berdua di pelaminan. Kamu tersenyum. Walaupun tak secantik putri Indonesia, bagiku kamu tetap istri tercantik di hatiku. Saat kubisikkan kata-kata lembut, kamu merajuk. "Gombal," itu katamu sambil menjawil pipiku.

Sebulan setelah menikah, kita menjalani hubungan jarak jauh. Tidak lama, hanya dua bulan. Ah, itu juga terasa lama bagiku. Setiap hari di sela bimbingan skripsi, kamu selalu menyempatkan waktu untuk meneleponku. Kadang pula aku lebih dulu menyapamu via BBM. Hari demi hari, kucoba berpuasa demi menahan rindu tak terbendung ini. Aku rindu memelukmu, mencium keningmu, menjawil pipi putihmu dan mengganggumu ketika sedang mencuci piring.

Sunday, May 11, 2014

SEBUAH TEMPAT YANG JUJUR

6:57 PM 0 Comments
"Hans, sebutkan padaku, tempat apakah di dunia ini yang tidak pernah ada satupun orang yang menjamahnya," pinta Fianca.

Lelaki bermata sipit itu tertegun dengan senyum agak sinis. Sepasang alis antagonis miliknya yang seharusnya tampak sangar, mendadak layu. 

Gadis berponi dengan wajah bulat itu berbalik menatap pria yang duduk di samping kirinya. "Apa kamu tahu tempat itu?" tagihnya, membuat pria itu mendesah seraya mengejek pertanyaannya.

"Ada," jawabnya sambil merapikan jaket cokelat tuanya. "Tempat itu... belum pernah satupun orang mengunjunginya. Tak ada siapapun yang menjadikannya tempat tinggal. Padahal, tempat itu tidak begitu jauh, tapi orang-orang selalu menganggapnya asing."

Friday, April 11, 2014

GOODBYE ESPRESSO (FIKSI)

11:36 AM 5 Comments
pic by google
Aku masih di sini, duduk terpaku menatap titik-titik hujan yang mengetuk jendela bening di samping kiriku. Seorang barista baru saja meletakkan gelas espresso di meja bundarku. Barista itu tampak canggung, mungkin juga sungkan karena aku tak berkata apa-apa, pun terima kasih kepadanya. 

Sekarang, bola mataku memerhatikan cangkir espresso itu dengan saksama. Kutuangkan setengah sendok teh gula murni dan kutambahkan satu sachet kecil madu. Kusaksikan tiap kepulan asap yang mengembang bak sebuah pertunjukan opera yang tak ingin kulewatkan. Kuputar cangkir itu hingga pegangannya mengarah tepat di sebelah kanan. Tapi, tak ada hasrat yang cukup tinggi untuk segera meneguknya. Kubiarkan cangkir itu menyepi sendiri. Hanya aroma espresso-nya saja yang kunikmati.

Thursday, April 10, 2014

FIKSI: DI BAWAH HUJAN

12:19 PM 2 Comments
Hujan selalu membawa angin kemalasan bagi mereka yang lebih suka mencium selimutnya berjam-jam. Tapi, itu tidak berlaku bagiku. Hujan adalah energiku. Setiap hujan itu turun, aku selalu berlari ke teras rumah dan menghirup aromanya dengan napas panjang sambil memercikkannya ke wajahku. Dan, pagi ini aku melakukannya. Bukan di teras rumahku, melainkan di depan Stasiun Kota Baru.

Wednesday, February 12, 2014

FIKSI: SURAT DI PAGI YANG MENDUNG

9:03 AM 0 Comments
Karena lagi bingung mau nulis apa, jadinya ngarang surat aja deh. Surat ini bukan surat sebenarnya. Hanya fiktif belaka. Jadi, jika terdapat kesamaan kisah dan nama, dan apabila ada yang mewek gegara baca ini (andainya) mohon dimaafkan ya karena ini hanya imajinatif belaka. ^__^

----

Pagi itu, aku melihat lingkaran pelangi yang melengkung jauh di atas kepalamu. Dan kau hanya diam menunduk. Kucoba tanya sekali lagi, apa kabarmu dan apa yang sedang kau pikirkan. Tapi, kau hanya mengangkat kepala, menggeleng lemah lalu menerbitkan seutas senyum simpul di bibir tebalmu. Kedua tanganmu sedari tadi meremas-remas ujung jilbab maroon yang kau kenakan pagi itu.

Friday, February 7, 2014

FIKSI: MAAFKAN AKU, MAS

10:44 AM 4 Comments
Saat pertama mengenalnya, ada banyak perbedaan juga kesamaan antara aku dan dia. Dia adalah seorang praktisi kesehatan sedangkan aku adalah seorang penulis. Saat melamarku, dia sudah tahu bahwa aku tidak akan mungkin dapat melepaskan rutinitas menulis yang sudah 17 tahun kugeluti. 

Saturday, January 4, 2014

FIKSI: KAMU??

9:37 AM 0 Comments
Aku masih termenung di depan layar komputer jinjing, di meja persegi tepat di seberang tempat tidurku.  Jemariku sibuk meremas-remas gamis warna salem yang kukenakan pagi ini. Mataku dibanjiri ketegangan dan rasa penasaran. Kuselidiki baik-baik paragraf yang tertera di kotak email. Tak ada gombalan yang bersumber dari nafsu. Tapi, entah mengapa begitu manis bagiku.

"Aina, apa kamu udah baca?" Seorang perempuan bergamis hijau pupus datang sambil membawa dua gelas cokelat panas. Satu gelas untukku dan satu lagi untuknya.
'Terima kasih," ucapku sambil meletakkan gelas itu ke mejaku lalu buru-buru kututup laptopku. "Eum, baca apa, Mia?" tanyaku tak paham.

Tuesday, December 24, 2013

LIMA MENIT DENGANNYA

11:19 AM 5 Comments
by paresma elvigro

"Bion..." Matanya melongok tak percaya. Saraf-saraf kakinya sontak mati suri ketika memandangi pendaran cahaya di wajah sosok itu.

Seisi ruang kelas ini mendadak dilingkupi cahaya emas dengan bintang-bintang kecil jatuh berguguran bak salju. Kenya merasa sedang berada di sebuah tempat asing yang keindahannya tak mampu ia kemukakan dengan kata. Sebuah alat peraga anatomi manusia dan beberapa toples berisi organ-organ tubuh hewan yang sudah diawetkan di sebuah meja kuning panjang di sudut kiri Kenya sempat menghembuskan getaran kecil, seolah hidup. Ah, Kenya lagi-lagi berkhayal! Dikedipkan matanya berulang kali.

Friday, December 20, 2013

PERTEMUAN MENDEBARKAN

1:44 PM 5 Comments
rumahcurhat
1 Desember 2013 

Masih hujan. Siang jadi basah. Alis Nilon mengerucut, hampir menyambung. Dia masih terpekur dalam lautan kertas-kertas di meja belajarnya. Punggungnya disandarkan ke bantalan kursi. Kedua kakinya diangkat menyilang di atas meja, menjajah kertas-kertas yang sedari tadi menguras emosinya. Tangan kirinya menjepit pinggiran HVS bertuliskan materi kepribadian. Sementara itu, tangan kanannya memutar-mutar pulpen dengan kompulsif. Tulisan itu, dia sendiri yang membuatnya, dicetak dengan huruf besar dan warna-warni. Kepala plontos lonjongnya digoyangkan dari atas ke bawah seraya mengangguk, sekadar memberi pemahaman terhadap konsep Id dari teori psikoanalisa Freud.

Wednesday, December 18, 2013

FIKSI MINI: CINTA GEE

8:55 AM 5 Comments
pic by google

Biru, ada lebam di pinggir mata kanannya. Disapukannya dengan hati-hati kapas bermandikan alkohol ke daerah yang bengkak. "Auuugh!" jeritnya.


Jam tangan yang tergeletak miring di meja kecil, di seberang kanan tempat tidur ini berbunyi, mengingatkannya kalau ini sudah pukul enam pagi. Dia tak juga lekas berbenah untuk pulang. Usai mengobati memar di wajah dan leher, dia malah meringkuk lagi di bawah selimut cokelat yang sejak semalam membungkus tubuh kurusnya. 

Tuesday, December 17, 2013

SAAT TAKDIR MEMPERTEMUKAN KITA (LAGI)

9:40 PM 0 Comments
Malang berubah sedingin salju. Padahal, hujan hanya turun satu-satu. Konyolnya, aku menghitung rintikan hujan itu dengan gumaman yang cukup cepat. Bodoh! Ya, terkadang aku melakukan hal-hal yang mungkin bagi orang tidaklah bermakna.

Monday, December 2, 2013

(FIKSI) SENYUMAN ITU

10:17 AM 0 Comments
Aku menuliskan ini bukan karena ingin mengingatmu lebih dalam lagi. Bukan! Saat itu, masih dalam pusaran waktu 2011, tepat saat KKN berlangsung. Walau perasaan ini tak kupendam lagi, walau perasaan ini sudah lama kubuang dari dinding kalbuku, tapi, aku tetap menghormati waktu yang telah sering mempertemukan kita. Pertemuan yang sebenarnya tidak kuinginkan, mungkin kau pun demikian halnya.

Ini adalah jadwal piket pertama di hari pertama tugas KKN. Aku terpilih sebagai orang pertama. Para panitia yang telah menyusun jadwal itu, menyandingkan namaku dengan seorang teman laki-laki bernama Try. Ya. Semua teman laki-laki tak ada yang kukenal, kecuali sosok Randi.

Thursday, November 7, 2013

QUOTES: ORANG LUAR BIASA

8:42 AM 0 Comments
"Kau berusaha berkata baik-baik saja, mengulas senyum dengan air muka terpaksa di hadapan banyak orang, sementara kamu harus menggendong luka yang belum juga kering sejak kemarin. Kau terus memunggungi pedihmu demi menerbitkan asa bahagia bagi orang-orang yang kau cinta dan mencintaimu. Tapi, terkadang kau lupa bahwa dirimu juga butuh kepedulian. Seperti itulah orang-orang yang memiliki cinta luar biasa"

Wednesday, November 6, 2013

DUNIA ITU FIKSI

5:45 PM 3 Comments
"Dunia itu adalah fiksi. Kita adalah tokoh utamanya dan kisah hidup kita adalah plot yang disadur sepenuhnya dari script Lauhul Mahfudz. Penulisnya adalah Allah azza wa Jalla"

ANGKUH

5:41 PM 0 Comments
"Hiduplah sesukamu, tapi kamu tak akan pernah menjamin kebahagiaan untuk dirimu sendiri. Yang memberimu kebahagiaan hanya Allah. Jadi, janganlah berlaku angkuh pada dunia ini, sebab dunia lah yang justru akan menghinamu kemudian hari."

Tuesday, November 5, 2013

CINTA

4:05 PM 1 Comments
"Cinta itu hanya dapat didefinisikan dalam rangkaian aksara rasa. Namun, ia juga butuh kepastian untuk memintal masa depan yang terarah. Maka, saat kau memutuskan untuk mencintai dan ingin hidup bersamanya, berikan kepastian padanya tentang kapan kamu akan membahagiakannya"

MASA LALU

4:01 PM 0 Comments
"Berhentilah berharap pada dia yang tak lagi peduli padamu. Berhentilah menggerakkan langkahmu hanya untuk sekadar mengingat memoar-memoar lalu bersamanya. Bukankah itu hanya akan membuatmu galau berkepanjangan? Bukankah itu hanya akan melukai dirimu sendiri? Jangan hanya bergerak di garis masa lalu itu, karena itu tak akan pernah membuatmu baik-baik saja. Bukankah masa lalu itu hanyalah rajutan kenangan yang sejak dulu sudah tercipta untuk kamu tinggalkan? Titipkan saja doa terbaik untuknya dan lanjutkan kehidupan baru bersama orang-orang yang ditakdirkan hidup bersamamu di masa kini dan masa depan."