deakin.edu.au |
Sebelum resmi bekerja, saya pernah ditempatkan sebagai motivator di Guidance Club STAIN Parepare. Setelah jalan empat bulan, akhirnya saya diberi kesempatan dan dipromosikan sebagai dosen muda di prodi Bimbingan Konseling, mengajarkan mata kuliah seputar Psikologi yang memang sesuai basis saya.
Soal gaji? Teman-teman yang tahu saya bekerja sebagai dosen mengira bahwa saya punya gaji yang banyak layaknya dosen PNS. Tapi, saya ini hanyalah honorer. Dan, sebagai honorer, ada jadwal khusus untuk gajian. Dengan kata lain, saya tidak setiap bulan gajian, melainkan dihitung per 5 bulan/per jumlah mata kuliah yang saya pegang. Awalnya memang terasa berat. Semua orang, semua teman yang bekerja bisa mendapat gaji setiap bulannya, sementara saya tidak. Namun, sekali lagi, selalu saja ada hal yang pantas untuk saya syukuri di balik semua keberatan itu. Beruntung, kampusnya tidak jauh dari kompleks rumah, sehingga saya cukup jalan kaki sekitar 7-10 menit untuk menyeberang mencapai kampus. Dengan begitu, saya tidak perlu biaya tambahan untuk ojek dan alhamdulillah rumah orangtua saya juga belum laku terjual sehingga tidak perlu biaya hidup tambahan di sini.
Setelah satu semester mengajar (saat semester genap awal tahun 2013 kemarin), alhamdulillah, tepat sehari sebelum puasa, saya gajian. Jumlahnya memang sangat cukup, walaupun mungkin jumlah itu justru merupakan jumlah gaji bulanan teman-teman saya yang bekerja di perusahaan. Saat itu pun, Mama meminjam uang saya untuk membeli tiket ke Malang (karena ingin mengantar adik saya untuk kuliah ke Malang). Lebih dari setengahnya, saya berikan kepada beliau, sementara sisanya saya pakai untuk keperluan belanja selama ditinggal Mama.
Mungkin terasa berat saat meminjamkannya pada Mama (karena beliau tidak sempat menarik uangnya sendiri di ATM dan uang tabungannya itu pun untuk ongkos keberangkatan haji Bapak. Ketika, saya memintanya kembali untuk membeli sesuatu, Mama bingung. Kami tiba-tiba dilanda sedikit masalah ekonomi. Bisnis pakaian Mama mendadak sepi pembeli berhari-hari, Bapak harus melunasi sisa ongkos hajinya dan adik saya harus membayar biaya masuk kuliah untuk pertama kali. Keibaan pun menyelinap di hati saya. Kasihan Mama. Kalau saja saat itu saya meminta uang saya kembali, maka tabungan yang akan digunakan untuk ongkos haji Bapak akan makin berkurang. Akhirnya, saya ikhlaskan saja, uang itu untuk membantu ongkos keberangkatan haji Bapak. Ya, walau jumlahnya memang tak seberapa, tapi saya ingin Bapak tetap bisa berangkat haji. Alhamdulillah, semua itu Allah mudahkan.
Saya merasa, gaji pertama saya amatlah berkah. Saya pun bisa berhemat amat ketat dengan uang sisa gaji saya sejak semester lalu hingga saat ini. Memang benar kata ustaz, bersedekah atau membantu/membahagiakan orangtua itu akan membukakan kemudahan dalam segala urusan kita bahkan membukakan pintu-pintu rezeki yang lain. Dan, itulah yang saya rasakan saat ini. Alhamdulillah, begitu banyak pintu rezeki lain yang mulai terbuka.
Alhamdulillah, gaji pertama sungguh bermanfaat, apalagi untuk bantu orang tua.
ReplyDeletebtw, menunggu gaji pertama selama 5 bulan itu sungguh luar biasa (y)
Makasih udah ikutan GA ini ^^
hehe iya butuh kesabaran, tapi enjoy aja sih karena udah terbiasa :)
DeleteSama-sama Mbak :)
Ya Allah ... bisa bantuuntuk ongkos haji ya :')
ReplyDeletesaya kapan ya bisa kayak njenengan? :') pasti ortu njenengan senang sekali ...
hai Mbak Arga ^___^ mbak baru nongol di laman saya hehe
Deleteitu gak seberapa kok mbak soalnya dadakan banget..masih banyak orang lain yg lebih dari saya... Mbak Arga juga bisa, insyaAllah pasti bisa :))
iya, kudu bisa ^^ masa gak bisa balas jasa ortu, walau cm bisa bantu dikit2 :p
Deleteiya nih, saya kmrn2 OFF sih >.< baru nongol lg, hehe
yup RIGHT! :D hehe
Deleteoh pantesan aja jarang keliatan kemarin2 hihi
Alhamdulillah, gaji pertama sungguh berkah..
ReplyDeleteAlhamdulillah ya sesuatu :) makasih udah ngunjungi blog ini salam kenal
Delete:)
ReplyDeleteembaaak
selamat yaa :)
iya Vey
Deletemakasih ^__^