Monday, April 27, 2015

AGRESIVITAS, SELALU NEGATIFKAH?

Assalamu'alaikum
Sudah lama sekali tidak update blog ini.
Siang ini, saya masih kuliah. Rasanya bosan dan ngantuk. Saya cuma mau sharing saja. Tadi pagi kami kuliah Karya Ilmiah II dengan pengampu Pak La. Oya, saya juga baru menyadari bahwa sebagian besar tulisan dalam blog belakangan ini, inspirasinya berasa dari kelas Pak La. Ada...saja yang Bapak itu katakan. Sesuatu yang awalnya tak pernah terpikirkan, malah terceletuk di benak beliau. Unik, menarik dan sangat menginspirasi meskipun hanya hal sepele.


Tadi pagi, Pak La me-review tugas proposal tesis kami. Eeeettt... jangan kaget dulu ya. Kami memang sudah diminta untuk membuat proposal tesis di semester dua ini karena semester 3 mendatang, kami akan full praktek kerja profesi di beberapa tempat seperti RSJ, Puskesmas, Lapas atau Dinsos.

Di sela-sela review oleh Pak La, ada seorang teman yang mengangkat tema tesis yaitu agresivitas dan penyesuaian diri. Pak La nyeletuk, "Loh, dalam rumah tangga itu kok bisa terjadi KDRT?" Kenapa itu digolongkan agresivitas dan lebih sering dilakukan oleh suami terhadap istri? Sebab, agresivitas yang suami lakukan adalah sebagai bentuk pembelaan diri. Jadi, agresivitas yang dilakukan suami terhadap istri itu adalah bentuk agresivitas aktif yang dapat meliputi bentakan, pukulan, makian dan lain-lain. Nah, kalau perempuan? Apakah para perempuan tidak tergolong makhluk yang agresif juga? Gimana, ada yang bisa menjawab?

Yap, sebenarnya, perempuan itu juga agresif. Ettss, tapi bentuknya mungkin berbeda dengan laki-laki. Perempuan itu melakukan bentuk agresivitas atau pembelaan diri dengan cara diam atau pasif. Seorang perempuan itu dapat menarik perhatian laki-laki atau orang lain kan bukan dengan cara berkoar-koar tapi dengan cara yang smooth.

Pada intinya, agresivitas itu sebenarnya tidak selalu bermakna negatif. Agresivitas juga bisa bermakna positif. Kalau yang saya pahami, mungkin mirip dengan konsep ambisi gitu kali ya. Contohnya saja apabila rajin bertanya itu dapat meningkatkan nilai akademik seorang siswa, maka ia harus bertindak agresif dengan cara rajin mengacungkan tangan untuk bertanya. Mungkin sederhananya seperti itu kali ya. Kalau misalkan kita ingin mencapai puncak prestasi tertentu, maka kita harus agresif melakukan berbagai upaya untuk meraihnya. Kalau hanya diam, tentu tidak akan tercapai. Agresivitas itu bisa bermakna negatif ketika dilakukan secara berlebihan, sudah masuk taraf mengganggu dan merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Cukup sekian dulu hasil sharing dari saya. Jika ada kesalahan, mohon dikoreksi ya. 
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

4 comments:

  1. makasih ya utk sharingnya...

    ReplyDelete
  2. ilmu yang sangat bermanfaat terimakasih mba sharingnya

    ReplyDelete
  3. saya termasuk orang yang agresif kalo sudah punya kemauan. saya akan berusaha untuk mewujudkan atau mendapatkannya

    ReplyDelete

Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.