1. Bagaimana perilaku psikopat
dibedakan dari perilaku psikosis ?
Perilaku
psikopat itu tidak sama dengan
perilaku psikosis. Psikopat berasal dari kata psyche yang artinya jiwa dan
pathos yang artinya penyakit. Namun, jika diartikan secara umum, menurut saya,
psikopat itu adalah penyakit yang mana
orang yang mengidapnya mempunyai perilaku antisocial dan merugikan
orang-orang yang ada di sekitarnya.
Psikopat sadar sepenuhnya atas apa yang
dilakukannya. Seorang psikopat selalu merangkai kamuflase yang rumit, suka
memutarbalikkan fakta, suka berbohong, memfitnah sana-sini untuk memperoleh
kepuasan dan keuntungan sendiri saja. Secara fisik, mungkin terlihat
berpenampilan mempesona, sempurna, pandai bertutur kata, menyenangkan, dan
mempunyai daya tarik yang luar biasa. Seorang psikopat juga suka bertindak
secara agressif, menantang nyali, sulit mengendalikan diri, tidak ada
pertimbangan baik buruk dari apa yang dilakukannya, dan mudah menyerang orang
meskipun penyebabnya itu adalah hal yang sangat sepele.
Sementara psikosis adalah gangguan kepribadian
yang menyebabkan seseorang tidak mampu menilai realita dengan fantasi dirinya.
Gejalanya merupakan gejala spesifik. Adanya waham, halusinasi, bicara dan
tingkah laku kacau. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa psikosis adalah
suatu penyakit dengan kumpulan gejala fungsi mental, gangguan respon perasaan,
gangguan nilai realitas, komunikasi, dan gangguan hubungan antara rekan dan
lingkungannya. Contohnya seperti schizophrenia.
2. Berdasarkan acuan pada karakter
di film untuk gangguan kepribadian yang ditandai oleh
perilaku emosional dan eratik. Anda mungkin dapat berpikir contoh karakter lain
yang menunjukkan trait dari gangguan ini. mengapa karakter ini sering muncul
dalam media hiburan ? Apa menariknya bagi pengarang drama, aktor, dan pengamat
?
Dalam media
hiburan begitu banyak film khususnya yang berbau psikologi mengekspos dan
mengangkat karakter-karakter tertentu yang mana salah satu atau bahkan beberapa
tokohnya mengalami gangguan kepribadian, misalnya seperti karakter psikopat,
antisocial, narsistik, dan lain sebagainya. Karakter seperti ini sering
dimunculkan untuk memberikan daya tarik tertentu kepada para penonton dan
secara langsung maupun tidak langsung juga memberikan suatu pesan kepada
penonton tentang asal-usul terbentuknya perilaku/ karakter yang bersifat
“gangguan” tersebut.
Karakter-karakter
seperti ini dipandang lebih eksotis, lebh membangkitkan gairah keingintahuan
yang besar penonton maupun pengamat/kritikus film tentang inti dari karakter
yang dimunculkan dalam film tersebut. Dan mungkin jika karakter yang
dimunculkan tersebut adalah karakter gangguan kepribadian yang bersifat “new”
dan belum diketahui oleh orang banyak, maka itu akan menjadi suatu hal yang
luar biasa, tidak hanya dari segi media hiburannya saja, melainkan juga dari segi
pengetahuan, akan semakin menambah daftar vokabulari kita tentang hal-hal
ganjil yang belum pernah kita ketahui sebelumnya.
Menariknya bagi pengarang drama ialah akan mendapatkan keuntungan dan
popularitas akan drama atau film yang akan diproduksi dengan mengangkat
karakter-karakter seperti demikian sebab karakter-karakter yang ditampilkannya
tersebut akan menarik perhatian khalayak yang lebih besar dan juga memberikan
motivasi bagi pengarang drama itu sendiri untuk menciptakan alur cerita yang
lebih ekspresif dan “great” untuk menceritakan karakter yang diangkat.
Sementara
bagi aktor, ada sisi tantangan untuk mereka dalam memerankan karakter tersebut
karena itu akan menjadi hal yang baru bagi dia selain juga harus memerankan
karakter yang tidak biasa diperankannya atau bahkan mungkin jauh dari
personality aslinya di kehidupan nyata, selain itu juga pastinya akan dituntut
memainkan peran tersebut lebih maksimal agar karakter tersebut semakin jelas
dan hidup.
Bagi
pengamat, tentu saja akan berbeda-beda sesuai dari penilaian dan hasil
pengamatan mereka, dari segi mana mereka memandang sehingga dapat memberikan
suatu kesimpulan tentang inti karakter yang diamati, entah itu dari segi adegan
per adegan ataupun dari segi lainnya. Selain itu juga pasti akan membangkitkan
antusiasme yang tinggi bagi para pengamat film untuk terus mengikuti dan
mengamati alur cerita yang ada. Perubahan ekspresi di antara para pengamat pun
mungkin saja terjadi seperti halnya para penonton sepanjang mengikuti cerita
dari karakter tertentu yang diangkat tersebut.
No comments:
Post a Comment
Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.