Dear
Velve,
Malam ini, kuletakkan sebuah kertas Polaroid bergambar di
sisi bantal berwarna hijau. Dengan tubuh telungkup, kubawa kepala ini berayun ke
kiri dan kanan, menyusuri jejak-jejak lirik yang menggaung lirih di kamar tua
ini. Mata dan senyumku pun hanya tertuju pada kertas Polaroid ini.
If you’re not the one,
then why does my soul feel glad today?
If you’re not the one,
then why does my hand fit yours this way?
Kamu pasti juga senang menikmati lagu ini, favorit kita. Oh,
aku masih ingat, saat di festival musik itu kamu manis sekali, menyanyikan lagu
ini sambil memetik senar harpamu. Kamu juga pasti masih ingat ‘kan? Aku duduk
di kursi VVIP yang khusus kamu siapkan untukku seorang. Saat jemarimu mulai
mengalunkan nada, semua mata tertuju padamu, termasuk diriku. Ah, banyak hal
yang tidak cukup untuk ku-nostalgia-kan lagi malam ini.