Sudah lama ya tidak
posting hal tentang psikologi. Postingan ini sebenarnya sudah saya draft kemarin,
sisa di-publish saja. Beberapa waktu lalu saya scroll ke
akun Flipboard dan menemukan topik menarik seputar depresi dan kaitannya dengan
nutrisi.
Kalau kekurangan
vitamin tertentu bikin kita jadi lemas, kurang darah, kurang tenaga, itu sih
sudah mainstream kita dengar. Tapi, pernah tidak sih
kalian kepikiran bahwa saat kekurangan konsumsi vitamin-vitamin ini, maka kita
cenderung rentan terhadap gangguan psikologis.
Bagi yang pernah tahu, congrate deh, itu artinya kalian memang
suka baca dan melek terhadap pengetahuan baru. Bagi yang belum pernah tahu,
sini deh merapat, kita bincang bareng. Berhubung juga di blog ini lebih
banyak silent reader-nya daripada yang aktif komentar (entah
mungkin malu, takut, sungkan atau lainnya), tidak apa-apa. Tapi next biar
lebih asyik, tinggalin komennya juga yah, agar kita bisa bertukar pikiran/opini
juga.
Depresi. Bagi yang
selalu ngikutin tulisan di blog ini pasti sudah pernah baca postingan saya
tentang gangguan depresi. Depresi itu merupakan salah satu gangguan mood yang
bisa dialami oleh siapapun. Bukan hanya pada orang dewasa, depresi juga bisa
dialami oleh remaja.
Kita sudah sering
mendengar dan membaca bahwa depresi itu cenderung lebih banyak disebabkan oleh
faktor biologis dan psikososial. Namun, belum banyak dari kita yang familiar
dengan faktor biologis sebagai salah satu faktor penyebab depresi.
Apa saja sih faktor
biologis yang dapat memicu depresi? Depresi bisa juga disebabkan karena adanya
gangguan sistem regulasi dan/atau perubahan keseimbangan hormon di dalam tubuh.
Gangguan atau ketidakstabilan hormon ini, jika kita tarik dalam lingkup bahasa
lebih luas, banyak lagi penyebabnya. Salah satunya adalah akibat kekurangan
vitamin. Yap, kurangnya konsumsi vitamin tertentu bisa menyebabkan
ketidakseimbangan produksi hormon bahkan defisit hormon di dalam tubuh. Bahaya
juga ya ternyata. Namun perlu digarisbawahi ya bahwa kekurangan vitamin
bukanlah faktor tunggal, melainkan kita juga perlu mengetahui bahwa gangguan
psikologis itu pun disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan.
Vitamin apa sih yang saat kekurangan itu bisa lead
us to depression? Salah satunya yang akan kita bahas adalah Vitamin D.
Kurangnya asupan vitamin D (ketidakcukupan vitamin D sebesar 20-30
nanogram/mililiter) bisa memicu timbulnya gangguan psikologis dan penyakit
fisik seperti kanker, osteoporosis, penyakit kardiovaskuler, diabetes,
depresi dan gangguan mental lainnya (Penckofer,
Kouba, Byrn, Ferrans, 2010).
Vitamin D ini merupakan
vitamin yang paling banyak dibutuhkan oleh tubuh daripada vitamin lainnya.
Vitamin D juga sangat berperan penting dalam meregulasi hormon-hormon lain.
Nah, kekurangan vitamin D ini nih bisa menyebabkan tubuh turut kekurangan
hormon-hormon penting seperti testosteron pada pria dan progesteron serta
estrogen pada wanita. Ketiga hormon ini merupakan bagian dari hormon yang
diperlukan untuk mengatur keseimbangan suasana hati. Jika kita kekurangan
progesteron, estrogen dan testosteron maka bisa memicu perubahan suasana hati
hingga ke arah gangguan mood.
Jadi nih, vitamin D itu
tidak hanya berfungsi untuk mengatur kalsium dan fosfor buat tulang supaya
tidak terjadi osteoporosis, melainkan juga punya fungsi sebagai pengikat
vitamin lain dan pengatur hormon supaya meminimalisir gangguan psikologis.
Menarik sih ya, ternyata fisik dan psikis itu saling berdampingan.
Apa yang harus
dilakukan atau adakah makanan yang harus dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan
vitamin D?
☺ Sun and
light exposure alias bertemulah dengan cahaya/matahari.
Paparan sinar matahari yang baik itu saat pagi hari sebelum jam 10. Saya jadi
teringat dengan ibu-ibu yang selalu bilang kenapa bayi itu harus dijemur, saya
pikir cuma ritual mitos saja, tapi ternyata ada manfaatnya juga. Bukan cuma
bayi atau baju jemuran yang butuh sinar matahari loh ya, remaja dan orang
dewasa pun memerlukan cahaya matahari. Keluar rumah dan berjemur sekitar 20-30
menit di bawah cahaya matahari pagi itu sangat baik supaya senyawa-senyawa
tertentu dalam tubuh bisa dikonversi menjadi vitamin D. Nah, beruntunglah ya
buat kalian yang tinggal di daerah tropis.
Paparan sinar matahari ini ternyata membantu menstimulasi tubuh untuk
memproduksi vitamin D. Nah, daripada beli vitamin bentuk suplemen dengan harga
yang mahal, mending konsumsi yang gratis saja, hahaha... Kalau bisa sih, rumah
kita dicat dengan warna yang terang dan punya ventilasi yang memadai supaya
cahaya bisa tetep masuk ke dalam rumah ya.
Buat kalian yang tinggal di area atau kawasan rumah yang gelap/minim cahaya
matahari seperti di daerah pegunungan dengan cuaca dingin atau ekstrim, kalau
mengacu pada penelitian psikologi sih, orang-orangnya cenderung lebih mudah
mengalami Seasonal Affective Disorder.
☺Mengkonsumsi beberapa makanan sumber vitamin D. Menurut Holick
(2007), sumber makanan yang baik untuk dikonsumsi guna mencukupi kebutuhan
vitamin D antara lain berasal dari sumber makanan alami yaitu ikan berlemak
seperti salmon, tuna, sarden, mackarel, minyak ikan kod, jamur shitake dan
jamur kancing, dan telur. Kemudian dari sumber makanan fortifikasi antara lain
jus jeruk, susu formula bayi, yoghurt, susu, mentega, margarin, keju dan
sereal.
Gimana dear,
mantap kan pengetahuan kali ini. Semoga bermanfaat yah.
Referensi:
Holick, M.F. (2007).
Vitamin D deficiency. The New England Journal of Medicine, 357,
266-281.
Penckofer, S., Kouba,
J., Byrn, M., & Ferrans, C.E. (2010). Vitamin D and depression: Where is
all the sunshine. Issues Mental Health Nurs., 31 (60, 385-393.