Monday, July 14, 2014

APA KELEBIHAN DAN KEKURANGANMU?

Bismillahirrahmanirrahim...

Hari ke-16 Ramadhan, kalian ngapain aja? Pasti pada puasa kan semuanya? Kalau saya masih sedang "lampu merah". Sejak 8 Juli lalu sampai hari ini, saya nggak puasa. Sedih sekaligus senang. Sedih karena baru dapat seminggu puasa. Senang karena di rumah banyak makanaaaan jadi bisa ngemil untuk program nambah berat badan yaaa -__- meskipun kenyataannya badanku sulit untuk gemuk.

Kemarin adalah masa-masa stressful bagi saya. Ikutan tes seleksi mapro seharian bikin fisik+mental lelah. Alhamdulillah bangun tadi, kepala sudah nggak pusing lagi. Jadi, hari ini hingga tanggal 16 Juli mendatang, saya pengen istirahat total. In sya Allah sih besok udah puasa lagi (semoga) jadi bisa nyempatin diri buat curhat sama Allah, memohon agar diberikan kelulusan masuk maproooo... aamiin....! Yeaaah, tandanya sebentar lagi saya harus menuntut ilmu (lagi). 

Aaah cukup sekian intermezzo-nya.

Lanjut pada tema postingan kali ini. Mungkin ini udah pernah saya posting kali ya, tapi lupa kapan. Kalau ditanya, apa kelebihanmu?
Kalian bakal jawab jujur, nggak? Biasanya pertanyaan semacam ini disuguhkan pada wawancara kerja+daftar kuliah. Kemarin sih saya nggak ditanyain kelebihan dan kekurangan, soalnya dosen-dosen udah pada kenal hehe. Cuman dengerin aja celetukan dari pendaftar angkatan 2010 (adik=adik tingkat saya berarti) yang kemarin barengan daftar mapro juga. Mereka ditanyain kelebihan dan kekurangan.

by deviantart
Mayoritas orang akan bilang bahwa menyebutkan kelebihan diri sendiri itu jauh lebih sulit daripada nyebutin kekurangan. Padahal sejatinya, dua paket tersebut adalah indikator seberapa jauh kita mengenal pribadi/diri sendiri. Salah satu ciri orang yang "sehat", berarti dia pasti tahu semua seluk-beluk mengenai kediriannya. Dengan mengetahui serta memahami diri dengan sangat baik, maka konsep diri kita pun akan semakin positif.

Dulu, saya juga suka kagok kalau ditanyain soal kelebihan. Eumm apa ya? Pasti mikirnya lamaaa banget. Pas giliran ditanya soal kekurangan, lancar jaya kayak kereta api hehe. Setelah paham akan diri sendiri, saya jadi tahu semua kelebihan dan kekurangan saya. Mungkin, ini juga saya peroleh dari proses belajar.

Mungkin kalian pernah atau sering dengar, cara paling mudah untuk mengetahui pribadi kita yaitu dengan bertanya kepada orang-orang terdekat kita. Ini sih memang cara yang paling konvensional. Tapi, menurut saya, jika cara tersebut dihubungkan dengan Johari Windows, maka kita akan termasuk dalam kuadran seseorang yang tidak tahu tentang dirinya sendiri tapi orang lain tahu tentang dirinya. Dan, ini belum dapat dikatakan sebagai orang yang punya konsep diri positif.

Euum, kalau saya sendiri, merasa kurang puas ketika menanyakan bagaimana kepribadian saya kepada orang lain, pun pada keluarga sendiri. Biasanya, kalau nanya orang lain terus tanggapan mereka buruk semua, pasti kita akan terus menyela untuk membela, kan? Merasa nggak percaya kalau ternyata kelemahan dan kelebihan kita begini dan begitu. Haiiiisss... rempong juga ya.

Cara yang saya pakai untuk mengetahui dan memahami pribadi saya mungkin terbilang cukup complicated. Seumur hidup, saya baru tahu siapa diri saya sejak mengenyam bangku kuliah. Karena tiap hari belajar mengenai manusia, maka lambat laun saya jadi semakin paham. Inilah yang saya bilang sebagai proses pencarian sekaligus proses belajar tadi. Bukan berarti saya nyuruh kalian masuk psikologi dulu looh ya, hehe. 

Semakin lama, saya jadi paham bahwa apa yang menjadi kelebihan saya adalah hal-hal yang sama sekali tak pernah saya sadari. Selama ini, saya adalah tipe orang yang cukup organized. Ini adalah hal yang tampak dominan dalam diri saya. Segala sesuatunya harus saya persiapkan dengan matang, detil dan rapi. Ketika saya sudah melakukan sesuatu dengan tertata, maka fokus/pikiran dan tindakan akan cenderung tertata pula. Istilah lainnya, sistematis kali ya. Ini juga semakin kelihatan ketika saya bimbingan skripsi dulu. Saya mendapatkan dosen pembimbing II yang sangat appropriate dengan saya. Beliau adalah seorang yang sistematis. Saya menyukai cara kerjanya seperti saya sedang melihat diri saya sendiri. Kenapa organized ini saya masukkan ke dalam daftar kelebihan? Karena, apabila kognitif saya sudah berjalan sistematis, maka semua pekerjaan akan tuntas dengan baik, orang-orang atau teman yang bekerja dengan saya pun cukup banyak yang merasa puas dan hasilnya positif. Jadi intinya, sikap, perilaku maupun sifat apapun yang positif dalam diri saya kemudian berdampak pada hasil yang positif pula, maka itulah yang saya sebut sebagai kelebihan. Tentu banyak tipe orang yang terorganisir seperti saya, tapi rata-rata dari mereka cenderung tidak menganggap bahwa itu adalah suatu kelebihan karena mungkin memang bukan suatu hal yang dominan dalam dirinya.

Masih banyak kelebihan saya, seperti multi-tasking/multi-focus. Maksudnya, saya itu orang yang gemar mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Tapi, tentu saja karena terorganisir, jadi saya memadu-madankan sesuai skala prioritasnya. Contoh yang paling sering saya lakukan adalah memasak sambil menyapu. Jadi disela menggoreng, saya bisa menyapu sebentar-sebentar, tentunya setelah mengatur nyala api di kompor gas dong ya, hehe. Trus, saya juga gemar mengerjakan dua tugas (tugas sekolah/kuliah/pekerjaan) lebih dari 2 macam dalam satu hari. Namun, ini terkhusus tugas-tugas skala minimum yang tidak membutuhkan waktu, tenaga, tempat serta pikiran yang banyak. Saya juga pernah menonton sambil mengetik naskah buku. Hehehe... yaa begitulah.

Sedangkan untuk kelemahan, ada beberapa yang paling dominan. Kalau tadi, untuk tugas yang mudah, saya bisa ngerjain sekaligus dalam satu waktu. Maka ketika saya dihadapkan pada sebuah tugas yang cukup hingga sangat rumit, maka saya akan cenderung autis dengan diri sendiri, cenderung nggak bisa kompromi untuk hal-hal lain. Saya akan lebih banyak menyisihkan waktu untuk berpikir mencari "jawaban" sebelum mengambil keputusan. Jika diganggu, saya akan kesal. Akibatnya, sering orang mengira saya ini marah pada mereka padahal sebenarnya tidak. Tapi, kalau marah, durasinya memang tidak sampai satu hari. Jadi, imbasnya, bagi yang tidak memahami saya, mereka mungkin akan menjauhi saya akibat ini. Intinya, berimbas pada hubungan interpersonal. 

Untuk kelemahan di atas, saya sudah punya solusinya. Yaa memang sih akan melibatkan pengertian dari orang lain, mau tidak mau. Solusinya adalah, sebelum mengerjakan suatu hal yang cukup rumit, maka saya akan minta izin pada orang lain agar tidak mengganggu hingga pikiran saya mereda atau hingga tahap di mana saya sudah mengambil keputusan, barulah boleh mengajak saya untuk bicara lagi hehehe.

Kelemahan kedua yang berkaitan dengan kelebihan organized tadi, ada saat-saat tertentu di mana saya akan menjadi seseorang yang perfeksionis. Biasanya, orang lain bangga ya kalau dia perfeksionis. Namun saya pribadi merasa ini adalah kekurangan. Contohnya saja sering saya temukan ketika hidup di kontrakan semasa kuliah dulu. Dulu, kami ini berdua sekamar. Saya ini adalah orang yang setiap hari suka bersih-bersih. Jadi, kalau area private (kamar) sudah sedikit terlihat kotor bahkan jika ada rambut sehelai rontok, pasti akan saya bersihkan sampai licin. Ini bukan OCD karena memang bersih-bersih itu bukan ritual yang saya kerjakan lebih dari 5 kali tiap hari. Pada saat ingin menghadiri acara-acara formal kampus pun, adek kos saya agak resah melihat saya yang memilih pakaian saja menyia-nyiakan waktu kurang lebih 1 jam. IYA, SATU JAM ITU SAYA BELUM BERGANTI PAKAIAN. Di dalam kognitif ini, sudah ter-setting bahwa apa yang saya kenakan harus sesuai dengan tema atau situasi acara. Saya tidak mau jadi bahan tertawaan orang lain dan lebih penting lagi, saya tidak mau jadi bahan perhatian orang. Perfeksionis dari sudut pandang saya adalah bukan dengan berpakaian serba serasi hitam harus dengan putih, harus yang mewah dan mahal atau hal-hal hiperbola lainnya. Nggak begitu. Tapi, sudut pandang saya, harus terlihat rapi, bersih, nyaman dan sesuai dengan situasi yang akan saya hadapi. Bukan hanya pada pakaian, pada tugas-tugas pun seperti itu. Saya paling tidak suka ketika mengerjakan sesuatu dengan bahan yang tidak lengkap, tidak bersih, tidak nyaman dan berantakan. Semua kudu tertata.

Kalau kata orang, kelemahan adalah kelebihan mereka. Saya juga memilikinya pada bidang lain. Kalau pada perilaku/tindakan, saya sistematis, maka secara lisan, saya sangat sulit untuk membuatnya sistematis, kecuali jika harus disertai draft berbicara baru bisa sistematis. Orang boleh bandingkan, lebih baik mana ketika saya berbicara atau ketika menulis. Pasti cenderung, lebih baik ketika menulis. Karena saya adalah pribadi introvert yang cenderung pendiam lewat lisan, makanya orang pasti akan tidak percaya kalau saya ini pendiam. Sebab, melalui tulisan, saya terkesan seperti orang yang cerewer atau talk active. Hehehe.. jadi kalau diajak ngobrol langsung gitu, pasti ada waktu-waktu saya diam lebih lama. Bukan kehabisan bahan obrolan, tapi syaraf saya mungkin lagi stag di tengah jalan kali ya, hehe makanya diam lagi. Beda jika saya diajak ngobrol lewat tulisan, in sya Allah lancar dan baik-baik saja. Tapi, saya sudah punya kunci untuk solusi masalah ini. Agar saya bisa baik dalam komunikasi lisan dengan orang lain, maka saya akan lebih cocok dipadankan/mengobrol dengan orang yang cerewet banget. Iya, kayak sahabat saya si Nawira itu kalau ngomong kayak kereta api. Jadi, kognitif saya akan semakin lancar karena dituntut untuk mengejar dan memahami lebih cepat. Nah, dengan kekurangan ini, saya banyak bersyukur. Inilah kelemahan yang mengantarkan saya pandai menulis dan menjadi penulis. Dari hasil tes minat bakat pun terlihat bahwa skor intelegensi di bidang linguistik saya agak lebih tinggi daripada yang lain. Yaaa biarpun pendiam itu mungkin merupakan sebuah momok, tapi saya bersyukur. Diam lewat lisan, mungkin Allah lagi nolong saya biar nggak ngomong macem-macem. Jadi, dialihkan ke bahasa tulisan biar lebih indah, tertata baik dan menyenangkan untuk dibaca.

Tips yang paling penting ketika kita sudah tahu dan paham mengenai siapa diri kita, maka kuncinya adalah adakan penerimaan positif terhadap semua kelebihan dan kekurangan itu. Itu juga sebagai tanda syukur pada Pencipta. Selain itu, jika punya kekurangan, maka adakan solusinya. Seperti contohnya saya memaparkan kekurangan disertai solusinya (yaa meskipun mungkin subjektif kali ya) tapi tetep kudu ada solusi biar memudahkan kita untuk meminimalisir "kerusakan" atau dampak fatal yang mungkin aja bisa timbul akibat kekurangan tersebut.

Nah, begitulah cara-cara saya mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Bagaimana denganmu? :)

6 comments:

  1. apa kelebihanmu? pertanyaan itu pasti aku susah banget jawabnya, tapi kalo ditanya kelemahan... hiks... mluncur seketika :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe rata-rata orang emang seperti itu bunda ^_^ tp biasanya sih tahu cuman susah ngungkapinnya dari mana dulu hihi

      Delete
  2. Apa kelebihan mu?
    Ehm... kelebihan berat badan ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe alhamdulillah bunda disyukuri aja ^_^

      Delete
  3. Kok sama banget yaa mbak sama sya:) saya baca blog ini berasa lagi nyeritain diri saya sendiri;) hehe

    ReplyDelete

Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.