Thursday, June 13, 2013

KINI PSK ITU LIFESTYLE, BENARKAH?

Kalau dulu saya pernah memposting tulisan mengenai penyebab seseorang menjadi PSK. Saat ini muncul keganjilan dalam otak saya pasca melihat berita yang terus-menerus didominasi oleh tindakan kriminal bin asusila ini.

Kasus pemerkosaan oleh anggota keluarga, 'pacar' mereka, oleh geng motor, atau oleh komplotan penjahat dan sebagainya membuat gendang telinga dan mata saya hampir saja memecahkan kaca televisi itu (hiperbola banget). Ditambah satu kasus yang saya dengar secara langsung dari seseorang yang pernah saya temui (yang juga hampir mengarah pada masalah yang serupa) juga membuat hati saya terkoyak.

Apakah kiamat sudah dekat, Ya Allah? Semakin banyak kejahatan, kaum perempuan kembali dilecehkan seperti zaman nabi dulu.

Di berita-berita, para reporter itu menyimpulkan bahwa saat ini kasus tindak asusila juga kasus PSK semakin menyebar. Bukan saja mereka yang kira-kira seumuran dengan saya (seperti kasus 'ayam kampus' yang selalu saya dengar dan cermati di sekitar kampus kala kuliah dulu), tetapi anak-anak 'ingusan' yang masih berseragam sekolah pun juga mulai terperosok hingga ketagihan.

Memang ya, segala bentuk yang berhubungan dengan 'nafsu' serta 'syahwat' pasti akan memunculkan semacam gairah tertentu dalam diri seseorang. Ibarat kerasukan roh jahat, seseorang yang menenggak setetes kenikmatan 'haram' itu jelas saja akan cenderung meminta tambah, tambah dan akhirnya 'terbiasa', katanya.

Kalau dulu, saya sering mendengar berbagai kasus bahwa ayam kampus atau komplotan PSK sejenisnya melakukan pekerjaan haram itu lantaran himpitan ekonomi dan status kaum proletar yang disandang, krisis percaya diri atau masalah lainnya, kini semua berubah layaknya musim. Sekarang, mereka berani mengatakan bahwa pekerjaan atau aktivitas semacam itu sudah menjadi bagian dari gaya hidup mereka. Memang benar kata pepatah, ala bisa karena biasa. Namun, sayangnya, keterbiasaan semacam itu tampaknya sudah merobek sinaps-sinaps akal sehat mereka. Naudzubillah.

Saya tidak ingin mencemooh mereka atau menghakimi siapapun yang berprofesi seperti itu. Namun, saya benar-benar prihatin melihat krisi moral yang kian menyeruak, mengoyak hati ibu pertiwi diam-diam. Di tahun-tahun mendatang, bila masalah ini tidak juga tertuntaskan hingga ke akarnya, berapakah jumlah kaum perempuan yang akan terperosok ke dalam lubang hitam itu.

Tampaknya mereka seolah merasa baik-baik saja, tidak terjadi apa-apa. Siapa bilang, mereka baik-baik saja? Justru dalam keadaan seperti itu, mereka terlalu sering memaksa diri untuk menekan gejolak hati yang sebenarnya ingin memberontak dan pergi dari dunia itu. Tapi, karena bagi mereka satu-satunya jalan adalah mereka harus terjun ke dalam itu, sehingga bisa jadi mereka menyebut aktivitas tersebut layaknya "gaya hidup" sebenarnya untuk menutupi rasa sakit yang mereka derita.

Ya, menurut saya, mereka mengatakan itu sebagai lifestyle, bisa jadi disebabkan karena ketidakmampuan mereka memenej gejolak yang sebenarnya ingin mereka teriakkan. Bukankah setiap orang pasti punya defense mechanism untuk bisa bertahan hidup? Alih-alih ingin mendapatkan perbaikan ekonomi meski dengan jalan haram, toh sebenarnya mereka masih punya 'perhatian' untuk menjaga 'nama baik' mereka dengan menempelkan simbol 'gaya hidup' agar tidak dihujat orang, atau agar tidak ada yang memprotes  jalan yang mereka pilih. Apapun itu, bagi orang lain, itu tetap saja 'salah'. Di mata hukum juga salah.

Heuum... Secara moral memang sangat memprihatinkan. Saya pribadi--acapkali menemukan kasus 'ayam kampus', kasus terkena penyakit seksual akibat aktivitas kejam itu, kasus abortus dan lainnya--sungguh sangat menyayangkan nasib para perempuan di negeri ini. Negeri yang menjunjung tinggi adat ketimuran, negeri yang memiliki falsafah pancasila menjunjung tinggi agama yang dianut masing-masing, seolah semua hanya fiksi.

Bagaimana nasib kaum perempuan ke depannya? Bagaimana nasib bangsa ini ke depannya? Tentunya harus dimulai dari pribadi kita masing-masing. Kita tidak bisa hanya menyalahkan salah satu, dua atau tiga aspek saja. Seluruh komponen kehidupan termasuk diri kita tentunya harus berbarengan, paling tidak mencegah agar tidak ikut tenggelam dalam arus yang keliru.

Jadi, bila saja di jalan Anda bertemu dengan seorang PSK yang mengatakan bahwa seks bebas itu adalah lifestyle mereka, maka jangan percaya begitu saja. Itu hanya teknik displacement saja untuk menutupi apa yang sebenarnya mereka rasakan dan pikirkan.

Semoga kita selalu istiqomah di jalan-Nya, insyaAllah, aamiin....

2 comments:

  1. Nggak mikir panjang tuh... nggak kepikiran ama mereka penyakit menular seksual sampai aids yang fatal. Belum lagi kehamilan yang tidak diinginkan nanti digugurkan dengan cara-cara aneh. Seharusnya dibekali pengetahuan kesehatan seksual supaya tahu betapa bahayanya melakukan hubungan intim di usia muda dan penyakit yang mengintai

    ReplyDelete
    Replies
    1. :) sekarang, kenyataannya byk PSK yg memandang remeh resiko2 tersebut, sy pun pernah melihat seorang PSK yg terjangkit penyakit kelamin tp ttp tidak jengah 'bekerja' di dunia itu lagi dan lagi

      Delete

Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.