Sunday, April 18, 2021

KEKURANGAN VITAMIN D MEMICU DEPRESI, BENARKAH?

3:54 PM 0 Comments

 Welcome back dear,

Sudah lama ya tidak posting hal tentang psikologi. Postingan ini sebenarnya sudah saya draft kemarin, sisa di-publish saja. Beberapa waktu lalu saya scroll ke akun Flipboard dan menemukan topik menarik seputar depresi dan kaitannya dengan nutrisi.

Kalau kekurangan vitamin tertentu bikin kita jadi lemas, kurang darah, kurang tenaga, itu sih sudah mainstream kita dengar. Tapi, pernah tidak sih kalian kepikiran bahwa saat kekurangan konsumsi vitamin-vitamin ini, maka kita cenderung rentan terhadap gangguan psikologis.

Bagi yang pernah tahu, congrate deh, itu artinya kalian memang suka baca dan melek terhadap pengetahuan baru. Bagi yang belum pernah tahu, sini deh merapat, kita bincang bareng. Berhubung juga di blog ini lebih banyak silent reader-nya daripada yang aktif komentar (entah mungkin malu, takut, sungkan atau lainnya), tidak apa-apa. Tapi next biar lebih asyik, tinggalin komennya juga yah, agar kita bisa bertukar pikiran/opini juga.

Baca: Gangguan Mood: Depresi

Depresi. Bagi yang selalu ngikutin tulisan di blog ini pasti sudah pernah baca postingan saya tentang gangguan depresi. Depresi itu merupakan salah satu gangguan mood yang bisa dialami oleh siapapun. Bukan hanya pada orang dewasa, depresi juga bisa dialami oleh remaja.

Baca: Depresi Pada Remaja

Kita sudah sering mendengar dan membaca bahwa depresi itu cenderung lebih banyak disebabkan oleh faktor biologis dan psikososial. Namun, belum banyak dari kita yang familiar dengan faktor biologis sebagai salah satu faktor penyebab depresi.

 

Apa saja sih faktor biologis yang dapat memicu depresi? Depresi bisa juga disebabkan karena adanya gangguan sistem regulasi dan/atau perubahan keseimbangan hormon di dalam tubuh. Gangguan atau ketidakstabilan hormon ini, jika kita tarik dalam lingkup bahasa lebih luas, banyak lagi penyebabnya. Salah satunya adalah akibat kekurangan vitamin. Yap, kurangnya konsumsi vitamin tertentu bisa menyebabkan ketidakseimbangan produksi hormon bahkan defisit hormon di dalam tubuh. Bahaya juga ya ternyata. Namun perlu digarisbawahi ya bahwa kekurangan vitamin bukanlah faktor tunggal, melainkan kita juga perlu mengetahui bahwa gangguan psikologis itu pun disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan.

Vitamin apa sih yang saat kekurangan itu bisa lead us to depression? Salah satunya yang akan kita bahas adalah Vitamin D. Kurangnya asupan vitamin D (ketidakcukupan vitamin D sebesar 20-30 nanogram/mililiter) bisa memicu timbulnya gangguan psikologis dan penyakit fisik seperti  kanker, osteoporosis, penyakit kardiovaskuler, diabetes, depresi dan gangguan mental lainnya (Penckofer, Kouba, Byrn, Ferrans, 2010). 

Vitamin D ini merupakan vitamin yang paling banyak dibutuhkan oleh tubuh daripada vitamin lainnya. Vitamin D juga sangat berperan penting dalam meregulasi hormon-hormon lain. Nah, kekurangan vitamin D ini nih bisa menyebabkan tubuh turut kekurangan hormon-hormon penting  seperti testosteron pada pria dan progesteron serta estrogen pada wanita. Ketiga hormon ini merupakan bagian dari hormon yang diperlukan untuk mengatur keseimbangan suasana hati. Jika kita kekurangan progesteron, estrogen dan testosteron maka bisa memicu perubahan suasana hati hingga ke arah gangguan mood.

Jadi nih, vitamin D itu tidak hanya berfungsi untuk mengatur kalsium dan fosfor buat tulang supaya tidak terjadi osteoporosis, melainkan juga punya fungsi sebagai pengikat vitamin lain dan pengatur hormon supaya meminimalisir gangguan psikologis. Menarik sih ya, ternyata fisik dan psikis itu saling berdampingan.

Apa yang harus dilakukan atau adakah makanan yang harus dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan vitamin D?

☺ Sun and light exposure alias bertemulah dengan cahaya/matahari. Paparan sinar matahari yang baik itu saat pagi hari sebelum jam 10. Saya jadi teringat dengan ibu-ibu yang selalu bilang kenapa bayi itu harus dijemur, saya pikir cuma ritual mitos saja, tapi ternyata ada manfaatnya juga. Bukan cuma bayi atau baju jemuran yang butuh sinar matahari loh ya, remaja dan orang dewasa pun memerlukan cahaya matahari. Keluar rumah dan berjemur sekitar 20-30 menit di bawah cahaya matahari pagi itu sangat baik supaya senyawa-senyawa tertentu dalam tubuh bisa dikonversi menjadi vitamin D. Nah, beruntunglah ya buat kalian yang tinggal di daerah tropis.

Paparan sinar matahari ini ternyata membantu menstimulasi tubuh untuk memproduksi vitamin D. Nah, daripada beli vitamin bentuk suplemen dengan harga yang mahal, mending konsumsi yang gratis saja, hahaha... Kalau bisa sih, rumah kita dicat dengan warna yang terang dan punya ventilasi yang memadai supaya cahaya bisa tetep masuk ke dalam rumah ya.

Buat kalian yang tinggal di area atau kawasan rumah yang gelap/minim cahaya matahari seperti di daerah pegunungan dengan cuaca dingin atau ekstrim, kalau mengacu pada penelitian psikologi sih, orang-orangnya cenderung lebih mudah mengalami Seasonal Affective Disorder.

Mengkonsumsi beberapa makanan sumber vitamin D. Menurut Holick (2007), sumber makanan yang baik untuk dikonsumsi guna mencukupi kebutuhan vitamin D antara lain berasal dari sumber makanan alami yaitu ikan berlemak seperti salmon, tuna, sarden, mackarel, minyak ikan kod, jamur shitake dan jamur kancing, dan telur. Kemudian dari sumber makanan fortifikasi antara lain jus jeruk, susu formula bayi, yoghurt, susu, mentega, margarin, keju dan sereal.

Gimana dear, mantap kan pengetahuan kali ini. Semoga bermanfaat yah.

 

Referensi:

 

Holick, M.F. (2007). Vitamin D deficiency. The New England Journal of Medicine, 357, 266-281.

Penckofer, S., Kouba, J., Byrn, M., & Ferrans, C.E. (2010). Vitamin D and depression: Where is all the sunshine. Issues Mental Health Nurs., 31 (60, 385-393.