Monday, February 9, 2015

IP SEMESTER 1

9:13 PM 0 Comments
Alhamdulillah. finally setelah ujian berakhir.

18 SKS telah tertunaikan...

Sebentar lagi lanjut ke semester dua dengan beban SKS yang lebih banyak...

Pastinya akan menguras tenaga dan pikiran...

Tapi, saya yakin mampu melalui dan menghadapinya...

Friday, February 6, 2015

HUMANISME TAK SEINDAH DIBAYANGKAN

11:20 AM 0 Comments
Subuh tadi, saya di-tag sebuah kajian oleh salah seorang sahabat. Nah, di sini saya akan meng-copast kajian tersebut ya. Saya copast agar kalian bisa paham dengan penjelasan ilmiah yang langsung diuraikan oleh ahli yang menyampaikan. Kalau pakai bahasa saya, nanti amburadul.

Oke, Sebelumnya, saya cuman mau bilang. Pesan ini khusus untuk para ilmuwan psikologi atau calon psikolog (muslim). Dalam kajian psikologi, kalian pasti akan menemukan beragam teori ini dan itu. Ada Freud dengan psikoanalisanya, Skinner dengan Behaviorismenya, Bandura dengan Social Learning-nya dan Maslow dengan humanistiknya. Selama belajar di psikologi, pasti sangat sedikit dari kita yang paham tentang asal-usul sebuah teori. Selama di bangku kuliah pun, penjelasan mengenai teori juga tidak terlalu mendalam karena lebih mementingkan praktiknya. Jadi sekarang, penting banget bagi para calon psikolog untuk nggak mengkiblatkan diri hanya pada satu teori.

Tuesday, February 3, 2015

SECANGKIR KOPI BULLY ADA DI PERPUS AUSTRALIA

12:45 PM 5 Comments

Baru setengah jam lalu buka sosmed, especially Twitterland. Wooo... *shocked and also feeling thankful. There are 4 notifications: from my editor, publisher and also NLA Jakarta Office.

Alhamdulillah, terima kasih ya Allah. Terima kasih buat Elex Media Komputindo khususnya imprint Quanta-nya. Entah gimana kronologisnya, buku Secangkir Kopi Bully kini udah bisa diakses di National Library of Australia (NLA). 

Monday, February 2, 2015

KATA DOSEN, SAYA ADALAH....

8:38 AM 3 Comments

Terkadang, kita memang perlu menutup telinga dari bisikan dan perkataan orang lain yang tidak tahu-menahu soal diri kita.
Terkadang, kita juga perlu menutup telinga dari apa yang diucapkan orang lain melalui ucapannya tentang kita. 
Terlebih bila itu sifatnya judgment, bad critics dan sejenisnya.
Apa yang dipikirkan orang lain soal kita, itu bukan urusan kita.
Jika kita terus berkaca pada orang lain, lalu kapan kita bisa memahami diri kita lebih mendalam?
Jika kita terus bertopang pada penilaian orang lain terhadap kita, kita mungkin akan menjadi boneka. Boneka yang akan terus melihat kesempurnaan sebuah penilaian dari kacamata orang lain.

Saturday, January 31, 2015

MISI BUKU UNTUK CALON PSIKOLOG

8:33 PM 3 Comments
Tadi siang, saya sama salah satu sahabat lagi chat di BBM. Moon, begitu deh saya manggil dia. Saya nanya-nanya ke dia mengenai ide saya untuk buku kelima. Euumm memang udah lama banget saya simpan tapi belum nemu prolog untuk memulai.

Ketika saya menyampaikan ide ini pada Moon, eeh..nggak tahunya kemaren dia sempat kepikiran juga mengenai tema serupa. Waah tampaknya saya dan Moon sehati dan sepemikiran.

Jadi, saya itu pengeeeeeen banget bikin buku kayak konsepnya Bang Ferdiriva Hamzah. Bedanya, saya mau bikin untuk calon psikolog atau yang mau kuliah di psikologi. Ini juga udah lama terinspirasi dari banyaknya komentar yang saya peroleh di link cerita saya mengenai nasib para alumni psikologi. Belum lagi banyak juga anak-anak SMA yang pada ngirim email nanya tentang psikologi. Ada juga yang ngalamin nasib buruk di mana pilihannya untuk masuk psikologi justru dianggap remeh sama temennya.

Dalam proses penulisannya nanti, saya pastinya harus menyusun misi. Apakah misi yang akan saya lakukan? Saya akan coba mengontak beberapa teman yang murni kuliah di psikologi. Bukan cuman di 1 kampus, tapi di universitas lain. Saya berharap bisa ada perwakilan dari beberapa universitas di Indonesia. Ini semacam riset atau survey pendapat+pengalaman gitu kali ya. Saya juga mau survey ke temen-temen yang pure ngambil jurusan magister profesi psikologi dan yang bekerja di bidang psikologi. Untuk mereka yang basicly psikologi tapi justru nggak terjun dalam lapangan pekerjaan yang berkaitan murni dengan psikologi, itu saya skip, mungkin hanya saya pakai untuk pembeda aja, eumm semacam alasan mengapa mereka malah nyasar ke bidang kerja non psikologi pada akhirnya.