Wednesday, April 3, 2013

GANGGUAN MOOD PART 1 (DEPRESI)

Kebetulan, aku baru ingat, pernah ada seorang teman yang meminta untuk menjelaskan apa sih jenis-jenis gangguan mood itu?


Hari ini, sebelum kujelaskan, terlebih dahulu aku mau mengatakan bahwa tipe-tipe gangguan mood itu ada banyak jadi biar lebih efisien, maka aku akan menuliskannya/memecahnya per bagian. Jadi akan ada beberapa artikel terkait gangguan mood. Hari ini, mari kita bahas tipe gangguan mood part 1 yaitu DEPRESI.


Sebelumnya, ada yang tahu apa itu gangguan mood? Seringkali orang dengan mudah atau gamblangnya mengatakan/mencap bahwa dirinya sedang mengalami gangguan mood atau sesekali bilang, "Gak mood ah!" Yang perlu diperhatikan di sini, berbeda antara "gak mood" dengan "gangguan mood". Kalau ada yang merasa moody-an, itu bisa hanya merupakan kecenderungan akibat pengaruh rasa malas, letih dan sedang tidak bergairah untuk melakukan rutinitas apapun. Sedangkan gangguan mood, itu jauh lebih berbahaya. Yang namanya "gangguan/disorder" itu jelas-jelas mempunyai aspek diagnosis mengapa bisa dikatakan gangguan, ada etiologi penyebabnya, gejala/simtom-simtomnya dan hal-hal pendukung lainnya sehingga dikatakan "terganggu".

Sekarang, apa sih mood itu? Mood adalah pengalaman emosional individual yang bersifat menyebar. Sementara gangguan mood adalah suatu tipe penyakit yang ditandai dengan adanya gangguan pada mood itu sendiri.


Apa saja sih tipe-tipe gangguan mood?

Tipe-tipe gangguan mood terdiri dari:
1. Gangguan Depresi (gangguan unipolar)
2. Gangguan Perubahan Mood (gangguan bipolar)

Nah, untuk artikel sesi ini, kita bahas gangguan Depresi terlebih dahulu. Gangguan depresi itu pada umumnya terbagi dalam beberapa subtipe. Yuk, kita bahas satu persatu.

Apa gejala utama seseorang dikatakan depresi?
Gejala utamanya sebagai berikut:
-afek depresif
-kehilangan minat dan kegembiraan
-berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata setelah bekerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas

Gejala lainnya:
a konsentrasi dan perhatian berkurang
b. harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c. gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
d. pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
e. gagasan perbuatan atau pikiran yang membahayakan diri atau bunuh diri
f. mengalami gangguan tidur (insomnia atau hipersomnia)
g. nafsu makan berkurang

Berapa lama onset gejala agar diagnosis gangguan depresi dapat ditegakkan?
Untuk episode depresif dari tiga tingkatan keparahan (ringan, sedang dan berat) diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, namun periode lebih pendek dari waktu tersebut dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.

Bagaimana membedakan depresi ringan, sedang dan berat?
Berikut ini adalah pedoman diagnostik untuk ketiga tingkatan keparahan:

a. Depresif ringan:
-sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut di atas
-ditambah dengan sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya
-tidak boleh ada gejala berat di antaranya
-lama keseluruhan episode berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu
-hanya ada sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukan

b. Depresif sedang
-sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama
-ditambah sekurang-kurangnya 3 atau sebaiknya 4 dari gejala lainnya
-lamanya epsiode berlangsung minimum sekitar 2 minggu
-menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga

c. Depresif berat tanpa gejala psikotik
-semua 3 gejala utama harus ada
-ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa di antaranya harus berintensitas berat
-bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu melaporkan banyak hal terkait gejalanya secara rinci
-espisode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu namun jika gejalanya amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu
-sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, atau urusan rumah tangga kecuali dalam taraf yang sangat terbatas

d. Depresif berat dengan gejala psikotik
-memenuhi kriteria gejala pada episode depresif berat tanpa psikotik di atas
-ditambah, disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan gagasan tentang kemiskinan, rasa bersalah yang teramat dalam, dosa, atau malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab akan hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor. Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan serasi atau tidak serasi dengan afek (mood congruent).

Oh ya, bisa dijelaskan lebih lanjut gak terkait depresi mayor (berat)?
Depresi mayor ini merupakan tipe yang paling umum dari gangguan mood. Perkiraan prevalensi semasa hidup berbeda pada laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki angka prealensinya sekitar 5%-12% sedangkan pada perempuan berkisar antara 10%-25%.

Aduh, bingung baca kriteria gejala depresi sesuai DSM-IV diatas, bisakah sebutkan ciri-ciri yang lebih umum gitu?
Ciri umum depresi:

Perubahan pada Kondisi Emosional
-Perubahan pada mood (periode terus menerus dari perasaan terpuruk, depresi, sedih atau muram). 

-Penuh air mata atau sering menangis
-Meningkatnya iritabilitas (mudah tersinggung), kegelisahan atau kehilangan kesabaran. 


Perubahan dalam motivasi:
-perasaan tidak termotivasi atau memiliki kesulitan untuk memulai suatu kegiatan di pagi hari atau bahkan sulit bangun dari tempat tidur
-menurunnya tingkat partisipasi sosial atau minat pada aktivitas sosial
-kehilangan kenikmatan atau minat dalam aktivitas menyenangkan
-menurunnya minat pada seks
-gagal untuk merespon pujian atau reward

Perubahan dalam fungsi dan perilaku motorik:
-bergerak atau berbicara lebih pelan dan biasanya
-perubahan dalam kebiasaan tidur (terlalu banyak atau terlalu sedikit), bangun lebih awal dari biasanya dan merasa kesulitan untuk kembali tidur di pagi buta
-perubahan dalam selera makan (makan terlalu banyak atau terlalu sedikit)
-perubahan berat badan (berlebih atau malah kehilangan berat badan)
-berfungsi secara kurang efektif daripada biasanya di tempat kerja atau sekolah

Perbuahan kognitif:
-kesulitan berkonsentrasi atau berpikir jernih
-berpikir negatif mengenai diri sendiri dan masa depan
-perasaan bersalah atau menyesal mengenai kesalahan masa lalu
-kurangnya harga diri atau merasa tidak berharga untuk menjalani hidup
-berpikir akan kematian atau bunuh diri

Apa yang menjadi faktor resiko penyebab depresi mayor?
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, yaitu:

a) usia: onset awal lebih umum terjadi pada dewasa muda daripada dewasa yang lebih tua
b) status sosial-ekonomi: orang dengan taraf status sosial ekonomi lebih rendah memiliki resiko yang lebih besar daripada yang status sosial ekonominya lebih tinggi
c) status pernikahan: orang yang berpisah atau bercerai memiliki resiko yang lebih tinggi daripada yang menikah atau tidak pernah menikah dengan sadar
d) jenis kelamin: wanita memiliki kecenderungan hampir dua kali lipat lebih besar daripada pria, wanita lebih cenderung duduk di kamar atau rumah sakit saat depresi sedangkan pria cenderung mencari kompensasi di luar rumah misalnya berkumpul dengan temannya dsb namun tidak dimungkiri ada pula beberapa kasus yang serupa dengan yang dialami oleh wanita
e) penyebab lain seperti faktor psikososial: kehilangan cinta, kehilangan pekerjaan dan lainnya

Lainnya?
Dalam gangguan depresif ini terdapat bentuk depresif yang disebut dengan gangguan Distimik.

Apa itu Distimik?
Distimik adalah bentuk depresi yang lebih ringan dari depresi mayor. Biasanya berawal dari masa kanak-kanak atau remaja. Si penderita merasakan semangat yang buruk atau keterpurukan sepanjang waktu, namun mereka tidak mengalami depresi yang sangat parah. Jika depresi mayor cenderung parah an terbatas waktunya, gangguan distimik terjadi relatif ringan dan kronis, biasanya berlangsung selama beberapa tahun. Perasaan depresi dan kesulitan sosial terus ada, bahkan setelah orang tersebut menampakkan kesembuhan. Distimik ini memiliki resiko tinggi untuk kambuh lagi. Keluhan mengenai depresi seolah menjadi semacam pelengkap dari kehidupan orang tersebut sehingga ibarat menjadi bagian tak terpisahkan dari struktur kepribadian mereka. Biasanya disebut dengan tipe "si pengeluh".

Nah itulah sekilas mengenai depresi. Semoga bermanfaat dan terima kasih. Setelah ini silahkan lihat pada artikel berikutnya mengenai kelanjutan tipe gangguan mood berikutnya. :)

Salam hangat by Yanuarty Paresma Wahyuningsih, S.Psi :)

4 comments:

  1. makasiiih sayaanggg hihi. Duh Aya kenyang dapet ilmu di siniii.. ^_^ Semua tulisan2 berbau psikologi ini Emma tuliskan langsung tanpa baca2 referensi kah?? hebaaaaat... ^^,

    ReplyDelete
    Replies
    1. yg pastinya baca referensi lah Aya, apalagi utk kriteria diagnosisnya musti mengacu ke buku PPDGJ klo gak DSM, tanpa itu, mana bisa sembarangan hehehe oke oke, sama-sama ya :)

      Delete
    2. Nah, kalau mengacu pada referensi coba ditulis referensinya apa aja, ini akan banyak gunanya lhooo ^^, percaya deh.. Suatu saat Emma akan membutuhkannya dan tak susah lagi obrak-abrik...

      Delete
    3. hehe iyya lupa nulis referensinya cuma dua itu PPDGJ dan DSM IV :))

      Delete

Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.