Tuesday, March 26, 2013

CARA MENGHINDARI NYONTEK SAAT UJIAN


Hayo, siapa yang merasa pernah "cheating" alias nyontek??
Di saat besoknya ujian tapi kita tidak belajar sama sekali dan tidak ada persiapan apapun, menyontek adalah satu-satunya "jalan" ketika tidak mampu menjawab soal-soal ujian.

Menyontek itu adalah "gangguan" yang menular. Seseorang yang menyontek ketika ujian, dia kecenderungan mengalami "gangguan" self-concept. Dalam ada tiga komponen dalam self-concept seorang cheater yang "terganggu". Apa sajakah itu? Berikut penjabarannya menurut analisaku:
  1. Self-knowledge: seorang penyontek bisa jadi mengalami distorsi dalam hal pengetahuan terhadap diri sendiri. Maksudnya, orang tersebut tidak sepenuhnya mampu mengetahui apa saja kebutuhan dirinya, apa yang sebaiknya perlu dan penting untuk dilakukan dan dia tidak tahu mengapa dia melakukan perbuatan tersebut. Seorang cheater hanya tahu bahwa dirinya sedang terdesak/terjebak oleh situasi sulit sedang dia sendiri tidak mampu memikirkan langkah yang tepat untuk mengatasi situasi sulit itu.
  2. Self-acceptance: seorang penyontek memiliki kecenderungan kurang menerima diri sendiri. Ketidakmampuan menerima diri sendiri, kegagalan terhadap keyakinan akan kemampuan diri sendiri, merupakan hal yang paling sering dialami oleh para cheaters. Ketika ujian, seorang cheater akan merasakan banyak sekali "keterbatasan". Dia merasa putus asa, merasa tidak mampu menjawab pertanyaan, merasa tidak yakin bila dia jawab sendiri takut akan berakibat kesalahan. Apabila perasaan dan pikiran/persepsi semacam ini terus dipupuk dalam diri seseorang, maka orang tersebut bisa saja menjadi seseorang yang kurang atau bahkan tidak dapat dipercaya oleh orang lain. Bila dia tidak dapat mempercayai kemampuannya sendiri, tidak dapat menerima diri apa adanya dan tidak berusaha menyadari keterbatasannya, lama-kelamaan orang tersebut juga tidak akan mungkin bisa dipercayai oleh orang lain. Dia akan sering meminta bantuan orang lain/dependent. Dia tidak akan bisa mandiri.
  3. Self-esteem: masalah yang satu ini juga sering dialami oleh cheaters. Mereka menganggap lebih baik menggadaikan "harga diri" dengan menyontek saat ujian daripada melihat kertas jawabannya kosong. Bahkan, terkadang, seorang cheaters yang getol bin doyan nyontek saat ujian, dia pasti akan melakukan berbagai teknik agar bisa menjawab pertanyaan tanpa perlu susah payah berpikir dan belajar. Hal seperti ini tentunya sangat mengenaskan. Seorang penyontek mengalami kecenderungan ketidakmampuan dalam menghargai diri sendiri. Bila sudah tidak mampu menghargai diri secara baik dan benar, tidak mampu lagi menaati norma dan peraturan yang berlaku maka sudah pasti dia pun akan menyulitkan/membebani orang lain. Seorang yang "dicontek" pasti akan merasa risih terhadap penyontek. Bila pun yang dicontek tidak masalah, bukan berarti si penyontek selamat. Si penyontek justru terancam "kronis". Maksudnya, yang dicontek bisa saja memberikan label negatif terhadap si penyontek. Reputasi/nama baik pun sudah pasti rusak. Bahkan pada beberapa kasus, seorang yang dicontek bisa saja sengaja menjebak si penyontek ulung untuk dipermalukan dan memberikan jawaban/informasi yang salah kepada si penyontek. Ini juga tentunya tidak baik dan akan menimbulkan permusuhan.

Lalu, gimana sih caranya menghindari menyontek sebelum dan saat ujian?
Ini aku ambil dari pengalaman pribadi. Dulu, sejak kuliah, aku masuk di sebuah kelas yang berbeda dari kelas reguler lainnya, kelas F. Rupanya setelah ditawari dan diwawancarai dan berhasil masuk kelas F, rupanya adalah kelas bilingual (indonesia-inggris) dan hampir semua yang terjaring di kelas tersebut memiliki IQ atau kecerdasan di atas rata-rata bahkan ada pula yang jenius.

Banyak yang merasa tertantang dengan masuk kelas F itu. Aroma kompetisinya pun cukup kuat namun tetap sehat. Akan tetapi, secara berkala, setiap menjelang ujian entah itu kuis, UTS atau UAS, ada satu hal yang membuat kami unik dari yang lain. Di kelas ini, sangat sedkit yang menyontek atau terpaksa menyontek.

Cara yang kami lakukan untuk menghindari menyontek sangat mudah. Seorang cheaters itu pasti merasa percaya pada jawaban orang lain yang dianggap lebih cerdas dan akan menguntungkan dirinya, bukan? Nah perasaan seperti itulah yang akhirnya kami selesaikan di luar sebelum memasuki kelas. 

Jadi, tiap beberapa jam/menit sebelum masuk ke kelas untuk ujian, kami (satu kelas) membiasakan diri untuk saling berdiskusi, saling memberi komentar/masukan, bertukar pendapat, meminjam catatan masing-masing dengan teman lain. Jadi, sebelum ujian itu, kami pasti bakal duduk selonjoran di depan kelas sambil membentuk sebuah diskusi hangat dan menyenangkan satu sama lain. 

Mulai dari teman-teman yang berotak "brilian" sampai yang rata-rata semua memberikan kontribusi saat diskusi/bertukar pikiran terkait materi yang akan diujiankan hari itu. Kami pun saling menganalisis berbagai kasus di luar konteks teori bila itu diperlukan. Selain itu, kami juga saling bertukar teknik belajar menurut individu masing-masing. Dengan demikian, kami bisa memahami dan mengetahui konsep yang dipergunakan oleh masing-masing individu dan memprediksi kira-kira jawaban seperti apa dan bagaimana yang sebaiknya ditulis bila mendapat soal "seperti ini, seperti itu". Hal inilah yang kemudian dapat meminimalisir rasa "curiga" antar individu sehingga sangat jarang terjadi menyontek di kelas. 

Dengan membentuk diskusi bersama, secara otomatis akan terbangun rasa percaya diri yang tinggi, saling menghargai pendapat/diri satu sama lain, saling memahami apa saja yang sebaiknya dilakukan. Dengan begitu, masalah terkait ketiga hal dalam self-concept di atas pun akan teratasi.

===

Well, bila ingin mendapat hasil yang baik, maka bersiaplah untuk tertatih, bersiaplah untuk sakit, bersiaplah untuk merangkak. Kesuksesan dan kebaikan itu bukanlah perkara instan. Semua membutuhkan perjuangan dan tentunya paling mendasar adalah, berusahalah menerima diri sendiri dan meyakini kemampuan diri. 

Sebab, sejatinya, setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda. Tidak perlu saling membandingkan diri dengan yang lain. Masing-masing punya cara tersendiri dan kita perlu menghargai itu. Membanding-bandingkan atau mengikuti orang lain tanpa tujuan yang jelas hanya akan merusak diri kita, merusak kebahagiaan diri kita, kita akan tertekan dan selamanya akan hidup menjadi orang lain.

Bagaimana denganmu?

2 comments:

  1. Saya juga gemmeeess banget sama anak yg suka nyontek, masalahnya anak saya yg masih kelas 1 SD sering dicontekin temannya, saya masih blm bisa berbuat apa2 krn mereka masih kelas 1 SD. Dan saya pun punya postingan ttg menyontek ini
    http://susantidewiok.blogspot.com/2013/03/menyontek.html

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih bunda Santi udah mau mampir dan sharing seputar nyontek ini hehe :D wah kalo anak kelas satu SD diajarin biar gak nyontek emang msih susah soalnya mereka jg mulai masa-masa modelling dan imitasi mana yg baik dan buruk

      Delete

Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.