1. Metode Penelitian Dalam Psikologi
Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti biasanya menggunakan metode dengan pendekatan kuantitatif dan/atau kualitatif. Berikut ini penjelasan masing-masing dari pendekatan tersebut.
a. Kuantitatif: pendekatan dalam penelitian atau biasa disebut dengan model penelitian dengan pengolahan dan penyajian data mempergunakan metode statistik yang memungkinkan peneliti untuk menetapkan secara eksak. Pendekatan ini menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan statistik. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian inferensial atau untuk keperluan pengujian hipotesis. Dengan perhitungan statistik, maka akan diperoleh besarnya signifikansi untuk uji perbedaan maupun uji korelasi. Pendekatan tersebut juga digunakan untuk penelitian deskriptif survey yang menganalisis frekuensi dengan menghitung presentase. Dalam penelitian jenis kuantitatif pada umumnya menggunakan jumlah sampel yang besar. Adapun jenis penelitian yang termasuk dalam penelitian kuantitatif adalah:
i. Penelitian ekperimen: penelitian yang sistematis, logis dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi atau memanipulasi suatu stimulan, treatment atau kondisi-kondisi ekperimental. Kemudian, mengobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut. Ketika peneliti menggunakan penelitian eksperimen, maka harus dijelaskan desain eksperimen yang digunakan sesuai masalah atau hipotesis penelitian dan cara mengontrol extraneous variable.
Berdasarkan paradigma eksperimental dapat dibedakan dua jenis desain yaitu between subject design dan within subject design. Sedang berdasarkan pada dua teknik kontrol dan jumlah kelompok subjek dapat dibedakan meliputi: one group postest design, one group pretest-postest design, time series design sedang yang dua kelompok subjek: static group design, nonrandomized pretest-postest control group design, randomized two-groups design, postest only, randomized matched two groups design, pretest-postest control group design, analysis of covariance control group design. Desain lebih dari dua kelompok atau Anavar satu jalan: randomized one-way anova, randomized blocked one-way anova, one-way anova. Desain lebih dari tiga kelompok: factorial randomized factorial design, randomized blocked factorial design, statistical control with factorial design.
ii. Penelitian korelasional: penelitian yang bertujuan melihat hubungan antara variabel atau beberapa variabel dengan variabel lain. Contoh: studi untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dan prestasi belajar.
iii. Kausal-komparatif: penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor penyebab melalui data yang dikumpulkan. Ciri pokok dari penelitian ini merupakan penelitian expost facto, di mana peneliti dalam memabandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya tidak dapat melakukan treatment. Penelitian ini cenderung mengandalkan data kuantitatif. Contoh: penelitian untuk mencari perbedaan perilaku agresi dilihat dari jenis kelamin, tipe kepribadian dan pola asuh orang tua.
iv. Penelitian deskriptif survey: jenis penelitian yang bertujuan menggambarkan mengenai kekhususan suatu objek dan berusaha menghubungkan fenomena psikologis dengan aspek lain yang dianggap penting. Pendekatan deskriptif-survey menggunakan analisis presentase/frekuensi dari gambaran fenomena secara induktif sebagai hasil dari studi survey. Contoh permasalahan: bagaimana gambaran tentang kebutuhan wanita yang menjadi perokok, bagaimana pandangan remaja tentang kekerasan dalam rumah tangga, dsb.
b. Penelitian kualitatif: penelitian dengan pendekatan ini lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta terhadap analisis dinamika hubungan antar fenomena yang diamati. Dalam penelitian kualitatif, tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan dukngan data kuantitatif. Pada penelitian jenis studi kasus, grounded research, action research, penelitian tindakan dan studi literatur maka biasanya menggunakan pendekatan kualitatif. Sebagian besar sampel yang digunakan dalam jumlah kecil. Adapun jenis penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:
i. Studi kasus: penelitian yang bertujuan mempelajari secara intensif mengenai unit sosial tertentu meliputi individu, kelompok, lembaga dan masyarakat. Biasanya, studi kasus ini juga bertujuan untuk memahami siklus kehidupan atau bagian dari siklus hidup suatu unit tertentu. Studi kasus biasanya dilakukan karena cenderung didorong oleh keperluan pemecahan masalah. Contoh: studi perkembangan kepribadian anak autis di suatu sekolah, studi secara mendalam mengenai anak yang mengalami ketidakmampuan belajar.
ii. Acton research: penelitian yang bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan secara langsung di dunia kerja atau dunia aktual lainnya. Dengan kata lain, penelitian tindakan ini merupakan upaya untuk mengujicobakan ide-ide ke dalam praktek dalam skala mikro untuk memperbaiki/mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi. Contoh: program inservice training untuk melatih para konselor bekerja dengan anak putus sekolah; untuk menyusun program penjajagan dalam pencegahan kecelakaan pada pendidikan pengemudi.
iii. Grounded research: penelitian yang tidak bertolak pada teori, tetapi berangkat dari data-data faktual di lapangan. Dengan demikian, penelitian tersebut berangkat dari dunia empiris, bukan dari hal yang konseptual atau abstrak. Penelitian ini menekankan pada lahirnya teori berdasarkan data/fakta yang muncul dari data empiris dan realitas sosial. Konsep dan hipotesis muncul dari data itu sendiri, di mana kategori, penjelasan, dan keterangan tidak pernah dibuat sebelum penelitian terjadi. Contoh: studi motif-motif sosial suku Batak, perilaku suku Bugis atau lainnya.
iv. Life history: untuk melihat bagaimana reaksi, tanggapan, interpretasi dan pandangan dari dalam terhadap diri/masyarakat tertentu (autokritik). Penelitian ini mirip dengan studi kasus di mana menekankan pada pentingnya untuk memahami bagaimana suddenly event menjadi turning point dalam kehidupan seseorang. Dalam penelitian ini, sangat perlu diperhatikan tata bahasa yang digunakan.
v. Penelitian partisipatoris: penelitian ini menghindari pengumpulan data yang bersifat top-down. Metode yang digunakan seperti FGD (FOCUS GROUP DISCUSSION), penyusunan matriks kebutuhan, diagram, dongeng, observasi, menggambar, lembar pengingat, bermain peran dsb.
vi. Penelitian etnografi: penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa budaya itu dipelajari dan dibagi bersama anggota-anggota masyarakat dan perlu dideskripsikan dan dimengerti. Karakteristik penelitian ini ada yang bersifat deskriptif (konvensional, interpretif) dan ada juga yang kritikal (misal: mempertanyakan emansipati, meneliti praktek sosial dalam budaya makro. Penelitian ini memerlukan waktu lama karena interpretasi budaya hadir dalam tingkatan/lapisan berbeda, perlu penelaahan mendalam dan terkadang repetitif terhadap fenomena tertentu agar dapat merefleksikan budaya yang diteliti.
2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Penelitian Dalam Psikologi
Secara garis besar, perbedaan kelebihan dan kelemahan dalam dua metode besar dalam penelitian psikologi (kuantitatif-kualitatif) adalah sebagai berikut:
Kuantitatif | Kualitatif |
1. Kejelasan unsur: tujuan, pendekatan, subjek, sampel, sumber data sudah mantap dan rinci sejak awal | Subjek sampel, sumber data tidak mantap dan rinci, masih fleksibel, timbul dan berkembang seiring berjalannya penelitian itu sendiri |
2. Langkah penelitian: segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun | Baru diketahui dengan mantap dan jelas setelah peneitian selesai |
3. Hipotesis (jika perlu): ada hipotesis yang akan diajukan dan dapat ditentukan hasil yang diramalkan dari hipotesis tersebut | Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya tetapi dapat lahir selama penelitian berlangsung (tentatif) dan hasil penelitian bersifat terbuka |
4. Desain penelitian: ada kejelasan desain beserta langkah-langkah penelitian dari hasil yang diharapkan | Desain penelitian fleksibel dengan langkah dan hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya |
5. Pengumpulan data: kegiatan pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan | Kegiatan pengumpulan data harus selalu dilakukan sendiri oleh peneliti untuk memperoleh kevalidan dari data dan hasilnya |
6. Analisis data: dilakukan setelah semua data terkumpul | Dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data |
7. Proses: memungkinkan untuk menyelesaikan penelitian dalam waktu yang lebih cepat | Memerlukan waktu yang lebih lama daripada kuantitatif agar memperoleh validasi dan reliabilitas data serta hasil yang rinci dan mantap |
SUMBER ?
ReplyDelete