Contoh Kasus
1 (sumber: googling website kesehatan)
Analisis
kasus
Berdasarkan
data-data yang diperoleh dari artikel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
anak tersebut lebih dapat dikatakan tergolong Autis. Hal ini sejalan dengan
karakteristik yang diuraikan oleh si ibu di antaranya :
·
Pada usia 22 bulan belum dapat
berbicara, hanya 3 kata saja.
·
Pernah diberikan obat dari dokter dan setelah
sebulan mengkonsumsi, si anak mengalami perkembangan yang cukup baik, sudah
bisa bicara dengan 40-50 kata. Namun, saat lepas dari obat tersebut, keadaan
kembali menurun
·
Di usia 2,6 thn belum dapat menyusun
kalimat secara optimal dan belum dapat melakukan komunikasi dua arah.
·
Adanya indikasi perilaku seperti tidak
bisa diam, kurang konsentrasi dalam bermain, tidak fokus( sering jatuh dan
menabrak kalau berjalan), tantrum, dan suka berjalan jinjit.
·
Ketika menjalani diet gluten, kasein,
msg, dll dalam waktu 2 minggu, anak tersebut sudah dapat bicara 2 arah, dapat
menyusun hingga 6 kata, mulai konsen pada permainan yang diberikan
Selain itu,
jika dikaitkan dengan penelusuran menurut DSM IV maka, anak tersebut memenuhi
kriteria autis dalam DSM IV sebagai berikut:
- Interaksi sosial (minimal 2)
1.
Tidak mampu menjalin interaksi sosial
non verbal: kontak mata, ekspresi muka, posisi tubuh, gerak-gerik
2.
Kesulitan bermain dengan teman sebaya
3.
Tidak ada empati, perilaku berbagi
kesenangan/minat
4.
Kurang mampu mengadakan hubungan sosial
dan emosional 2 arah, Dari kriteria di atas,
subjek pada kasus tersebut memeuhi kriteria (1) di mana subjek memiliki
hambatan dalam posisi tubuh dan gerak-geriknya di mana terlihat pada uraian
bahwa ketika berjalan sering jatuh dan menabrak. Selain itu juga memnuhi
kriteria (4) di mana ditunjukkan pada uraian bahwa pada awal perkembangannya
subjek belum dapat berkomunikasi 2 arah.
- Komunikasi sosial (minimal 1)
1.
Tidak/terlambat bicara, tidak berusaha
berkomunikasi non verbal
2.
Bisa bicara tapi tidak untuk
komunikasi/inisiasi, egosentris
3.
Bahasa aneh dan diulang-ulang /
stereotip
4.
Cara bermain kurang
variatif/imajinatif, kurang imitasi sosial Subjek memnuhi
kriteria (1) yang ditandai dengan pada usia 22 bulan belum dapat berbicara. Dan
kriteria (4) di mana subjek tidak dapat fokus pada permainannya.
- Imaginasi, berpikir fleksibe, dan bermain imaginative (minimal 1)
1.
Mempertahankan 1 minat atau lebih
dengan cara yang sangat khas dan berlebihan baik intensitas dan fokus
2.
Terpaku pada suatu kegiatan ritualistic/rutinitas
yang tidak berguna
3.
Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan
berulang-ulang, seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian tertentu pada
suatu benda Subjek memnuhi
kriteria (3) di mana subjek seringkali suka berjalan jinjit tanpa alasan.
Dalam kasus tersebut tampak si ibu mengira bahwa anaknya cenderung diduga hiperaktif yang mana sesuai dengan pernyataan bahwa anak tersebut tidak bisa diam, tidak dapat fokus dan sulit konsentrasi. Akan tetapi bila dilakukan diagnosis kriteria dalam DSM IV maka gejala-gejala tersebut masih tergolong kurang memenuhi kriteria sebab dalam DSM IV harus memenuhi paling tidak minimal 6 kriteria sementara pada kasus tersebut hanya terdapat 2 kriteria saja sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.
Sehingga untuk menegakkan diagnosis apakah autism yang dialami diiringi dengan gangguan perkembangan yang lain maka dibutuhkan observasi yang intensif dan menyeluruh terhadap perilaku anak. Akan sangat sulit untuk mendiagnosanya sehingga dibutuhkan pendampingan ahli atau psikolog dalam proses observasi tersebut. Selain itu, pada uraian kasus tersebut, si anak tersebut diperkirakan harus menjalani diet seumur hidup sebab bahan-bahan makanan tertentu justru dapat memicu munculnya gejala-gejala hiperaktif seperti yang diduga sebelumnya di antaranya diet zat gluten, kasein, MSG, dll. Jadi sebaiknya harus diperhatikan pula asupan nutrisi yang diberikan.
No comments:
Post a Comment
Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.