Apakah ada di antara kita sedang dilanda musibah?
Bagaimana reaksi Anda ketika mendengar, melihat atau bahkan merasakan sendiri musibah itu?
Kita tidak dapat memprediksi kapan dan di mana musibah itu muncul dan terjadi dan siapa saja yang akan merasakannya. Terkadang kita dibuat tersentak hebat saat mendengar atau melihat berbagai berita yang mengguncang dunia. Sebagai contohnya adalah musibah banjir besar di Jakarta, Ibukota Negara tercinta ini beberapa saat lalu. Banyak korban berjatuhan, orang-orang kehilangan rumah, harta benda hingga nyawa pun terenggut. Belum lagi kasus korupsi yang semakin menjalar bin merajalela tidak kenal ampun, tidak tahu malu. Anak-anak terpaksa mengais sampah demi sesuap nasi. Lalu, peristiwa illegal logging yang mengakibatkan hutan gundul. Semua hal itu saling terkait dan membuat dunia terasa makin carut-marut, seolah runtuh tertimpa tangga.
Dalam benak kita, pasti akan ada sebuah bisikan kecil yang bertanya, apa yang harus kita lakukan? bagaimana cara untuk mengubah dunia agar menjadi damai, tenteram, makmur dan bahagia sesuai dengan harapan kita?
Terkait hal ini, Adjie Silarus memiliki sebuah jawaban yaitu “Mengubah diri terlebih dahulu.” Meditator yang telah mendalami teknik meditas sejenak hening selama beberapa tahun ini menggambarkan bahwa setiap individu merupakan komponen yang saling berpengaruh dengan ekosistem besar bernama dunia. Sehingga, apabila sebuah perubahan menjadi kebutuhan, maka tentu langkah pertama untuk memulai perubahan itu adalah dengan mengubah diri sendiri terlebih dahulu.
Setelah mengubah diri sendiri, baru selanjutnya efek perubahan tersebut akan menular secara otomatis kepada sekitarnya. Adjie juga menambahkan, tidak ada seorang pemain tunggal yang bertanggung jawab penuh terhadap seisi dunia. Hal ini disebabkan karena sejak awal Tuhan telah menciptakan alam semesta ini sebagai satu kesatuan, saling membutuhkan, saling ketergantungan dan saling berpengaruh. Bahkan, seorang presiden yang memangku jabatan tertinggi di sebuah negara pun, tentu tidak bisa berlaku sekehendaknya. Namun, bukan berarti tidak ada yang dapat dilakukan. Justru sebaliknya, menurut Adjie, jika setiap orang mau memulai mengubah diri sendiri terlebih dahulu, maka keharmonisan dalam alam akan lebih mudah dicapai.
Bagaimana langkah yang harus ditempuh dalam perbaikan diri ini?
Salah satu cara yang disarankan oleh Adjie Silarus adalah dengan memulai menerima diri sendiri. Setiap individu pasti tidak lepas dari berbagai pengalaman, baik itu menyenangkan atau yang buruk. Setiap pengalaman tersebut akan membentuk diri kita menjadi pribadi seperti sekarang. Adakalanya, pengalaman buruk membuat seseorang menjadi apatis, pasif, bertindak agresif terhadap orang lain dan sulit merasakan kebahagiaan. Itu karena pengalaman buruk meninggalkan bekas luka dalam pada diri seseorang. Sehingga, orang tersebut berusaha untuk menutup-nutupi dan memaksa diri untuk melupakannya. Proses menutupi luka masa lalu inilah yang bisa berbalik membuat kita tidak bahagia.
Bagaimana agar kita dapat mencapai keseimbangan dan kebahagiaan itu?
Kembali lagi pada jawaban awal. Untuk mencapai keadaan seimbang dan bahagia itu, Adjie menganjurkan untuk memulai menerima diri sendiri secara apa adanya. Baik pengalaman indah ataupun buruk, semua adalah bagian dari diri yang perlu diterima secara menyeluruh/utuh/holistik. “Tanpa penerimaan diri yang utuh seperti itu, kita tidak akan pernah bisa menjadi insan yang lengkap dan mampu berkontribusi positif terhadap lingkungan maupun dunia,” tutur Adjie.
Selanjutnya, Adjie mengatakan bahwa untuk berkontribusi positif terhadap dunia, kita tidak perlu menunggu hingga semuanya sempurna. Jangan menunggu perintah atau aba-aba dari orang lain. Jangan hanya menunggu keajaiban datang dengan sendirinya tanpa usaha apapun. Setiap orang bisa memulai dengan langkah kecil yang kemudian dilakukan secara kontinyu dan konsisten/berkelanjutan. Misalnya mulai memperlakukan alam dengan lebih baik, belajar dan terus mengingatkan diri untuk membuang sampah pada tempatnya, bersikap baik terhadap sesama dan tentunya menghindari perilaku korup alias merampas hak orang lain.
Apa hasil yang dapat kita rasakan ketika telah menjalankan hal di atas?
Di akhir perbincangannya dengan pihak Indscript Creative, Adjie menuturkan bahwa jika kita sudah merubah diri menjadi insan yang lebih peduli, dengan sendirinya masalah di dunia ini akan berkurang, sekalipun pencapaiannya satu demi satu. Tidak perlu terburu-buru saat memutuskan untuk berubah. Nikmati dan hayati setiap prosesnya. Sebab, seseorang yang ingin berubah itu ibarat seorang pemahat atau peternak, membutuhkan proses dan kesabaran. Selain itu, Adjie juga menyarankan agar kita tidak lupa untuk senantiasa menyambungkan diri kita dengan alam dan Sang Pencipta.
Bagaimana? Apakah Anda masih pusing dan kepo untuk mengubah dunia menjadi lebih baik?
Pastikan Anda pun turut melakukan perubahan itu, paling pertama perubahan dari diri kita sendiri. Karena setiap hari sejatinya kita selalu baru. Tanpa kita sadari Tuhan pun senantiasa membarui diri kita baik itu organ tubuh kita, fisik kita, psikis kita, lingkungan kita dan lainnya. Hanya saja pembaruan itu membutuhkan kesadaran dari diri kita masing-masing, sudahkah kita menerima diri apa adanya? Sudahkah kita siap menerima perubahan pada diri dan lingkungan kita? Anda lah yang tahu jawabannya.
Personal Branding Agency, Indscript Creative
Manajemen Adjie Silarus, 268ED6C1
No comments:
Post a Comment
Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.