Paresma-Psychology Blogger

Apakah saat ini Anda tengah mengeluh karena menghadapi berbagai persoalan hidup? Apakah Anda merasa tidak mampu menyelesaikan permasalahan Anda yang bejibun? Memang tidak dapat dimungkiri bahwa kehidupan ini semakin kompleks dari hari ke hari. Berbagai permasalahan, musibah dan bencana pun muncul ke permukaan. Banyak dari manusia masa kini seolah menanggung lebih banyak persoalan dibandingkan di masa lampau.

Mengeluh dan mengeluh. Hidup serasa penuh dengan masalah, suram dan berliku. Rasanya tidak mungkin manusia lepas begitu saja dari masalah, setiap saat masalah datang bahkan tidak diundang. Namun demikian, bukan berarti tidak ada cara yang membuat manusia dapat mengatasi dan meringankan banyaknya persoalan yang mereka tanggung. Salah satunya adalah dengan MEDITASI.

Di dalam seni meditasi, pikiran kita diajak melanglang buana ke alam kedamaian yang terletak di dalam diri setiap manusia. Sebuah lahan ketenangan, keindahan dan kebahagiaan yang tercipta oleh diri, terpancar ke dalam alam nyata. Ketika gelombang otak telah mencapai tahap theta, di mana meditasi menjadi sempurna, pikiran bawah sadar mulai bekerja membawa keinginan, harapan dan cita-cita positif yang ingin diwujudkan.

Pagi yang masih berembun dalam buta ini, aku ingin curhat, berbagi sekilaaas saja tentang aku dan blogku.

Ngeblog sama halnya dengan menulis diari. Keduanya merupakan aktivitas yang sulit untuk kutinggalkan, telah mengakar sejak di bangku SD.

Dulu, aku bisa menghabiskan beberapa buku diari atau binder hanya untuk menuangkan isi hati dan imajinasiku, bahkan pernah pula hasil karyaku yang telah kutulis dalam binder dicuri dan dirusak oleh orang-orang tidak berkepentingan. Walau demikian, aku tetap tidak jera untuk menulis dan menulis. Teman-teman pun pernah memberikan hadiah sebuah buku diari. Hadiah itu, meski sederhana namun sangat berarti bagiku. Setelah trauma pasca binderku rusak dan isinya diobrak-abrik, dicecer mulai dari ruang kelas sampai ke tangga sekolah,  buku diari itu seolah menyelamatkan dan mengajakku kembali. Teman si pemberi hadiah itu secara tidak langsung menyarankan agar aku kembali menulis.Yaah, pada saat itu, aku mencoba untuk tetap berpikir positif, mungkin saja si pencuri itu tidak punya binder, atau mungkin dia tertarik untuk membaca karya-karyaku di binder tersebut. Pada awalnya pun setelah karya-karya itu terkumpul hampir ratusan lembar, memang sudah sering dipinjam oleh teman-teman kelas. Ya, sudahlah, Barangkali itu adalah petunjuk untuk lebih giat lagi dalam berkarya.

Aku suka lagunya. Hihihi...

majubomyeo nanudeon yaegideul uridulman aratdeon yaegideul
jiulsueomnabwa beorilsuneomnabwa itjimotanabwa
oraenmane dulleobon georideul
igireul jinalttaemyeon johahaetdeon gieogi


jakku tteoollaseo balgireul meomchunda
hancham jinaseo na jigeumyeogi wasseo
geuttaega geuriwoseo moreunche sarado saenggangnadeora
geureon neoraseo jakkunune barphyeoseo

Dulu, aku sering mendengar pepatah yang berbunyi "Orang pintar kalah sama orang cerdas, orang cerdas kalah sama orang beruntung".

Dulu, banyak temanku yang mengatakan kalo orang beruntung itu selalu bisa mendapatkan apa yang diharapkan dan diinginkannya... sekalipun tanpa usaha. Dulu, aku juga pernah diberi label sebagai orang yang paling beruntung di antara teman-teman. Mereka selalu memuji tapi aku sama sekali tidak menggubris. Bukan berarti sombong namun, definisi keberuntungan menurutku sangat jauh berbeda dari apa yang dikatakan oleh teman-teman.

Suatu ketika, aku sempat terpengaruh oleh omongan teman-teman yang berkata bahwa keberuntungan itu gak perlu capek-capek usaha. Maka, aku iseng mencobanya. Ngikut kuis berhadiah beberapa kali tanpa usaha yang maksimal. Hasilnya, jelas saja aku gagal. Tapi, waktu itu pikiranku begitu dangkal. Aku bilang bahwa aku gagal karena "belum beruntung". Bah, fanatik sekali.