Saturday, January 5, 2013

USANG

5:26 AM 0 Comments


By: Paresma Elvigro 

Nanar mataku berbelok ke arah siluet fajar
Betisku kaku memeluk dinding selasar
Jemariku berceloteh dalam riak gusar
Dengan kekuatan karang, kugembok rasa sabar
Hingga lonceng tua memekik dalam koklea pun, aku masih menantimu

Tama, tahukah kau wahai sahabatku?
Aku merindumu di tepi dermaga sejak kapal pesiarmu berlayar 13 tahun silam
Tergugu aku dalam gelombang tanya yang kau tembakkan bagai meriam
Jejak peninggalanmu mencabik semangatku hingga padam
Tidakkah dirimu hendak mengangsurkan secarik kabar agar aku tenang dalam diam?

Lama aku membangun kastil beratap tudung kerinduan di balik raga ingusan dulu
Hingga jiwa tumbuh pesat dalam kubangan usia yang matang, bahkan masih tegar mencarimu

Dan, kudapati ragamu jauh bertengger di dahan yang rimbun
Tidak seperti di dermaga tempat kita pernah bermain balok susun
Rahang mulutku memaksa untuk menyapa punggungmu yang jauh di monitor maya
Namun, amnesia kian berlari dalam saraf ingatanmu
Semudah itukah kalbumu mengikis habis persahabatan kita?

Kastil rinduku kini usang dilahap rayap
Usang sebab berdebu diterpa hujan abu
Sudah tamat episode rindu ini sebab kau melempar kisahnya ke dalam lembah curam

***