Ketika beberapa sahabat mengetahui profesi saya, salah satu dari mereka mulai bertanya. Salah seorang sahabat bernama Mia (biasa saya panggil Miaw, dia juga panggil saya Emmaw, panggilan akrab di antara kami berdua) bertanya tentang bagaimana kesan saya saat pertama kali mendapat tawaran sebagai dosen. Rupanya Miaw tidak sekadar bertanya, melainkan dia pun memperoleh tawaran profesi serupa ketika pulang ke kampungnya, Mataram.
Hanya ada satu perbedaan antara kami. Kalau saya memang ditugaskan di prodi BK, masih ada sangkut pautnya dengan psikologi. Tapi, kalau Miaw justru ditempatkan di akademi kebidanan meski memang masih ada beberapa mata kuliah yang mengacu pada psikologi juga.
Dari situlah kami bertukar pendapat, saling memberi masukan. Miaw sebenarnya baru berjalan sekitar dua bulan ini sedang saya sudah dari tahun lalu. Ketika saya bertanya tentang keadaan Miaw selama ngajar di akbid. Miaw bilang kalau dia belum bisa nyaman menikmati profesinya mengajar mahasiswa. Sebab, sebelumnya, saat masih menanti ijazah di Malang, dia sempat bekerja sebentar di sekolahan. Miaw masih belum rileks menghadapi mahasiswa yang usianya tidak jauh beda dengan Miaw. Saya sempat berkata ke Miaw, karena mereka tidak jauh berbeda usianya dengan kita, kalau bisa, posisikanlah diri kita seolah teman mereka, bukan sebagai dosen.