Mengingat kembali impian terbesarku setelah melihat postingan artikel dari blog seorang mas dokter yang sangat menginspirasi. Seperti tercetus kembali, seperti dihantam sama palu-palu segede jagad raya.
Impian yang pernah kulontarkan sejak zaman dulu. Impian yang cukup menakutkan. Impian itu adalah membangun panti asuhan dan perpustakaan bagi anak-anak kurang mampu. Apakah akan terwujud?
Tadinya, nyali saya sempat ciut, mengingat saya pribadi bukanlah orang yang kaya raya. Apakah saya harus percaya bahwa impian itu akan terwujud? Setelah lama, bertahun-tahun, barulah saya bertemu dengan sebuah blog yang dimiliki oleh seseorang yang sungguh prestisius bagi saya. Seolah menjawab pertanyaan dan menantang nyali saya kembali, apakah itu akan bisa saya wujudkan atau justru mati tenggelam dalam buaian impian belaka? Orang tersebut tidak tahunya punya impian yang sama dengan saya, yaah... meski saya tahu banyak juga selain beliau yang punya impian seperti saya. Tapi, entah mengapa, melihat, membaca dan mengenal beliau sekilas tampak sebagai keajaiban buat saya.
Karena artikel postingan beliau di blog, saya jadi tertampar. Dulu, saya bahkan tidak tahu bagaimana caranya melangkah, mulai dari mana, dan lebih dari itu saya bahkan tidak percaya diri untuk memiliki impian seperti itu. Ya, meski itu cuma memiliki, rasanya benar-benar membuat saya minder.
Tapi, setelah mengenal tulisan-tulisan dan cara pandang beliau, saya jadi tergerak. Mungkin masih belum seberapa pergerakan yang saya lakukan untuk mewujudkan impian itu. Berbagai penolakan yang dunia hujamkan juga semakin sering seiring dengan upaya saya walau hanya sejengkal.
Ternyata, untuk berani memiliki impian besar itu, satu-satunya cara utama dan pertama yang harus ditanamkan dalam diri adalah RASA PERCAYA DIRI DAN KEYAKINAN. Begitu kata beliau yang akrab disapa dokter/mas Bram. Terjawab sudah bahwa permasalah mendasar yang saya alami adalah krisis percaya diri. Untuk impian lain sebenarnya saya cukup bahkan sangat optimis meskipun pada kenyataannya tidak jarang pula mengalami kegagalan dan terjatuh. Itulah.
Jadi, sejak rutin membaca berbagai artikel ringan dari dokter Bramastha, setidaknya saya percaya diri lagi, mulai melakukan segala cara yang saya bisa untuk mewujudkan impian itu. Selain itu, saya juga ingat betul bahwa tidak ada yang tidak mungkin bila Allah sudah berkehendak. Kun Fayakun! Ya, itu yang saya yakini.
Saat ini, saya belajar lagi dan terus belajar, terus menggali apa yang menjadi potensi saya. Progres saya saat ini terbilang cukup lambat. Heuum, saya harus perbaiki itu sekarang juga. Saya mau dan saya ingin berusaha lebih giat lagi agar impian itu terwujud. Kalau toh di kemudian hari, impian itu belum terwujud, asalkan saya sudah berusaha keras dan maksimal, saya serahkan saja sama Allah. Mungkin, Dia memiliki rencana lain yang lebih baik dari ini.
Heum, bismillah, harus yakin, yakin yakin yakin yakin, percaya.... Daripada memikirkan hasilnya seperti apa ke depannya, lebih baik berusaha dulu semaksimal mungkin, menikmati setiap prosesnya dan mengambil pelajaran berharga dari setiap proses itu.
Ya Rabb, please help me. Izinkan aku untuk bermanfaat bagi orang banyak. Aku ingin membantu mereka yang ada di luar sana. Ingin, sangat ingin, semoga bisa terwujud, aamiin...
Sunday, June 2, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Mimpi memang sering mengajak kita untuk selalu berusaha mewujudkannya ya Mbk.
ReplyDeleteSalam dari Jember
iya, mimpi itu memang gratis tapi menjadikan mimpi itu kenyataan itulah yang gak gratis ^_^
Deleteiya salam kenal juga
Heheeeeeee
DeleteIya memang Mbk.
Saya juga bercita cita jadi POLISI
Tapi kenyataannya gigit jari deh.
Ini ceritanya .
http://pacapaku.blogspot.com/2013/05/cita-cita-ku-menjadi-seorang-polisi.html
Aiiiih, Aya kesetrum baca iniiii... Aya pun mesti percaya pada impian2 Aya. SEMANGKA+SEMANGGI
ReplyDeleteLIKE THIS : "KESETRUM" ehehehe,, saya apalagi Aya, berasa kena sengatan listrik 200 ribu volt hahahaha
Delete