Heum, anyway, aku rindu pada hujan. Sudah beberapa hari ini nggak ada hujan, hanya gerimis dan mendung, itupun hanya sekejap.
Saat nonton berita petang tadi, aku melihat ada seseorang yang membuat alat penemuan baru dan super canggih. Alat itu fungsinya untuk mengurangi curah hujan dengan cara menembakkan partikel-partikel halus ke atas awan. Kata orangnya sih, partikel itu nantinya bakal negosiasi gitu deh sama awan biar persentase hujannya bisa diperkecil.
Aku kecewa banget.
HEEEY!!! Secanggih apapun alat itu, aku tidak suka bila ada orang yang sudah seperti "pawang hujan", mau sok sok ngambil alih tugas Allah bersama para malaikat-Nya buat ngebatasin hujan. Hello, nggak mikir apa dia sudah semena-mena gitu.
Yaa, mungkin sih niatnya baik, biar kalo hujan turun, Jakarta nggak sampai kebanjiran saking volume hujannya meningkat.
Eheerrm, bukankah bencana dan ujian itu sudah diatur oleh Allah?
Bukankah hujan itu adalah suatu berkah?
Bagi aku yang memfavoritkan hujan, jelas nggak setuju banget dengan alat itu.
Hujan membawa berkah dan inspirasi tak terhingga buat aku dan semua orang di muka bumi ini. Seharusnya, mereka bisa bersyukur, ketika hujan turun maka tumbuh-tumbuhan akan mekar dan subur, tanah yang tadinya kering bisa memperoleh "air minum" setelah melalui musim haus yang panjang. Kalaupun hujan itu malah menjadi petaka buat sebagian wilayah, itu adalah teguran dari Allah. Banjir pun nggak melulu sebagai bencana.
Menurutku, banjir itu bisa menjadi suatu berkah. Kenapa berkah? Dengan adanya banjir, banyak orang yang berbondong-bondong beramal saleh, saling membantu yang kesusahan, saling memberi penguatan dan doa sesama korbannya dan yang jelas ukhuwah itu semakin kental sebab para korban bakal mengungsi di satu tempat yang sama dan berkumpul menjadi satu. Yang tadinya kagak peduli sama tetangganya, akhirnya bisa akur karena ngungsi bareng.
Intinya, hari ini aku sangat amat tersangaaaat merindukan hujan.
"Hujan selalu menitipkan pelangi dalam hati, Rinai rintiknya adalah melodi terindah yang mampu membangkitkan imajinasiku kala serpihan gundah menghalau, Setiap volumenya selalu bisa membasahi relung jiwa yang gersang dan semakin dekat dengan Sang Penciptanya, Hawa sejuknya bukan hanya mampu menggigilkan pori-pori selimut tebal atau kasur empuk, tetapi juga mampu menggigilkan problema sehingga beku dan terlupakan sejenak, Hujan juga pernah menyiramkan serbuk cinta kepadaku, cinta yang tak pernah memandang ke arahku,yang tak pernah bisa kumiliki dan memang tidak ingin kucicipi namun dengan hujan, aku mampu menghapus jejak elegi yang menggores jejaknya, Hujanlah yang membantuku meretaskan impian yang menggelegar bersama guntur, Aku bahagia bersama renyainya mengulur waktu untuk mengisi teko yang kosong." (by me)Hujan, I miss you so much ^___^
No comments:
Post a Comment
Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.