Silaturahim mampu mendatangkan rezeki?
That's RIGHT! Siapa sangka. Ini diperkuat dengan Al-Qur'an dan hadits shahih berikut ini.
"Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim, sesungguhnya Allah menjaga dan mengawasi kamu,"QS. An-Nisaa':1)
"Anas r.a berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,'Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dilamakan bekas telapak kakinya (dipanjangkan umurnya), hendaknya ia menyambung tali silaturahmi."(Muttafaq'alaih)
Sama seperti kebanyakan muslim yang lain, secara sadar atau tidak, disengaja ataupun tidak, aku pun pernah membuktikannya sendiri.
Dulu semasa kuliah, kami memang punya agenda yang biasa disebut dengan halaqoh atau liqo' dan agenda organisasi lainnya yang mewajibkan kami untuk bertemu dan bertatap muka satu sama lain. Nah, salah satu fungsi dari agenda ini yaa untuk menyambung silaturahim. Acap kali bepergian bersama kawan-kawan sejawat mengunjungi satu sama lain, entah itu untuk menghadiri majelis ilmu, jenguk yang lagi sakit atau sekadar menyambung silaturahim karena lama nggak ketemu, alhamdulillah, kami memperoleh rezeki yang bisa dibilang nilainya tidak bisa diakumulasikan hanya dalam bentuk uang. Yang tadinya aku pribadi sering sakit karena kecapekan akibat rutinitas yang bejibun, setelah rutin bersilaturahim, keluhan sakit itu semakin berkurang dan nggak sesering di zaman SMA ke bawah dulu. Di samping itu, kalau ada lagi punya hajat, malah cepet banged tertunaikan, dan masih banyak lagi. Tentunya itu semua atas seizin Allah.
Selain itu, waktu skripsi, aku diwajibkan untuk mencari subjek penelitian "orang yang udah bercerai" nah itu tuh gampang2 susah. Tapi, setelah dipikir lagi, iya yaa, ada enaknya juga kalau skripsian. Enaknya apa? Lagi-lagi bersilaturahim. Meskipun silaturahimnya sama orang yang baru dikenal saat skripsi itu juga, tetapi di balik itu, ada keajaiban rezeki yang diperoleh. Aku bisa memperoleh banyak ilmu terkait fenomena perceraian dan bagaimana dinamika psikologisnya secara "nyata" di lapangan. Ketika dompetku "menipis" habis dipake buat beli kepentingan skripsi, bensin dan segala macem, eeh nggak tahunya aku juga sering dapat "makan gratis" atau snack buah tangan dari si subjekku itu padahal baru kenalan. Lebih fantastisnya lagi, bisa dapat doa dari mereka. MasyaAllah! Semua itu tuh nggak akan cukup kalau diceritakan hanya di lembaran e-diaryku ini sebab begitu banyak nikmat yang kudapatkan dari silaturahim itu sendiri.
Luar biasa!
Hari Minggu kemarin ini aja, yang tadinya aku sama seorang sahabat karibku pengen cari alamat aja. Eh gak tahunya pas udah dapet karena cuma sebentar dan entah mau ngapain lagi, akhirnya kami putuskan secara dadakan untuk berkunjung ke salah satu rumah teman SMA kami yang dekat dengan "alamat" yang tadi udah kami cari dan temukan.
Emang dasarnya dadakan, gak terencana tapi lagi-lagi karena silaturahim itulah, kami dapet banyak rezeki. Mulai dari nyicip snack ringan, sharing ilmu yang bermanfaat, evaluasi dari cerita kenangan semasa SMA, tukar ilmu terkait orang-orang di sekitar kita yang ternyata lebih cepat sukses daripada yang diduga, hingga "makan gratis" :D hehehe. Wah subhanallah sekali. Bahkan dari silaturahim kemarin, yang tadinya aku kurang bersemangat karena cuaca yang tidak menentu, gerah bukan main dan hujan yang tiba-tiba mengguyur, itu semua terobati otomatis dengan silaturahim itu sendiri. Sederhana kan tapi sangat berarti.
Aku rasa, semua orang pun memikirkan hal yang sama dengan apa yang kutulis ini meskipun kisahnya berbeda-beda tiap orang.
Jadi, yang jelas, kalau mau rezekinya dilapangkan, perbanyak silaturahim lah salah satu cara jitunya.
Gimana dengan kisah silaturahim kamu kawan???