By Paresma Elvigro dedicated for my beloved neighbourhood
Parasmu ayu
Lakumu tegas bagai
lelaki
Meski tak sedarah
pun tak sebapak ibu, kamu ibarat saudara bagi kami
Saat kepulanganku
menjelang 23 tahun usiaku
Hingga hari ini
Hari di mana semua
tergugu pilu
Kudapati dirimu
terbujur kaku
Seluruh pasang
mata kuyup memandangmu
Papar mereka...
Baru tadi, usai
azan Magrib mengentak bumi
Kamu bersolek rapi
Membalut kotak
warna-warni bertuliskan "happy birthday my friend"
Lalu, menyigapkan langkah
Menderu motormu di
bawah siluet samar jalan menanjak
Rintik sayu air
suci dari Allah menyertaimu
Secepat kilat, bumi
berhujan darah
Darah yang tak
lain berlinang dari tubuhmu yang berderak-derak, Nduk ayu
Napasmu pun terangkat
ke langit bersama rinai hujan
Sebentuk mesin beratribut
manusia khianat perenggut nyawamu berlari meninggalkanmu,
Kami
terhuyung-huyung menyaksikan parasmu memucat tanpa kata di pembaringan
Tubuhmu
menghangat, hampir mendidih sedang ubun-ubunmu membeku
Apalagi Budhe,
Pakdhe, Uci sahabatku, Dek Tia, Kak Mega, Kak Feny, seluruh penghuni blok ini
Tersayat, terhunus
dengan senyum yang tak lagi mengembang esok
Tak ada lagi wajah
ceria yang menyalimi jemariku kala bertandang ke rumah itu
Tak ada lagi wajah
belia si penggila tokoh Korea
Tak ada lagi wajah
memerah yang akan kutemui di masjid hijau seperti ramadan lalu
Tak ada lagi
remaja berseragam manis dan bermotor merah muda
Senin, 14 Januari
2013...
Dek Intan,
Sungguh singkat
pertemuan denganmu
Hari ini, hidupmu
telah mencapai sempurna, kembali ke peraduan-Nya
Selamat jalan,
tetanggaku yang manis
Semoga kamu
mendapat tempat terindah di sana
Maha Besar lagi
Maha Pengasih Allah
Semoga dilunturkan
segala kesalahanmu
Aamiin aamiin yaa
rabbal'aalamiin...
Tidak akan ada
yang tahu kapan napas akan mencapai tahap sempurna
Rezeki, hidup dan
maut hanyalah Dia yang Maha Mengetahui
Hanya kepada
Allah, terhimpun kembali
