Sunday, March 9, 2014

KAPAN BUNGAMU MEKAR?

Jumat malam kemarin, aku baru saja membeli dua buah buku. Satunya adalah sebuah memoar yang sangat pas sebagai bahan untuk menulis draft buku ketiga. Sedangkan satunya lagi adalah sebuah buku yang juga sama menginspirasi. Sebuah buku karya Rando Kim yang berjudul Time Of Your Life. Buku yang dinobatkan sebagai Korea Best Seller. Buku ini diterjemahkan pertama kali oleh penerbit BIP.


Dari buku itu, aku belajar satu hal baru lagi. Ada sebuah petikan nasihat keren yang baru saja kuposting di FB. Nasihat itu berbunyi:

"Kadang kita merasa selalu ingin mendahului yang lain. Kadang pula kita merasa gagal karena tertinggal oleh teman-teman yg telah lebih dulu mencicipi kesuksesan. Tapi, tahukah kamu? Kita itu ibarat bunga. Tiap-tiap bunga akan mekar pada waktunya tiba. Bebungaan itu juga tahu kapan mereka akan mekar. Dan, seharusnya, kita pun seperti itu. Tak perlulah merasa kecil ketika yang lain telah mendahuluimu. Karena kau harus tahu bahwa WAKTU MEKARMU akan tiba pada masanya dan mungkin esok, bukan sekarang. Musimmu belum datang, namun ia akan datang ketika kuncupmu telah terbuka. Mungkin, bunga lain lebih dulu mekar sebelummu. Tapi, percayalah, bungamu akan mekar dengan begitu menawan bahkan lebih bertahan lama dari bunga lainnya."

Saya setuju dengan pemikiran ini. Melihat kenyataan di sekitarku, ada begitu banyak teman-temanku yang sangat ambisius namun di tengah meniti kesuksesan, sayangnya, ia mudah terguncang dan mudah stres serta sering menyalahkan diri ketika apa yang diinginkan tak kesampaian. Dan, parahnya, dia makin stres jika ada orang lain yang mendahuluinya sukses.

Saya juga berpikir demikian. Semua orang punya "waktu" sendiri-sendiri. Seperti bunga, yang punya waktu mekarnya sendiri. Bila kita selalu ingin menjadi bunga Aprikot yang mekar di awal musim, maka kita akan cepat pula tergantikan oleh bunga mawar, krisan dan bunga lainnya yang baru mekar di pertengahan hingga penghujung musim.

Jika kita ingin sukses, tak perlulah mengambil orang lain sebagai tolak ukurnya. Itu hanya akan menjadikan kita semakin berkecil hati ketika kita tahu orang lain mendahului kita atau bisa jadi kita akan sombong ketika diri kita yang mendahului orang lain itu. Lalu, apalah gunanya kesuksesan jika pemikiran kita masih seperti itu? Masih selalu membanding-bandingkan "waktu" kita dengan "waktu" yang dipunyai orang lain.

Berjalanlah saja terus tanpa memusingkan orang lain. Hidup ini juga membutuhkan kompetisi bersama orang lain, tapi jangan jadikan kompetisi itu sebagai tujuan. Jadikan kompetisi itu sebagai wadah. Berjalanlah terus dan lakukan apa yang ingin dan bisa kamu lakukan. Pikirkan hal yang orang lain tak memikirkannya. Dan, ketika kamu dicaci lantaran memilih jalan "berbeda", berliku dibanding jalan instan maka tersenyumlah saja karena itu tandanya kau tahu ke mana arah yang harus kau tempuh. Kau tahu apabila kau mengikuti langkah orang lain, maka kau akan tersesat saat orang itu pun tersesat atau kau akan terhenti ketika yang lain berhenti. 

Membaca buku ini membuat semangatku yang tadinya surut lagi berubah naik lagi. 
Saya pernah kepikiran, coba dari dulu saya mulai nulis buku jadi sebelum usia 20-an saya bisa menjadi penulis terkenal. Tapi, seiring berjalannya waktu dan belajar berbagai pengalaman, saya pun paham. Saat itu bukanlah waktu yang tepat bagi bunga saya untuk mekar. Jika saya paksakan untuk mekar pada tahun-tahun itu, maka saya akan menemui masalah yang terlalu rumit. Setelah berjalannya tahun hingga sekarang, saya menghitung dan menimbang-nimbangnya. Demi memperoleh predikat S1 Psikologi, saya bahkan tak punya waktu senggang untuk menulis dengan serius lantaran praktikum dan tugas yang membludak. Jika dipaksakan, maka saya yang akan tumbang. Itulah yang ada di pikiran saya. Mungkin, pemikiran ini berbeda dengan pemikiran kalian. Tapi, di tahun-tahun lalu atau kapapun itu, saya selalu tahu dan memprediksikan semua schedule yang saya miliki. Saya tahu kapan akan bereaksi, saya juga tahu kapan untuk rehat sejenak. Karena saya manusia, punya alarm sistem kekebalan tubuh yang tidak pasti kapan drop dan sehatnya. Jadi, saya sudah memprediksikan segala sesuatunya terlebih dahulu sebelum bertindak.


Intinya, kita harus percaya, semua orang punya waktu mekarnya masing-masing. Dan, Tuhan itu tak pernah tidur. Selagi kita terus berusaha, Allah bisa saja mengubah waktu itu menjadi cepat atau justru diperlambat. Di luar upaya kita sendiri, kita harus tahu bahwa segala penentuan terakhir itu berada di bawah palu Allah. Bersabarlah menunggu waktu mekar itu tiba. Bersabarlah menunggu ketetapan-Nya. 

7 comments:

  1. Sukaa, kak. Suka bangeet :')
    Thanks ya udah berbagi quote keren dibukunya, semoga someday Intan juga bisa baca buku keren itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. baca aja Intan, bukunya itu udah cetakan kedua Juli 2013 kemarin.. tapi rada susah nemuinnya, kemarin aja pas beli bukunya nyelip di rak bawah dan hampir habis, sampe muter2 sejam baru nemu yg bagus, untungnya beneran bagus bukunya hehe

      Delete
  2. Assalamu’alaikum bu...
    Bagaimana kuliah S2-nya, lancar? Ambil profesi atau magister sains?
    Apa pun pilihannya, semoga selalu bermanfaat bagi sesama ya...

    Oh iya,.. aku setuju sekali dengan pemikiran di atas mengenai perkembangan manusia dan hukum kealamiahan. Bagiku, memang begitulah prinsip hidup. sesuatu yang keburu ditunggu padahal bukan waktunya, seperti masak nasi yang belum waktunya udah mau diselesaiin. Semua hidup sesuai waktunya masing-masing, semua berkembang sesuai waktunya masing-masing.

    Aku juga sependapat, “membanding-bandingkan” diri dengan orang lain adalah satu dari tiga pembunuh mental. Ini di dasarkan pada pernyataan Dr. Elfiky ity... mengapa, *ya karena saat membandingkan kita cenderung membandingkan “kelemahan” kita dengan “kelebihan” orang lain. padahal, dalam islam kita harus melihat ke “bawah” agar rasa syukur kita meningkat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wa'alaikumsalam Agha :) haha aku belum daftar Gha, soalnya kemaren tuh telat, mungkin semester selanjutnya tapi ini masih rencana sih

      iyuup saya juga suka dgn Ibrahim Elfiky. betul itu kalo ngebanding2in pasti cenderung bawa2 kelemahan dan kelebihan.. heumm hanya bakal merusak diri sendiri

      siip laaah kereeen kamu

      Delete
  3. Mbak, lagi di malang? eh ada kampus fiksi roadshow malang, acaranya Diva press. Ikut enggak? *lospokus* :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kah Bund? waaah aku ketinggalan berita ni soalnya lg sakit jd jarang OL. aku mau cari dulu infonya hehe

      Delete
  4. ketika bunga sudah waktunya untuk mekar, disitulah waktu yang tepat untuk mekarnya sebuah bunga..

    ReplyDelete

Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.