Dear
Velve,
Malam ini, kuletakkan sebuah kertas Polaroid bergambar di
sisi bantal berwarna hijau. Dengan tubuh telungkup, kubawa kepala ini berayun ke
kiri dan kanan, menyusuri jejak-jejak lirik yang menggaung lirih di kamar tua
ini. Mata dan senyumku pun hanya tertuju pada kertas Polaroid ini.
If you’re not the one,
then why does my soul feel glad today?
If you’re not the one,
then why does my hand fit yours this way?
Kamu pasti juga senang menikmati lagu ini, favorit kita. Oh,
aku masih ingat, saat di festival musik itu kamu manis sekali, menyanyikan lagu
ini sambil memetik senar harpamu. Kamu juga pasti masih ingat ‘kan? Aku duduk
di kursi VVIP yang khusus kamu siapkan untukku seorang. Saat jemarimu mulai
mengalunkan nada, semua mata tertuju padamu, termasuk diriku. Ah, banyak hal
yang tidak cukup untuk ku-nostalgia-kan lagi malam ini.
Kamu tahu, tidak? Mataku kupejamkan rapat-rapat ketika
mendengar bagian syair ini, “And I wish
that you could be the one I die with...”
Velve, bait ini hanya membuat air mataku menetes. Bait ini
hanya cerminan angan-angan kosong untuk bisa memilikimu seutuhnya. Sebenarnya,
aku kurang suka dengan bait ini, karena kenyataannya kamu menolak saat aku
memintamu untuk menjadi isteriku, bukan hanya sebagai sahabat. Dan, kamu justru
memilih hidup bersama Gerrard, padahal kamu tahu kalau dia itu laki-laki
munafik yang hanya menginginkan kemolekan tubuhmu.
Tapi Velve, ini yang kurasakan, “Cause I love you whether it’s wrong or right, and though I can’t be
with you tonight, you know my heart is by your side.” Sampai sekarang, aku
masih sering merayakan perasaan cinta ini dengan memutar lagu favorit kita, meski
harus mendengar bait yang kurang kusukai. Aku juga selalu menggenggam foto
tenarmu saat mulai bernyanyi seperti ini.
Semoga postcard kirimanku
ini bisa kamu balas. Love you, Velve.
By
Huggiens (your fans)
So romantic mbak. Cinta yang terus ada meski tak terbalas :(
ReplyDeletehehe itu salah satu contoh fans yang cintaaaaaa banget sama idolanya hihi, iseng aja bikinnya
DeleteMbak posting tulisan yang psikologi2 dong. Yang berkaitan dengan gimana caranya tetap jadi bijak meski kadar sensitif sampai di titik klimaks. hihihi. Aku sering gittu soalnya. Ya...mbak ya... *merajuk.
ReplyDeletemakasih mbak :)
oh tulisan psikologi ada kok bisa kamu search di label psikologi. oh klo tulisan yg itu, oke deeeh, ntar klo sempat, mbak posting. haha curcol ya hihi :D ^_^ stay tunned aja di blog ini hehe
Deletekasian yaa,, hehe atau egak kasian sih?
ReplyDeletebingung dengan caranya mencintai :)
tergantung penilaian masing2 personal, hehe,, klo menurutku mencintai sang idola itu gak perlu terlalu berlebihan, jadinya yaaa kyk si Huggiens di atas.
Delete