Tuesday, February 3, 2015

SECANGKIR KOPI BULLY ADA DI PERPUS AUSTRALIA

12:45 PM 5 Comments

Baru setengah jam lalu buka sosmed, especially Twitterland. Wooo... *shocked and also feeling thankful. There are 4 notifications: from my editor, publisher and also NLA Jakarta Office.

Alhamdulillah, terima kasih ya Allah. Terima kasih buat Elex Media Komputindo khususnya imprint Quanta-nya. Entah gimana kronologisnya, buku Secangkir Kopi Bully kini udah bisa diakses di National Library of Australia (NLA). 

Monday, February 2, 2015

KATA DOSEN, SAYA ADALAH....

8:38 AM 3 Comments

Terkadang, kita memang perlu menutup telinga dari bisikan dan perkataan orang lain yang tidak tahu-menahu soal diri kita.
Terkadang, kita juga perlu menutup telinga dari apa yang diucapkan orang lain melalui ucapannya tentang kita. 
Terlebih bila itu sifatnya judgment, bad critics dan sejenisnya.
Apa yang dipikirkan orang lain soal kita, itu bukan urusan kita.
Jika kita terus berkaca pada orang lain, lalu kapan kita bisa memahami diri kita lebih mendalam?
Jika kita terus bertopang pada penilaian orang lain terhadap kita, kita mungkin akan menjadi boneka. Boneka yang akan terus melihat kesempurnaan sebuah penilaian dari kacamata orang lain.

Saturday, January 31, 2015

MISI BUKU UNTUK CALON PSIKOLOG

8:33 PM 3 Comments
Tadi siang, saya sama salah satu sahabat lagi chat di BBM. Moon, begitu deh saya manggil dia. Saya nanya-nanya ke dia mengenai ide saya untuk buku kelima. Euumm memang udah lama banget saya simpan tapi belum nemu prolog untuk memulai.

Ketika saya menyampaikan ide ini pada Moon, eeh..nggak tahunya kemaren dia sempat kepikiran juga mengenai tema serupa. Waah tampaknya saya dan Moon sehati dan sepemikiran.

Jadi, saya itu pengeeeeeen banget bikin buku kayak konsepnya Bang Ferdiriva Hamzah. Bedanya, saya mau bikin untuk calon psikolog atau yang mau kuliah di psikologi. Ini juga udah lama terinspirasi dari banyaknya komentar yang saya peroleh di link cerita saya mengenai nasib para alumni psikologi. Belum lagi banyak juga anak-anak SMA yang pada ngirim email nanya tentang psikologi. Ada juga yang ngalamin nasib buruk di mana pilihannya untuk masuk psikologi justru dianggap remeh sama temennya.

Dalam proses penulisannya nanti, saya pastinya harus menyusun misi. Apakah misi yang akan saya lakukan? Saya akan coba mengontak beberapa teman yang murni kuliah di psikologi. Bukan cuman di 1 kampus, tapi di universitas lain. Saya berharap bisa ada perwakilan dari beberapa universitas di Indonesia. Ini semacam riset atau survey pendapat+pengalaman gitu kali ya. Saya juga mau survey ke temen-temen yang pure ngambil jurusan magister profesi psikologi dan yang bekerja di bidang psikologi. Untuk mereka yang basicly psikologi tapi justru nggak terjun dalam lapangan pekerjaan yang berkaitan murni dengan psikologi, itu saya skip, mungkin hanya saya pakai untuk pembeda aja, eumm semacam alasan mengapa mereka malah nyasar ke bidang kerja non psikologi pada akhirnya.

Friday, January 30, 2015

GURU BAGI BUAH HATI

11:20 AM 4 Comments
Hari ini karena lagi halangan, udah beberes-beres trus bosan mau ngapain. Akhirnya baca-baca aja. Meskipun dalam bentuk ebook, tapi saya udah baca berkali-kali. Niatnya sih bisa memetik ilmu sekaligus mudah-mudahan ada yang nancep gitu di hati dan pikiran biar kelak bisa mengamalkan.

Buku yang saya baca adalah Parenting Nabawiyah karya Ust. Budi Ashari, Lc (Host Khilafah Trans7). Salah satu bagian penting yang membuat saya tertarik untuk menulisnya adalah poin mengenai anak. Ini bagian yang udah pernah saya baca tapi saya lupa, jadi saya baca lagi dan baru saya ngeh. Saya baru menyadari apa yang saya baca ini secara kebetulan sama dengan salah satu misi rahasia yang pernah saya tulis.

Apakah misi saya itu? Salah satu misi saya ketika berkeluarga nanti adalah ingin menciptakan generasi cinta Al-Qur'an. Ini pas banget sama kisah Umar bin Abdul Aziz yang saya baca itu. Gini ceritanya....

Thursday, January 29, 2015

SMS ISENG

8:35 PM 0 Comments
Ya Rabb...
Belakangan ini banyak sekali ujian menerpa.
Ujian hati

Desember lalu, saya mengirimkan sebuah paket hadiah GA. Satu paket alhamdulillah sampai. Tapi, sesampainya paket tersebut, ada kisah kurang menyenangkan di baliknya.

Yang menerima paket itu ternyata bukan si empunya hadiah. Karena si pemenang maunya dikirim lewat kantor, jadi saya turutin saja. Saat sampai, yang menerima rupanya seorang yang tidak saya kenal. Nomor telepon saya tercantum di kertas alamat tersebut dan dia mengirimkan sms pada saya. Dari kalimatnya, saya pikir itu saudara dari si pemenang, tapi bukan. Orang tersebut mengaku laki-laki dan berterima kasih atas kiriman paket itu lalu....