Ada kalanya cinta perlu diendapkan ke dalam koper untuk beberapa waktu. Membawanya pergi ke pelosok lain tanpa membukanya. Memasukkannya ke dalam bagasi pesawat agar tetap aman. Ketika mendarat di sebuah tempat, aku perlu berpikir. Apakah ini waktu untuk membukanya? Tidak! Belum! Tempat itu bukanlah tujuanku. Lalu, kubawa lagi. Kunaikkan ke atas travel. Setiba di kota tujuan, barulah kusingkap. Kupersembahkan cinta untuk para penghuni yang memang layak untuk menerima.
Yaa..
Terkadang cinta memang perlu seperti itu.. Seperti dia yang diendapkan dalam sebuah koper sebelum tahu kapan waktu yang tepat untuk membukanya.
--Paresma-
Sippp....koperku kali ini berlabuh di siak hihi
ReplyDeleteLoh komenku kok hilang....
ReplyDeleteKoperku skrg berlabuh di siak ;)
hehe maaf Bund, ini kolom komennya dimoderasi sekarang *utk berjaga-jaga dengan adanya insiden bbrp hari lalu.
ReplyDeletehaha siip laah Bund :) koperku belum mendarat, masih melancong sana-sini hihi
Keren-keren.... benar tuh, analoginya sangat mengena dengan cinta. Namun cinta itu kan lebih luas kak! Bila cinta yang dimaksud adalah cinta untuk lawan jenis, itu mungkin bisa. Namun, bila yang dimaksud adalah cinta dalam pengertian yang lebih suci, tentu cinta tak bisa disembunyikan, ia senantiasa dibutuhkan dalam kehidupan nyata.
ReplyDeleteiya Agha, tepat sekali maksudmu, ini ttg cinta kepada lawan jenis.. sy bikin ini terinspirasi dari orang yang skrg sedaaaang menyelidiki saya (entah gimana caranya, saya jd korban penyelidikan, tp ya udahlah) dan menurut sy, dia perlu menempatkan cintanya dengan benar daripada sibuk mengumbarnya padahal bukan waktu dan tempat yg tepat
Delete