Ketika masih baru beberapa minggu mengajar, tepat menjelang UTS, aku terkejut dengan perubahan yang ditonjolkan oleh salah seorang mahasiswi.
Sejak kali pertama bertemu di Guidance Club, dari segi fisik, mahasiswi tersebut bisa dibilang cantik (ya iyalah, semua wanita kan cantik :) ). Namun, dari cara berpakaian, meski sederhana tapi masih saja kurang nyaman untuk dipandang. Jilbab yang dikenakan cenderung tipis dan tidak jarang kami mendapati rambutnya mengintip dari balik jilbab. Tentunya, sebagai teman yang baik, kami semua akan saling menegur dan mengingatkan satu sama lain.
Apa yang dulu membuat kami semua kurang nyaman dengan performance-nya, kini mulai pangling melihat perubahannya yang senantiasa mengundang tasbih, tahmid dan tahlil dalam hati. Mahasiswi tersebut sangat mencuri perhatianku. Bagaimana tidak, dia diam-diam me-modelling cara berpakaianku. Dari gaya berhijabnya sudah bisa dibilang 12:12 denganku. Dulu, dia mengenakan jilbab tipis dan cenderung transparan. Sekarang, dia sudah terbiasa mengenakan gaya berjilbab "dobel gradasi warna" seperti juga caraku berjilbab. Tapi, insyaallah masih dalam koridor yang syar'i.
Aku benar-benar terkesima melihat dia yang berubah semakin rapi, anggun dan sopan. Memang hanya dia yang berubah. Namun, beberapa mahasiswi lain, yang tadinya datang kuliah menggunakan rok panjang tanpa mengenakan kaus kaki, kini alhamdulillah, mereka terbiasa mengenakan kaus kaki.
Kalau ditelisik, memang ya pengaruh lingkungan apalagi dalam konteks pergaulan itu sangatlah besar. Memang betul konsep modelling atau meniru/mengimitasi yang diprakarsai oleh pakar Behaviorisme, Albert Bandura. Proses meniru tentu tidaklah instan. Diperlukan empat tahapan yaitu adanya atensi, retensi, reproduksi dan motivasi. Kupikir, mahasiswi yang kuceritakan tadi sudah berproses dalam empat tahapan tersebut. Sejak akhir September 2012 hingga bulan Maret 2013 kemarin, mungkin dia sudah lama memperhatikanku. Aku juga masih ingat ketika dia bertanya, apakah tidak panas, ngedobel jilbab kayak gitu? Aku bilang saja tidak, kalau nggak percaya ya coba saja. Alhamdulillah, ikutan juga dia.
Memang, penampilan itu sedikit banyaknya mencerminkan kepribadian seseorang. Tapi, bukan berarti antara satu dengan yang lain punya penampilan sama lantas di-judge sama seluruh elemen dirinya. Yang pasti, tiap orang, aku ataupun mahasiswi tersebut punya perbedaan pribadi. Tapi, aku memohon, semoga perubahan baik yang dilakukannya bisa menular juga ke teman yang lain, yang cara berpakaiannya masih dipengaruhi oleh arus modernisasi.
Yaa, kita semua manusia biasa. Wanita cantik, belum tentu hatinya cantik seperti kata orang-orang. Tapi, semoga kita bisa terus belajar dan berpegang teguh pada Al-Qur'an dan As-sunnah agar luar maupun dalam diri kita sama-sama terjaga. Semoga kita semua tetap terjaga dari pengaruh negatif di luar sana ya. Semoga niat kita untuk berpenampilang baik ditunjang oleh niat semata-mata karena Allah, bukan untuk pamer atau unjuk popularitas. Semoga penampilan luar dan dalam bisa saling seimbang, sama baiknya dan semoga tetap istiqomah di jalan-Nya. Aamiin.
Monday, April 29, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Sukkaaaaa.. <3 it
ReplyDeleteaku juga suka Aya :D ehehehehe #peace cieeeh sekarang makin ramai lapak jualan craftnya semoga suatu hari bisa beli ya
Deletehehehhhee.. doain-doaiiiin.. Aamiin Aamin Aamiin.. doakan makin rame dan rame yaaaa.. moga rejekinya lancar luncuuur dan lebat kayak hujan deres, aamiin..
Deleteditunggu bu doseeeen ^^,