Ketika ku
tekuk pundak angin yang menyapa
Kulihat
kehangatan sang mentari yang mewarnai bumi pagi ini
Kenari
bercuap-cuap sesuka hati
Memenangkan
kontes suara terindah sejagat raya
Sembari
mereka mengucap syukur pada sang Ilahi…
Semenit berlalu
Hingga angin menggertak…
Ooh..tdak
Semoga tak kan ada lagi bencana menimpa sang
bumi
Berbisiklah
sang hujan di balik cakrawala
Angin
betapa mulianya dikau bila bersanding denganku
menghantarkan getaran hangat untuk
pribumi
tidakkah
kau pikirkan itu ?
Seolah
sang pangeran yang ingin melamar putri terhebat yang pernah ditemui dalam
mimpinya…
Angin terdiam…tertunduk malu
Rona wajahnya berubah pilu..
Dan berkata kepada mentari, langit , dan bumi
sebagai saksi
Bahwa dia sakit…tersakiti karena ulah pribumi
yang tak mendengar dan memutuskan
persahabatan dengan alam
Dan…
Semua
terhenyak dalam keheningan
Seperti
menunggu ketukan palu terakhir sang hakim sebelum sidang ditutup
Semua
berbaris….melingkar…
Wahai
pribumi…siapapun engkau…
Inilah
jawaban yang kami bawa dari Sang Kuasa
Membayar
apa yang kau lakukan atas kami…
Tidakkah
kau terketuk bahwasanya bumi menangis
Dan kau
pula yang hampir memutuskan tali persaudaraan kami…
Dan….
Pribumi berduyung….sebagian mengucap syukur
Sebagian angkuh berkacak pinggang
Pantas saja…
Penduduk di langit menegur daratan
Siapa
yang bersalah
Semua lah
yang harus saling membahu
Tak ada
yang menang atau kalah
Karena
hidup
Adalah
untuk bersama….
No comments:
Post a Comment
Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.