Kertas putih ini hendak diisi oleh apa?
Kutatap sejenak dengan perasaan campur aduk
Kutatap hingga mataku lupa berkedip
Kutatap hingga tak sadar, waktu berlalu begitu cepat
Kutatap lagi... lagi dan lagi...
Dan, kini, aku tahu apa yang akan kutulis di atasnya
"Proposal Suci"
Inilah proposal suci
Mengisinya tak semudah menulis pengajuan beasiswa
Menulisnya tak semudah menulis CV lamaran kerja
Menulisnya tak semudah menulis puisi cinta
Menulisnya membuat seisi langit dan bumi gemetar
Ibarat disaksikan oleh ribuan malaikat yang turun memberi doa pengantar
Kadang pikiran menjadi risau, cemas, panik, bergelora atau bahagia
Kegelisahan dan kebahagiaan melebur dalam selembar kertas
Kertas pengantar yang akan mengukir sejarah suci dalam mahligai yang didamba
Ini proposal suci
Mengisinya perlu kejujuran dan keikhlasan hati
Menulisnya perlu keberanian demi tujuan yang hakiki
Ini proposal suci
Ketika membuka lembar demi lembarnya
Gelambir jantung serba berdebar, membara
Tak jua lepas dari keterkejutan saat membacanya
Ini proposal suci
Membaca kelebihannya membuncahkan segenap jiwa raga untuk segera memiliki
Membaca kekurangannya berharap tak akan menjadi malapetaka berarti nanti
Itulah mengapa aku harus memilih terbaik dari yang baik
Karena pribadi tak akan mudah diperbaiki
Aku pun perlu menjaga dan berbenah diri
Karena kuyakin, dia di sana adalah proyeksi bayanganku sendiri
Karena cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ketika diri merasa yakin sepenuhnya, maka tuntunlah hati untuk melangkah dengan pasti
Ketika hati masih meragu, maka bersabarlah sejenak
Ikhlaskan segalanya dan jangan pernah takut mempersilakan orang lain untuk mendahului
Karena bisa jadi, orang itulah yang memang pantas bersanding dengannya
Karena cinta tak pernah meminta untuk menanti
Tatkala proposal itu belum jua disepakati,
Bersabarlah sekali lagi
Tawarkan lagi dengan kegigihan hati
Barangkali akan menemukan yang tepat suatu hari
Inilah proposal suci
Dan aku menanti saat-saat di mana kelak aku akan menerimanya dari seseorang yang sudah lama kuimpi
Aku menanti saat-saat di mana dia yang hadir adalah benar-benar jawaban atas istikharahku selama ini
Dan, ada saat di mana kelak, kami berdua akan saling bertukar proposal
Membacanya dengan penuh senyuman
Bersabar atasnya
Memantapkan hati, menggerakkan langkah satu sama lain untuk meminta rida Ilahi dan keluarga
Ikhlas dan yakin menerimanya
Sampai bertemu ijab yang disaksikan oleh ribuan malaikat dan Allah azza wa jalla
Setia dalam suka dan duka
Saling menguatkan
Saling bertumbuh
Saling memberi
Saling mengasihi
Saling menguatkan
Saling menegur kala khilaf
Saling membangun
Dan saling-saling lainnya
Sampai bertemu ajal dan bersatu dalam surga-Nya
Berdua.... :)
Di bawah rintikan hujan bumi Parepare
--Paresma Elvigro--
baca proposal ini juga bikin aku gemeter kakak ^^
ReplyDeletehehe iya ya Ade? aku nulisnya aja juga dag dig dug gimana nanti kalau beneran dimintain nulis proposal itu untuk calon pendamping huaaa hehe
ReplyDelete