Tiap mililiter tetesnya juga seolah menggambarkan kekuatan terpendam yang kau bangun untuknya.
Terus tercurah untuknya.
Sejauh apapun aku berlari dan jika nanti aku kembali ke tanah itu, aku bahkan tidak tahu bagaimana cara untuk menyembunyikan wajahku.
Ingin kusembunyi dari jejak-jejakmu, dari seluruh titik yang pernah kau kunjungi
Sudah lama ingin kunanti, masa di mana doa-doa itu terkabul, masa di mana kau bebas menyentuh apa yang menjadi mimpi-mimpimu akan dirinya.
Bila saja waktu bisa dipercepat, ingin kusaksikan sendiri impian itu benar-benar nyata
Aku ingin melihat dirinya tenang di sisimu, kau pun begitu
Memang bodoh, ini sangat bodoh
Entah kapan kebodohan ini mengendap
Entah kapan kebodohan ini akan pudar
Kebodohan yang masih memelihara sisa-sisa hari lalu
Tak ada yang kutahu, termasuk isi kepalamu, meski kau berulang kali menuturkan mimpimu seolah itu adalah guyonan
Tak ada yang bisa kuketahui, seperti katamu
Di kehidupan mendatang, aku harap, kita tidak bertemu seperti kemarin
Di kehidupan mendatang, aku harap kita adalah dua makhluk asing yang saling acuh
Di kehidupan mendatang, aku harap, aku tidak mencintaimu seperti hari ini
wuaaa suka... kok sama siiiih apa yg Aya rasa dan harap kayak tulisan ini? T.T
ReplyDeletewah ada apa Aya? Tak dinyana kamu tersentuh dgn puisi ini, hmm semoga kita mendapatkan yg terbaik aja yah ^__^
DeleteAAMIIN YA RABB... Seringkali merasa tersentuh karena apa yang dibaca sesuai dengan apa yang pernah atau sedang kita alami dan rasakan...
Delete