Why we get bored?
------------
Apa sih bosan itu?
Bosan atau kebosanan atau bahasa ketjehnya boredom yaitu suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan ditandai dengan hilangnya minat dan sulitnya berkonsentrasi pada aktivitas yang kita lakukan. Kebosanan juga diartikan sebagai kondisi yang berhubungan dengan kecemasan dan rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri.
Kebosanan ini merupakan kondisi yang pasti semua orang pernah mengalaminya. Ada yang bosan hanya dalam waktu sekejap tetapi ada pula yang merasakannya berlarut-larut. Rasa bosan ini bisa muncul dalam banyak situasi, antara lain bosan dengan pekerjaan, bosan sekolah, bosan belajar, bosan bermain bahkan bosan menjalin hubungan dengan seseorang. Rasa bosan sering ditandai dengan kita mulai menarik diri dalam melakukan aktivitas yang biasanya disenangi. Dilansir dari laman psychologytoday.com, kebosanan yang tidak ditangani dengan baik bisa menjadi bumerang yang menjerumuskan seseorang untuk melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya seperti mengonsumsi obat-obatan, minum alkohol atau praktik perjudian kompulsif misalnya. Rasa bosan juga berkaitan erat dengan kekhawatiran, kesepian, kemarahan dan kesedihan. Kalau kebosanan itu terjadi saat menjalin hubungan dengan seseorang, maka bukan tidak mungkin jika "bosan" tersebut berkelanjutan akan dengan mudah menghancurkan hubungan tersebut. Di kemudian hari, rasa bosan yang semakin menumpuk karena tidak diatasi akan berkembang menjadi rasa malas dan bisa menyerang kepercayaan diri seseorang juga loh.
Bagaimana bosan bisa dialami oleh seseorang? Seorang pakar neurosains, Dr. Irving Biederman menjelaskan bahwa kebosanan ini muncul sama seperti siklus yang terjadi pada seseorang yang kecanduan opioid. Di dalam otak manusia terdapat zat kimia yang melepaskan hormon kesenangan. Hormon kesenangan ini akan terangsang dan diproduksi ketika seseorang melakukan atau menemukan sebuah pengalaman baru. Pengalaman atau aktivitas baru tersebut merupakan sebuah tantangan yang menyebabkan otak terstimulasi untuk mencari tahu lebih banyak. Namun, seseorang lama-kelamaan bisa saja merasa bosan karena sudah terbiasa dengan pengalaman tersebut sehingga tidak lagi menganggapnya sebagai sesuatu yang waw! Akibatnya, seseorang bisa mengalami kebosanan, hatinya gamang.
Apa saja yang bisa menyebabkan seseorang menjadi bosan?
Buah dari Aktivitas atau Tugas yang Repetitif dan Monoton
Penyebab ini adalah yang paling umum terjadi. Jika seseorang sudah berada pada tahap di mana setiap harinya ia menjalani rutinitas yang sama terus-menerus tanpa ada peningkatan atau perubahan dari apa yang dikerjakannya, rasa bosan bisa saja muncul. Sebagai contohnya seorang pegawai yang setiap hari kerjaannya melayani customer, menerima telepon, merapikan pembukuan tanpa diselingin aktivitas lain, dan setelah pulang kerja dia makan, mandi kemudian tertidur dan begitu terus setiap harinya. Lama-kelamaan ia akan merasa bosan dengan rutinitasnya itu. Ia menganggap bahwa pekerjaannya itu itu saja. Pekerjaan yang awalnya dianggap sebagai hal yang menantang, namun karena tidak ada progress yang signifikan, ia bisa saja merasa jenuh. Ia pun jadi malas-malasan alias tidak sepenuh hati mengerjakan tugasnya dan mungkin lebih banyak menunda akibatnya bisa jadi ia akan kehilangan pekerjaannya. Di saat seperti ini, seseorang bisa saja bertahan melakukan aktivitas monoton setiap harinya karena alasan tuntutan pekerjaan dan takut kehilangan penghasilan.
Kurangnya Pilihan atau Kontrol Terhadap Aktivitas dan Situasi
Rasa bosan juga menghampiri bukan karena suatu penyebab yang besar atau fatal, melainkan hanya karena seseorang tidak tahu dengan apa yang dilakukannya. Terkadang, seseorang melakukan sesuatu karena tidak punya pilihan lain. Sama seperti poin pertama tadi, seseorang terjebak dalam perangkap pikiran dan perasaannya sendiri. Kita kadang merasa kebingungan dengan motif mengapa kita melakukan pekerjaan tersebut dan kenapa berada dalam situasi tersebut. Kita sangat paham bahwa kita memiliki skill yang tidak perlu diragukan lagi. Kita juga bisa melakukan segala hal tanpa ada kekurangan sedikit pun atau dengan kata lain pekerjaan kita selalu sempurna. Rasa bosan yang menyelinap bisa saja disebabkan karena kurangnya stimulasi yang kita peroleh dari pekerjaan atau situasi yang dihadapi. Kita bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut namun, kita nyaris tidak pernah dihadapkan oleh hal baru di luar pekerjaan dan situasi tersebut atau karena kita tidak pernah mau mencoba menelusuri hal baru apa sih yang bisa kita kembangkan dari pekerjaan itu.
Kadang, kita juga merasa bosan sebab tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pasti kita pernah menghadapi satu momen dimana kita tiba-tiba stuck, terdiam tanpa paham sebabnya apa. Ingin melakukan ini itu, namun tidak berminat. Bahkan kita cenderung ingin menjauh dari lingkungan sekitar termasuk orang-orang di dalam lingkungan itu. Kita merasa bingung ingin melakukan apa ya. Kita tidak punya cukup banyak pilihan. Mungkin karena kita kurang kreatif atau kurang jeli untuk melihat sisi lain dari rutinitas yang kita hadapi setiap harinya.
Memaksa Diri untuk Melakukan Hal yang Tidak Disukai
Poin ini persis seperti seseorang yang salah masuk jurusan ketika kuliah atau salah memilih pekerjaan. Sebenarnya ada juga sih orang-orang yang tergolong sulit untuk berbaur dengan hal baru atau tantangan apabila hal itu tidak sesuai dengan passion mereka. Iya, passion. Kenapa saya bilang passion, sebab hanya passion yang bisa membuat seseorang bekerja dengan penuh cinta, dan meskipun tidak dibayar sekalipun, dengan passion, orang tersebut akan terus bekerja tanpa kenal lelah. Ketika dihadapkan dengan hal-hal yang tidak disukai atau bukan passion-nya, orang-orang seperti ini cenderung lebih mudah bosan.
Seseorang yang memaksa atau dipaksa melakukan sesuatu yang tidak disukai atau tidak diminati tentu saja akan merasa gundah, gairahnya akan menurun dan menganggap tidak ada lagi kejutan yang bisa mereka dapatkan dari pekerjaan tersebut. Akibatnya, mereka tidak akan berkembang.
Kondisi yang Tidak Menyenangkan
Ada banyak kondisi tidak menyenangkan yang bisa menyebabkan kebosanan muncul. Salah satunya adalah kesendirian. Ya, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi atau hubungan dengan manusia lainnya. Seperti lagu Kuntoaji, "Terlalu Lama Sendiri". Kondisi dimana seseorang terus-menerus berada dalam kesendirian yang berkepanjangan bisa menimbulkan rasa bosan. Bosan karena tidak ada seseorang yang bisa diajak untuk menjalin komitmen bersama. Bosan karena tidak ada seseorang tempatnya bersandar, Eaaaa... Bukan tidak mungkin, orang tersebut sudah punya segalanya, bisa melakukan pekerjaan yang menyenangkan, mapan, cantik atau tampan ditambah memiliki hati yang baik. Namun, karena kesendirian yang dirasakan sudah terlalu dalam dan lama, kesepian pun tidak jarang melanda dan tentu rasa bosan bisa saja menghampiri.
Kondisi lainnya yang seringkali menyebabkan kebosanan antara lain menganggur, tidak punya uang, terkekang, berada di lingkungan yang salah, berhadapan dengan orang yang tidak sesuai ekspektasinya atau orang yang tidak diinginkan, dan masih banyak lagi.
Kurang Menghargai dan Mensyukuri Pencapaian
Bisa traveling pakai uang sendiri. Bisa mengerjakan pekerjaan dengan "sempurna". Bisa memperoleh predikat cumlaude semasa kuliah. Bisa dapat beasiswa karena memenangkan lomba bergengsi. Ketika semua pencapaian yang telah berada di genggaman lantas kita remehkan, kita anggap sebagai hal yang biasa, maka tak dipungkiri rasa bosan bisa saja muncul. Kenapa? Karena kita kurang bersyukur atas segala pencapaian tersebut. Kita terlalu menyepelekan apa yang sudah kita raih. Kita haus akan pujian dan penghormatan dari orang lain sementara kita hampir tidak pernah mau menghargai perjuangan diri sendiri. Kita nyaris lupa untuk bersyukur bahwa semua itu tidak lain juga buah dari pertolongan dan karunia Tuhan.
Terlalu Memaksa Diri Meraih Banyak Hal dalam Satu Waktu
Punya impian itu baik karena dengan impian, kita jadi punya tujuan. Tujuan itulah yang akan mendorong kita untuk bersemangat menjalani hidup. Namun, apa jadinya kalau kita punya terlalu banyak impian? Apa jadinya jika kita memaksa diri untuk mewujudkan seluruh rentetan mimpi tersebut hanya dalam satu waktu? Bukannya mustahil jika memang Tuhan berkehendak. Namun, keinginan yang kurang realistis dengan memaksa diri untuk mewujudkan semua dalam waktu sebentar jelas-jelas adalah hal yang kurang baik. Terlalu banyak tujuan dan keinginan hanya akan mempercepat munculnya kebosanan dalam hidup. Seandainya semua hal itu benar-benar bisa diwujudkan dalam satu waktu, mungkin saja setelah itu kita akan merasakan kelelahan yang kronis. Lelah karena terlalu memforsir diri. Lelah dan bosan karena semua sudah kita raih, lalu apa lagi yang bisa diraih? Ingatlah bahwa kita ini hanyalah manusia. Sehebat apapun diri ini, kita juga harus tetap realistis. Jalani dan hadapi semua satu per satu. Alangkah lebih baik jika punya satu tujuan lalu berusaha merealisasikannya dengan sungguh-sungguh daripada punya banyak tujuan tetapi tidak ada satupun bisa diwujudkan hanya karena kita terlalu tamak menginginkannya. Atau, jika memang punya impian yang banyak, petakan dan wujudkan step by step. Bagi-bagilah tujuan besar itu ke dalam pieces yang lebih kecil. Dengan tujuan-tujuan kecil tersebut, mungkin rasa bosan tidak akan cepat muncul karena di setiap hal-hal kecil, pasti kita akan menemukan banyak hal baru untuk dipecahkan.
Kurang Percaya Diri untuk Menguji Kemampuan Diri
Seseorang yang takut out of the box, takut gagal, dan betah pada zona nyaman cenderung mudah bosan. Keragu-raguan atas kemampuan personal bisa membunuh rasa percaya diri sehingga takut untuk menghadapi tantangan dan menilai hidup ini biasa-biasa saja, begitu-begitu saja. Sesekali cobalah untuk menguji kemampuan diri sendiri, bukan untuk mendapat penghargaan dari orang lain, tetapi cobalah itu untuk meningkatkan performa diri kita, menaikkan kemampuan kita pada level yang lebih tinggi lagi. Kalau perlu, rombaklah resolusi dan introspeksi diri.
Kurang Istirahat atau Kurang Menghibur Diri Sendiri
Rasa bosan juga bisa terjadi karena seseorang sudah berada pada tingkat kelelahan yang "sangat". Lelah karena setiap hari melakukan rutinitas, bertemu dengan tantangan hidup yang tiada habisnya, dan menghadapi manusia dengan beragam karakter. Saat seperti ini, mungkin saja kita merasa bosan bukan karena orang yang kita temui, bukan karena rutinitas yang monoton dan bukan karena tantangannya, melainkan bosan karena kurang istirahat. Jadi, berhenti sejenak, menjauh sejenak, istirahat sejenak dan luangkan waktu untuk menghibur diri sendiri bisa menjadi alternatif untuk mengusir kebosanan. Menghibur diri bisa dengan cara mendengarkan musik, meningkatkan kualitas ibadah, menonton tivi, membaca buku dengan topik yang digemari atau melakukan sesuatu yang tidak pernah kita lakukan, misalnya saja mencoba memasak dengan resep kreasi sendiri, kursus menyetir mobil, mendaki gunung atau lainnya, Terlalu sering memperhatikan kebutuhan orang lain tanpa mempedulikan kesejahteraan diri sendiri juga tidak baik, bukan?
Mood yang Patologis
Apakah kita sudah tahu apa itu kepanjangan dari bete? Kalau tahu, apakah kita juga paham kenapa bete bisa terjadi? Bete itu jika ditelisik lebih dalam lagi sebenarnya lebih kronis daripada rasa bosan yang biasa dijumpai. Bete itu adalah singkatan dari Bored Totally. Jika kita merasa bete alias boring total, coba ditelaah kembali, apakah rasa bosan itu muncul sewajarnya seperti yang dialami kebanyakan orang? Ataukah bete yang muncul disebabkan oleh mood alias suasana hati yang patologis? Yap, mood yang patologis atau mungkin bahasa kecenya mood swing memang bisa saja dialami oleh seseorang. Bisa terjadi karena orang tersebut menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan sama seperti poin sebelum-sebelumnya yang sudah dijelaskan di atas. Namun, perasaan bored totally ini juga menjadi tanda atau gejala yang biasanya teramati dari orang-orang yang mengalami depresi. Individu dengan gangguan depresi lebih banyak melaporkan bahwa diri mereka tidak berminat melakukan aktivitas apapun, menarik diri daripada biasanya, lebih sering menyendiri, dan tidak tertarik untuk menjalin relasi dengan siapapun. Saat kita menemui orang atau mungkin diri kita sendiri mengalami bored totally dan terjadi dalam kurun waktu lama bahkan tidak ada niat dan minat untuk keluar dari rasa bosan itu, maka tidak ada salahnya untuk mencari bantuan pada seorang ahli karena bisa saja orang tersebut bukan lagi merasa bosan yang "wajar", melainkan depresi atau gangguan suasana hati lainnya.
Baca: GANGGUAN MOOD PART 1 (DEPRESI)
Sumber:
Fisher, C.D. (1987). Boredom: Construct, cause and consequences. Human Resources Research. Diambil pada 18 Juni 2017 dari http://www.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/a182937.pdf.
www.psychologytoday.com
www.healthline.com
Buah dari Aktivitas atau Tugas yang Repetitif dan Monoton
Penyebab ini adalah yang paling umum terjadi. Jika seseorang sudah berada pada tahap di mana setiap harinya ia menjalani rutinitas yang sama terus-menerus tanpa ada peningkatan atau perubahan dari apa yang dikerjakannya, rasa bosan bisa saja muncul. Sebagai contohnya seorang pegawai yang setiap hari kerjaannya melayani customer, menerima telepon, merapikan pembukuan tanpa diselingin aktivitas lain, dan setelah pulang kerja dia makan, mandi kemudian tertidur dan begitu terus setiap harinya. Lama-kelamaan ia akan merasa bosan dengan rutinitasnya itu. Ia menganggap bahwa pekerjaannya itu itu saja. Pekerjaan yang awalnya dianggap sebagai hal yang menantang, namun karena tidak ada progress yang signifikan, ia bisa saja merasa jenuh. Ia pun jadi malas-malasan alias tidak sepenuh hati mengerjakan tugasnya dan mungkin lebih banyak menunda akibatnya bisa jadi ia akan kehilangan pekerjaannya. Di saat seperti ini, seseorang bisa saja bertahan melakukan aktivitas monoton setiap harinya karena alasan tuntutan pekerjaan dan takut kehilangan penghasilan.
Kurangnya Pilihan atau Kontrol Terhadap Aktivitas dan Situasi
Rasa bosan juga menghampiri bukan karena suatu penyebab yang besar atau fatal, melainkan hanya karena seseorang tidak tahu dengan apa yang dilakukannya. Terkadang, seseorang melakukan sesuatu karena tidak punya pilihan lain. Sama seperti poin pertama tadi, seseorang terjebak dalam perangkap pikiran dan perasaannya sendiri. Kita kadang merasa kebingungan dengan motif mengapa kita melakukan pekerjaan tersebut dan kenapa berada dalam situasi tersebut. Kita sangat paham bahwa kita memiliki skill yang tidak perlu diragukan lagi. Kita juga bisa melakukan segala hal tanpa ada kekurangan sedikit pun atau dengan kata lain pekerjaan kita selalu sempurna. Rasa bosan yang menyelinap bisa saja disebabkan karena kurangnya stimulasi yang kita peroleh dari pekerjaan atau situasi yang dihadapi. Kita bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut namun, kita nyaris tidak pernah dihadapkan oleh hal baru di luar pekerjaan dan situasi tersebut atau karena kita tidak pernah mau mencoba menelusuri hal baru apa sih yang bisa kita kembangkan dari pekerjaan itu.
Kadang, kita juga merasa bosan sebab tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pasti kita pernah menghadapi satu momen dimana kita tiba-tiba stuck, terdiam tanpa paham sebabnya apa. Ingin melakukan ini itu, namun tidak berminat. Bahkan kita cenderung ingin menjauh dari lingkungan sekitar termasuk orang-orang di dalam lingkungan itu. Kita merasa bingung ingin melakukan apa ya. Kita tidak punya cukup banyak pilihan. Mungkin karena kita kurang kreatif atau kurang jeli untuk melihat sisi lain dari rutinitas yang kita hadapi setiap harinya.
Memaksa Diri untuk Melakukan Hal yang Tidak Disukai
Poin ini persis seperti seseorang yang salah masuk jurusan ketika kuliah atau salah memilih pekerjaan. Sebenarnya ada juga sih orang-orang yang tergolong sulit untuk berbaur dengan hal baru atau tantangan apabila hal itu tidak sesuai dengan passion mereka. Iya, passion. Kenapa saya bilang passion, sebab hanya passion yang bisa membuat seseorang bekerja dengan penuh cinta, dan meskipun tidak dibayar sekalipun, dengan passion, orang tersebut akan terus bekerja tanpa kenal lelah. Ketika dihadapkan dengan hal-hal yang tidak disukai atau bukan passion-nya, orang-orang seperti ini cenderung lebih mudah bosan.
Seseorang yang memaksa atau dipaksa melakukan sesuatu yang tidak disukai atau tidak diminati tentu saja akan merasa gundah, gairahnya akan menurun dan menganggap tidak ada lagi kejutan yang bisa mereka dapatkan dari pekerjaan tersebut. Akibatnya, mereka tidak akan berkembang.
Kondisi yang Tidak Menyenangkan
Ada banyak kondisi tidak menyenangkan yang bisa menyebabkan kebosanan muncul. Salah satunya adalah kesendirian. Ya, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi atau hubungan dengan manusia lainnya. Seperti lagu Kuntoaji, "Terlalu Lama Sendiri". Kondisi dimana seseorang terus-menerus berada dalam kesendirian yang berkepanjangan bisa menimbulkan rasa bosan. Bosan karena tidak ada seseorang yang bisa diajak untuk menjalin komitmen bersama. Bosan karena tidak ada seseorang tempatnya bersandar, Eaaaa... Bukan tidak mungkin, orang tersebut sudah punya segalanya, bisa melakukan pekerjaan yang menyenangkan, mapan, cantik atau tampan ditambah memiliki hati yang baik. Namun, karena kesendirian yang dirasakan sudah terlalu dalam dan lama, kesepian pun tidak jarang melanda dan tentu rasa bosan bisa saja menghampiri.
Kondisi lainnya yang seringkali menyebabkan kebosanan antara lain menganggur, tidak punya uang, terkekang, berada di lingkungan yang salah, berhadapan dengan orang yang tidak sesuai ekspektasinya atau orang yang tidak diinginkan, dan masih banyak lagi.
Kurang Menghargai dan Mensyukuri Pencapaian
Bisa traveling pakai uang sendiri. Bisa mengerjakan pekerjaan dengan "sempurna". Bisa memperoleh predikat cumlaude semasa kuliah. Bisa dapat beasiswa karena memenangkan lomba bergengsi. Ketika semua pencapaian yang telah berada di genggaman lantas kita remehkan, kita anggap sebagai hal yang biasa, maka tak dipungkiri rasa bosan bisa saja muncul. Kenapa? Karena kita kurang bersyukur atas segala pencapaian tersebut. Kita terlalu menyepelekan apa yang sudah kita raih. Kita haus akan pujian dan penghormatan dari orang lain sementara kita hampir tidak pernah mau menghargai perjuangan diri sendiri. Kita nyaris lupa untuk bersyukur bahwa semua itu tidak lain juga buah dari pertolongan dan karunia Tuhan.
Terlalu Memaksa Diri Meraih Banyak Hal dalam Satu Waktu
Punya impian itu baik karena dengan impian, kita jadi punya tujuan. Tujuan itulah yang akan mendorong kita untuk bersemangat menjalani hidup. Namun, apa jadinya kalau kita punya terlalu banyak impian? Apa jadinya jika kita memaksa diri untuk mewujudkan seluruh rentetan mimpi tersebut hanya dalam satu waktu? Bukannya mustahil jika memang Tuhan berkehendak. Namun, keinginan yang kurang realistis dengan memaksa diri untuk mewujudkan semua dalam waktu sebentar jelas-jelas adalah hal yang kurang baik. Terlalu banyak tujuan dan keinginan hanya akan mempercepat munculnya kebosanan dalam hidup. Seandainya semua hal itu benar-benar bisa diwujudkan dalam satu waktu, mungkin saja setelah itu kita akan merasakan kelelahan yang kronis. Lelah karena terlalu memforsir diri. Lelah dan bosan karena semua sudah kita raih, lalu apa lagi yang bisa diraih? Ingatlah bahwa kita ini hanyalah manusia. Sehebat apapun diri ini, kita juga harus tetap realistis. Jalani dan hadapi semua satu per satu. Alangkah lebih baik jika punya satu tujuan lalu berusaha merealisasikannya dengan sungguh-sungguh daripada punya banyak tujuan tetapi tidak ada satupun bisa diwujudkan hanya karena kita terlalu tamak menginginkannya. Atau, jika memang punya impian yang banyak, petakan dan wujudkan step by step. Bagi-bagilah tujuan besar itu ke dalam pieces yang lebih kecil. Dengan tujuan-tujuan kecil tersebut, mungkin rasa bosan tidak akan cepat muncul karena di setiap hal-hal kecil, pasti kita akan menemukan banyak hal baru untuk dipecahkan.
Kurang Percaya Diri untuk Menguji Kemampuan Diri
Seseorang yang takut out of the box, takut gagal, dan betah pada zona nyaman cenderung mudah bosan. Keragu-raguan atas kemampuan personal bisa membunuh rasa percaya diri sehingga takut untuk menghadapi tantangan dan menilai hidup ini biasa-biasa saja, begitu-begitu saja. Sesekali cobalah untuk menguji kemampuan diri sendiri, bukan untuk mendapat penghargaan dari orang lain, tetapi cobalah itu untuk meningkatkan performa diri kita, menaikkan kemampuan kita pada level yang lebih tinggi lagi. Kalau perlu, rombaklah resolusi dan introspeksi diri.
Kurang Istirahat atau Kurang Menghibur Diri Sendiri
Rasa bosan juga bisa terjadi karena seseorang sudah berada pada tingkat kelelahan yang "sangat". Lelah karena setiap hari melakukan rutinitas, bertemu dengan tantangan hidup yang tiada habisnya, dan menghadapi manusia dengan beragam karakter. Saat seperti ini, mungkin saja kita merasa bosan bukan karena orang yang kita temui, bukan karena rutinitas yang monoton dan bukan karena tantangannya, melainkan bosan karena kurang istirahat. Jadi, berhenti sejenak, menjauh sejenak, istirahat sejenak dan luangkan waktu untuk menghibur diri sendiri bisa menjadi alternatif untuk mengusir kebosanan. Menghibur diri bisa dengan cara mendengarkan musik, meningkatkan kualitas ibadah, menonton tivi, membaca buku dengan topik yang digemari atau melakukan sesuatu yang tidak pernah kita lakukan, misalnya saja mencoba memasak dengan resep kreasi sendiri, kursus menyetir mobil, mendaki gunung atau lainnya, Terlalu sering memperhatikan kebutuhan orang lain tanpa mempedulikan kesejahteraan diri sendiri juga tidak baik, bukan?
Mood yang Patologis
Apakah kita sudah tahu apa itu kepanjangan dari bete? Kalau tahu, apakah kita juga paham kenapa bete bisa terjadi? Bete itu jika ditelisik lebih dalam lagi sebenarnya lebih kronis daripada rasa bosan yang biasa dijumpai. Bete itu adalah singkatan dari Bored Totally. Jika kita merasa bete alias boring total, coba ditelaah kembali, apakah rasa bosan itu muncul sewajarnya seperti yang dialami kebanyakan orang? Ataukah bete yang muncul disebabkan oleh mood alias suasana hati yang patologis? Yap, mood yang patologis atau mungkin bahasa kecenya mood swing memang bisa saja dialami oleh seseorang. Bisa terjadi karena orang tersebut menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan sama seperti poin sebelum-sebelumnya yang sudah dijelaskan di atas. Namun, perasaan bored totally ini juga menjadi tanda atau gejala yang biasanya teramati dari orang-orang yang mengalami depresi. Individu dengan gangguan depresi lebih banyak melaporkan bahwa diri mereka tidak berminat melakukan aktivitas apapun, menarik diri daripada biasanya, lebih sering menyendiri, dan tidak tertarik untuk menjalin relasi dengan siapapun. Saat kita menemui orang atau mungkin diri kita sendiri mengalami bored totally dan terjadi dalam kurun waktu lama bahkan tidak ada niat dan minat untuk keluar dari rasa bosan itu, maka tidak ada salahnya untuk mencari bantuan pada seorang ahli karena bisa saja orang tersebut bukan lagi merasa bosan yang "wajar", melainkan depresi atau gangguan suasana hati lainnya.
Baca: GANGGUAN MOOD PART 1 (DEPRESI)
Sumber:
Fisher, C.D. (1987). Boredom: Construct, cause and consequences. Human Resources Research. Diambil pada 18 Juni 2017 dari http://www.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/a182937.pdf.
www.psychologytoday.com
www.healthline.com
No comments:
Post a Comment
Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.