Assalamu'alaikum... ^___^
Berjilbab adalah kewajiban bagi setiap muslimah sebagaimana yang termaktub dalam salah satu surat Alquran yaitu di surat Al-Ahzab ayat 59. Berjilbab akan mempermudah muslimah untuk dikenali (sebagai identitas para muslimah), untuk melindungi aurat seorang wanita (karena wanita adalah perhiasan), dapat mejadi pelindung diri dari 'godaan' internal maupun eksternal dan jilbab juga dapat menjaga aura kecantikan seseorang. Masih banyak lagi manfaat dari berjilbab itu sendiri.
Berhijab atau berjilbab saat ini bukan hanya terkait kewajiban muslimah, melainkan sudah menjadi trend fashion semenjak menjamurnya gaya-gaya hijab ala Dian Pelangi (salah satu desainer terkenal di Indonesia) di tahun 2012 lalu, disusul dengan kemunculan komunitas hijabers (hijabers community) yang sudah banyak tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Saat tengah menyelesaikan skripsi, saya terkejut melihat teman saya yang suka berdandan ala hijab modern. Acapkali hendak bimbingan ke kampus, biasanya saya selalu bareng dia, jadi saya selalu mampir terlebih dulu ke kosnya yang berada di depan kampus. Acapkali itu juga, saya berulang kali geleng-geleng kepala lantaran menunggu dia berdandan. Begitu banyak model berhijab yang dia pelajari. Sampai-sampai, dia sendiri butuh waktu hampir satu jam untuk memakai jilbab saja. Belum lagi dia yang notabene shopaholic, sering beli jilbab baru beserta aksesorisnya tanpa peduli itu mahal atau tidak (yaa wajar lah ya, karena dia anak tunggal dari keluarga kaya).
Saat itu, saya adalah salah satu di antara perempuan yang masih mempertahankan gaya hijab simpel. Saya suka melihat orang-orang atau teman yang berhijab modern, tapi saya pribadi tidak suka memakainya lantaran ribet dan kurang nyaman bagi saya. Kebetulan, baru sejak semester enam kuliah dulu, saya mulai mencontoh gaya berhijab ala anak-anak kontrakan Siti Hajar tempat saya bermukim. Di antara mereka ada yang punya banyak koleksi jilbab paris dan sangat pas dengan saya yang juga punya stok jilbab paris lebih banyak daripada model bergo atau jilbab tebal lainnya.
Alhasil, mulailah saya bereksperimen sendiri. Saya memodifikasi gaya berhijab dobel paris teman saya yang mana dia hanya memadukan warna terang dengan dalam warna netral seperti hitam atau putih. Nah, saya justru punya koleksi baju warna-warni. Oleh karena itu, saya terinspirasi untuk mulai memadukan dua warna berbeda (gradasi warna) yang saling bertabrakan. Bagi saya, ini bisa dibilang hijab gaya tanpa banyak biaya. Berhijab, tidak perlu mengeluarkan biaya mahal dan tidak perlu setiap tahun gonta-ganti jilbab. Satu lagi, berhijab juga bukan ajang "ikut-ikutan", setiap ganti model, ikut lagi. Itu bukan saya banget :D. Yang jelas, walaupun berjilbab, juga tetap kudu punya ciri khas tersendiri, asalkan tidak menyalahi aturan yang sudah Allah tetapkan mengenai jilbab itu sendiri.
Selain itu, alasan saya mengenakan hijab dobel paris, itu karena paris itu kainnya tipis banget. Jadi, agar tetap terlihat syar'i, tidak transparan dan tetap nyaman, maka saya memadukan dua warna berbeda yang terkesan agak tabrakan agar ketika dilipat menjadi segitiga, tidak akan transparan lagi sehingga tetap terlihat modis dan tetap syar'i.
Seperti inilah gaya berhijab saya kesehariannya...
ini paris dobel warna coklat (luaran) dengan warna pink (dalamnya), biar terkesan dobelnya jadi sengaja saya panjangkan dalaman pinknya |
ini penampakannya jika terkena sinar matahari. tidak transparan kan? :) |
yang ini dbel paris biru (luaran) dengan pink (dalamannya) |
jadinya...
ini akan lebih mengilap lagi jika berada di bawah sinat matahari/lampu |
Selain berjilbab dengan model ala saya yang dobel paris gradasi itu, saya juga terkadang memakai jilbab dengan bahan yang lebih tebal (biasanya yang paling sering dipakai oleh para akhwat atau ummahat). Saya kurang tahu nama bahannya, tapi yang jelas, kalau mau memakai jilbab yang tebal, pilihlah kain yang lembut dan dingin (seperti contoh jilbab yang saya pakai di bawah ini, kainnya tebal tapi lembut dan sejuk). Saya biasanya beli di salah satu toko hijab di Malang, daerah Tirto Utomo, namanya toko Shofa. Jilbab ini, kalau tidak salah, merknya Benayu. Ini biasa saya pakai kalau sedang tidak ingin ribet mendobel paris.
Oh ya, saya juga punya tips bagi yang ingin mencoba hijab gaya tanpa banyak biaya ala dobel paris gradasi saya ini. Berikut tips-nya:
- Tidak usah takut bermain warna.
- Bila menggunakan baju (atas-bawah atau gamis) yang berwarna agak cerah, maka pilih jilbab dengan dua option berikut: 1) Pilih jilbab yang berwarna cenderung gelap untuk lapisan luar dan jilbab yang berwarna agak cerah untuk lapisan dalam.
- Bila menggunakan baju cenderung gelap, biar nggak monoton gelap-gelapan dari atas sampe bawah, bisa di-mix dengan warna lain yang cenderung netral atau sedikit lebih cerah. Misal hitam campur coklat muda, hitam campur abu atau putih/putih tulang.
- Bila menggunakan baju atau gamis yang motifnya ramai, maka pilih jilbab yang polos. Boleh didobel dengan warna yang mendekati sama. Misal kayak gambar di atas, saya pake baju ungu motif bunga, lalu jilbabnya untuk lapisan luar adalah ungu yang agak cerah sedang lapisan dalam adalah ungu gelap/tua.
- Kalo mau dobel jilbab parisnya, kalo bisa, jilbab lapisan luarnya lebih lebar daripada lapisan dalam atau boleh menggunakan jilbab yang keduanya memiliki ukuran yang sama. Nanti pada saat didobel, tinggal disesuaikan aja ukuran untuk lapisan dalamnya, yang pasti jangan lebih panjang dari lapisan luar, biar pas dipake dua jilbab itu gak lomba lari keluar garis, hehe.
- Jangan lupa pake ciput ya kepalanya biar pas pake jilbab gak lari ke sana kemari.
- Untuk jilbab yang dipadukan dengan motif rame, jangan terlalu banyak aksesoris. Cukup pake satu bros dengan warna yang senada dengan jilbab lapisan luar atau lapisan dalam.
- Kalo punya jilbab bermotif garis atau polkadot dan mau pake baju yang warna-warni, rame juga, sebaiknya jilbab polkadot atau bermotif tadi dijadikan sebagai jilbab lapisan dalam dan luarnya dilapisi jilbab polos dengan warna lebih gelap agar nggak terlalu rame.
- Pastikan pada saat melipat jilbab (ngedobel jilbab sebelum dipake), jilbab lapisan luarnya sudah disetrika terlebih dahulu. Kalo untuk lapisan dalam, nggak disetrika juga nggak bakal kelihatan kok.
- Yang paling penting juga sewaktu melipat jilbab kayak di poin 9, usahakan ukurannya jangan sama ya. Maksudnya, lipatan dari jilbab tersebut jangan sampe saling bertemu sudut, biar pada saat dipake bisa lebih lebar dan lapang serta menutup dada.
- Sebaiknya hindari menggunakan lapisan jilbab dalam dengan kain sutra atau yang licin. Sebab, akan mempersulit pada saat proses melipat dan pengenaannya nanti. Pilih bahan yang mudah dilipat. Bisa juga memilih, jilbab tipis untuk luar dan yang lapisan dalam lebih tebal atau ketebalannya sama. Ini dengan catatan selama dipake sebisa mungkin nggak transparan dan tetap menutup dada ya. Tapi, kalau mau mendobel dengan kain sutra atau lainnya yaaa boleh saja, as your pleasure ^^.
Gimana, simpel kan?? Tertarik ingin mencoba? Silakan!
Semoga kita tetap istiqomah dalam berjilbab, disokong dengan hati serta akhlak yang baik, insyaallah. ^__^
Sepertinya asyik juga ya, mendobel 2 kerudung yg berbeda warna. Jadi pengen nyoba :)
ReplyDeletemonggo Bund, silakan dicoba, hehe yg penting bisa merasa nyaman dan pede main warna :D
DeleteSelamat sudah menang ya, Mbak :)
ReplyDeleteSaya juga mau ikutan ah, pake jilbab paris dobel. Makasih tipsnya ^_^
selamat juga buat Bunda Inna, hehe saya baru aja liat pengumumannya :)
ReplyDeleteyaap sama-sama, semoga bermanfaat dan bisa diamalkan, bisa juga tuh jadiin syiar buat temen-temen Bunda yg laen hehe. selamat mencoba ^_^
Selamat ya Mbak, tipsmaen-maen warnanya keren
ReplyDeletesama-sama Efi, terima kasih juga udah ngunjungin blog ini
ReplyDeletesemoga bermanfaat ya :)
eh maaf.. maaf... lupa panggil Bunda nya hehe,, Bunda Efi makasih ya
DeleteSelamaat ya mbaak sudah menang ^^.
ReplyDeleteDan tfs tips2 jilbab paris dobelnya
sama-sama Mbak Uul :) masih ada kok tutorial dan tips lainnya di "label post HIJAB" silakan di cek aja semoga bermanfaat :)
DeleteBunda Uul, maksudnya hehe (panggilan yg pas untuk yg udah punya anak) hehe ngapunten
Deletewah, bagus.. saya juga suka mendobel-dobel jilbab yang transparan. tapi tidak memperhatikan warna. baca ini jadi pengin coba untuk memadukan warna-warna.. makasih bundaaa..
ReplyDeletefarikhatul: hehe saya belum jadi bunda, masih single mbak :D
ReplyDeleteiya sama-sama klo merasa masih transparan, dobel aja pake jilbab dalaman lagi hihi ribet sih tapi insya Allah gak gitu panas kok
ukhti, mohon izinnya untuk share yaa. buat info temen*. makasih sebelumnya ukh..
ReplyDeletehehe iya boleh share aja sepuasnya ^^
ReplyDeletebagus nih,,,memang harus di dobel biar gak terawang..percuma pakai jilbab tp nerawang
ReplyDeletenice share kak
ReplyDeletesangat bermanfaat sekali
mampir kesini y PRODUSEN MUKENA KATUN JEPANG
ukhti, boleh minta sarannya gak? :D aku baru belajar untuk pakai pakaian yg syari. di lemari masih banyak tumpukan baju-baju yg masih belum syari. gimana cara menyiasatinya ya? terutama untuk celana dan kaos lengan panjang. terimakasih sebelumnya ya ukhti :)
ReplyDeleteiya ukh.
Deletekalo celana menurutku sebaiknya tidak dipakai lagi (kalo memang mau bener2 sesuai syariat). menggunakan celana apalagi celana jeans, pensil itu membentuk lekuk tubuh
sama dengan baju berbahan kaos biasa akan membentuk tubuh jika dipakai.. mungkin untuk tahap awal, baju kaosnya bisa dipakai sebagai manset. jadi ukhti beli gamis tanpa lengan dan disesuaikan aja sama kaos lengan panjangnya warna apa yg cocok dgn gamis itu (gamisnya sebaiknya jangan yg sama2 berbahan kaos, tidak ketat tp agak lebar) kalo gamis kain jersey juga bisa asal pilih yg model umbrella. trus tinggal diserasikan deh sama kerudungnya
murmer dn baguss sistt..
ReplyDeletesalam http://purimuslim.com
Alhamdulillah dengan mendouble paris menyukseskanku memulai hijab syari saat keadaan kantong tidak mendukung.
ReplyDeletePengen coba juga... Trims.
ReplyDeleteTrimakasih...
ReplyDelete