Tuesday, November 19, 2013

PRIA ITU...

Dulu, saat pertama kali menyukai seorang teman (teman sekolah beda kelas), sepertinya saya tahu, saya menyukai orang dengan tipe cerdas, punya banyak prestasi, cool dan misterius. :p

Tapi, lambat laun, sejak mulai menemukan Allah, kriteria itu sudah berubah. Tapi, malah dikejar-kejar sama pria "aneh". Mungkin, dia begitu karena penasaran ingin menaklukkan orang yang tidak ingin pacaran seperti saya (Yaaa... karena bukan saya saja targetnya). Ternyata, pria yang lebih dini mengumbar perhatian dan kepedulian itu membuat saya Zzzzz..... ilfil. Ternyata punya secret admirer itu tidak enak, apalagi yang perilakunya suka ngejar-ngejar begitu.

Lalu, beranjak kuliah, saya bertemu dengan seorang teman beda fakultas. Pertama bertemu sebelum aktif perkuliahan. Saya juga bingung, kenapa saya menyukainya. Kemungkinan besar ini karena "sumpah" teman-teman saya yang bilang, "Lihat aja, ntar kamu pasti juga suka sama dia!". Dia tampan (looking-nya memang mulus), prestisius (yaa kenyataannya saya pernah iri karena dia berhasil raih TOEFL tertinggi dan bisa jadi mahasiswa pilihan P2KK terbaik), berasal dari keluarga yang menurut pengamatan saya: "berada", cool, terlampau cuek, childish, rajin shalat (ini sih kata temen2 saat KKN dulu). Tapi, saya tidak menemukan sinkronisasi antara agama dengan kenyataan di lingkungannya (maksud saya... dia itu sama saja seperti yang lain).

Lalu, sekarang, saya tak lagi berpikir bisa suka dengan siapa atau disukai siapa. Penderitaan dikejar-kejar oleh pria sudah terlewati. Dan, pikiran saya tentu tidak stagnan hanya mikirin itu saja. Saya juga perlu mikirin masa depan. Maka, kriteria saya pun berubah. Ketampanan (fisik), harta, keturunan bukanlah lagi menjadi daya tarik saya, tapi agama dan akhlaknya.

Saya ingin mendapatkan jodoh terbaik dari-Nya. Rumusnya hanya satu: saya juga harus menjadi terbaik dulu. Entah kapan jodoh itu akan datang, tapi yang jelas saat ini mungkin Allah masih memberi waktu untuk berbenah apa yang menurutNya masih kurang, memberi waktu untuk saya agar lebih berbakti pada orangtua, membahagiakan keluarga dan memberikan manfaat bagi orang-orang di sekitar (di luar sana).

Saya ingin jodoh saya adalah orang yang cerdas karena dia akan menjadi imam saya dan ayah dari anak-anak saya nanti. Maka saya pun harus belajar untuk menjadi wanita cerdas, gak hanya berprestasi di satu bidang (pendidikan atau pekerjaan) saja tapi juga cerdas mengatur emosi, cerdas dalam hal lain.

Saya ingin jodoh yang dapat membimbing saya agar senantiasa berjalan menuju kepada-Nya. Oleh karena itu, saya juga perlu belajar membimbing orang-orang di sekitar saya agar tidak keluar dari jalurNya.

Saya ingin jodoh yang dapat belajar, bertumbuh dan dapat saling mengisi untuk menebarkan manfaat bagi orang banyak. Saya ingin kehidupan pernikahan kami kelak bisa memberikan inspirasi bagi sesama, impian kami pun bisa menjadi jembatan untuk memberikan pengaruh dan manfaat bagi orang lain, gak cuma kita berdua.

Jodoh tak ada yang sempurna. Demikian saya, pun kelak dia yang akan jadi jodoh saya juga harus tahu apa saja kekurangan saya.

Saat ini, ada satu nama yang terselip dalam doa saya. Nama itu belum pernah kuutarakan pada siapapun, kecuali padaNya. Walaupun nanti, mungkin.... mungkin saja dia bukan jodoh saya, setidaknya, saya tak pernah menyesal apalagi galau karena pernah mengaguminya. Karena saya sangat yakin, dia adalah sosok mulia di mata Allah dan orang-orang sekitarnya, insyaallah. Walau tak tahu seperti apa jelasnya, entahlah, namun, saya begitu yakin, di balik kekurangannya, dia istimewa bahkan saya mungkin tak pantas karena dia terlalu istimewa.

Siapapun yang akan saya temui nanti, semoga itulah yang Allah gariskan seperti yang tertulis di Lauhul Mahfuzh.

Alhamdulillah, hati ini tak pernah bersedih menanti sesuatu yang belum pasti seperti jodoh. Manusia itu pun juga misteri dan karena sudah terbiasa berhadapan dan mengamati beragam manusia beserta misteri di baliknya, jadi santai saja. ^^ 

Hmmm.... ^___^ sepertinya keluargaku masih membutuhkan saya. Saya ingin membahagiakan mereka. Bismillah, semoga birul walidain ini mengantarkan saya untuk menemukan jodoh terbaik. Begitupun juga dengan kalian, amin :)

No comments:

Post a Comment

Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.