Thursday, April 4, 2013

ORANG FRUSTASI PUN SENYUM

Senyum? Sudahkah Anda senyum hari ini? Hmm, tahukah Anda, senyum itu bukan hanya milik orang yang sedang dapat kado ulang tahun, bukan hanya milik para pengantin baru (eherrrmmm), bukan hanya milik ibu tiri yang sinis, melainkan orang yang sedang frustasi pun bisa tersenyum.

Apa Anda pernah melihat orang frustasi sedang tersenyum? Atau, pernah mengalaminya sendiri namun tidak disadari?

(pic by google and infoteknoterkini)


Ya, mungkin saja. Selama ini kenyataannya, perilaku tersenyum itu hanya didefinisikan sebagai suasana emosional yang positif, penuh guratan ketulusan, keindahan ataupun sebagai suasana yang berbanding terbalik dengan afek seperti halnya senyum sinis.



Ternyata setelah searching ke beberapa portal psikologi, aku telat membacanya dan agak ketinggalan berita. Sebuah penelitian yang diprakarsai oleh seorang bernama Ihsan Hoque dari Massachussets Institute Of Technology pernah merancang sebuah alat penelitian berupa program komputer yang mampu mengungkapkan perbedaan antara senyum kesenangan dan senyum dari bentuk frustasi. Alat ini mampu mengidentifikasikan emosi penggunanya dengan memberikan respon. Program ini kemudian digunakan sebagai alat agar dapat membantu memudahkan kinerja para tenaga profesional guna memahami ekspresi penderita autistik.

Awalnya, Penelitian ini diujicobakan oleh peneliti MIT Media Lab. Jadi, para peserta diminta untuk mengeluarkan ekspresi kegembiraan atau frustasi, dan webcam dari komputer tersebut kemudian akan merekam ekspresi mereka.


Pertama-tama, para peserta diminta untuk mengikuti tes online yang dirancang untuk membuat mereka mengalami frustasi dan menonton video lucu untuk menciptakan respon kegembiraan. 
Saat peserta diharuskan untuk pura-pura mengalami frustasi, 9 dari 10 peserta tidak tersenyum. Hal yang berbeda saat mereka benar-benar mengalami frustasi, sebanyak 90 persen dari mereka justru tersenyum.

"Penelitian ini mungkin menjadi awal pengetahuan untuk mengetahui hubungan senyuman dalam ekspresi emosi negatif. Ini menunjukkan pada kita bahwa tidak semua senyum bersifat positif,” papar Psikolog Prof Jeffrey Cohn, dari University of Pittsburgh, salah satu peneliti dalam studi tersebut, dikutip The Telegraph

Overall, terlepas dari "berbau psikologi atau tidak", namun terkadang tersenyum menjadi sebuah cara untuk memanipulasi apa yang sebenarnya sedang dialami oleh seseorang. Di saat mereka bersedih, tertekan hingga frustasi, terkadang tidak bisa dimungkiri ada sebagian orang yang justru menggunakan senyumannya sebagai "topeng" atau bahkan alat penyembuh paling sederhana bagi kesedihan dan rasa frustasi yang dirasakan. 

Pada dasarnya orang yang bersedih atau frustasi tidak ingin bila orang lain mengetahui apa yang mereka rasakan. Biasanya, apakah itu karena mereka menganggap bahwa tidak akan ada siapapun yang peduli dengan masalahnya atau karena berusaha memaksakan diri untuk segera mengganti emosi negatif tersebut dengan perilaku yang berkebalikan agar dapat berubah menjadi emosi yang positif.

But, apapun situasi yang dialami oleh orang-orang tersebut, tersenyum tetaplah merupakan satu hal yang sarat akan manfaat walaupun kelihatannya sangat sepele. Tersnyum dapat membuat telomer dalam tubuh kita  awet terjaga (kata dokter Bram, hehe). Tersenyum pun mampu menularkan kebahagiaan kepada lingkungan sekitar/orang lain.

Orang frustasi bukan berarti tidak bisa tersenyum dengan emosi yang positif. Hanya saja, di balik senyum orang frustasi tersebut, mereka justru berupaya untuk meyakinkan lingkungan bahwa afek dan emosinya tetap positif sekalipun ekspresi yang ditampakkan berbanding terbalik. Dengan kata lain, setiap orang punya cara tersendiri untuk menutupi sisi inferiornya/keterpurukannya agar orang lain tidak mengasihaninya seolah dia tidak bisa apa-apa.

Heehe, ya ini analisisku sih. 

Apapun masalahnya, frustasi atau happy, yang penting SMILE :) !!!

3 comments:

  1. Aya senang tersenyum saat sedang stress atau apalah emosi negatif,ihihihihi... Biar ga dinilai terlalu merana oleh orang2, walaupun sebenarnya org2 tau kesusahan kita, *sok tabah si Aya... hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. hmm rata2 hmpir sbgian besar manusia ky gt, Ya, itulah manusia diciptakan dgn segala defense mechanism yg berbeda-beda hihi

      Delete
    2. iya ya.. Hihi,, makasiiih bu sarjana psikologi ^^

      Delete

Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.