Friday, February 1, 2013

PERNIK DARI SAHABAT DAN CERITANYA

 PIC686

Taraaaaaaaa…….. Ini dia oreo ice cream rasa jallluk..hihihi. Ngawuuuur.

Bukan, bukan itu maksudku.

Ini adalah koleksi pernik warna hijau milikku…

Pertanyaannya?

Apakah ini semua adalah hasil dari dompet coklat akuuu????

TIDAAAAAK!

Ini semua mix, ada yang hasil dari dompetku, tapi ada juga dari gift teman/sahabat.

PIC688 

Naaah, contohnya  gambar di atas eeniiih niiih.

Yang itu adalah gift dari IMA—adek kontrakan (sekaligus teman sekamar di kontrakan St.Hajar). Inii ceritanya, hihihiii, nggak nyangka banget.

Waktu itu, aku udah selesai skripsi dan segala macemnya. Jadi, semenjak habis wisuda ntuuh, aku udah jarang mampir apalagi tidur di kontrakan. Padahal, aslinya masa kontrakku masih ada sampai September 2012 sedang April-nya aku udah mulai mindahin barang ke rumah Om di Sawojajar dan tidur di situ sembari ngerjain bab IV dan V.

Eh, si Ima taunya kangen sama aku. Karena waktu itu aku nggak lama lagi mau pulkam ke Parepare, alhasil, Ima ngajakin ketemuan untuk yang terakhir T_T huhuhu so sweet.

Pas pagi-pagi aku mau ngurus tanda tangan atau apaaa gituu ke kampus, jadi aku janjian aja sekalian sama Ima. Eeeh, ternyata si Ima nyiapin hadiah mungil dan sederhana di balik kotak hijau (aslinya kotak jualan jamunya si Ima) berbalut kertas hijau.

Kata Ima, “Mbak, jangan dibuka dulu yaah. Entar aja kalau pulang baru dibuka.”

Huhu, pas dia masukin ke tas aja, Ima pake minta aku nggak boleh liat segala lagi. Hahaha…

Eh, pas pulang, lebih tepatnya masih di atas angkot. (iyaa soalnya waktu itu nggak bawa si Mio, Mio kusimpan soalnya udah mau kejual hikss) Nah, karena aku udah gak sabar dan di angkot pun memakan waktu lama (sekitar satu jam untuk sampe ke Sawojajar), akhirnya, aku putuskan untuk membuka kado mungil dari Ima.

Eeeh, ternyata di dalemnya ada sepucuk surat. Hehehe, dalam surat itu sih Ima bilangnya maaf kalau nggak pake tinta dan kertas hijau juga, hahaha…dasar Ima.

So Sweet banget si Ima.

Alhamdulillaaaah, aku juga dapet pernik unyuu serba hijau dari Ima.

Yaa…kita memang baru beberapa bulan aja ketemu dan sekamar dengan si Ima di Sitti Hajar dulu. Soalnya, pas dia masuk kontrakan, dia semester satu sedangkan aku udah semester tujuh.

Uaaaooo…kisah kami memang tidak seromantis Romeo-Juliet atau sekocak Alm, Adi Firansyah-Kadek Devi di serial sinetron jadul. Aku dan Ima punya segudang perbedaan.

Ima adalah sahabat serta adek kost yang sangat unik. Dia itu aslinya dari Blitar. Ibunya berbisnis jamu. Dia sangat sederhana, santun, ramah, suka memberi/berbagi apaaa aja dan lucu kalau diajakin ngobrol.

Awal kenal sih, masih luma-luma kucing…hehehe. Pertengahannya, kami sering banget berantem.

Berantemnya ituuu selaluuuu aja masalah kebersihan. Yaa, aku tuuh orangnya suka bersih-bersih. Jadi, paling nggak suka kalo liat kamar kostku kotor. Walaupun sekamar berdua, tapi aku selalu terdepan dalam hal bersih-bersih.

Suatu hari, aku pernah ngomel ke Ima. Aku sementara tidak tinggal di kontrakan karena sedang berkelana mencari subjek penelitian di Sawojajar. Jadi, aku pesen ke Ima untuk menjaga kamar kita berdua.

Aku biasanya pulang ke kontrakan, seminggu ato dua minggu sekali. Pas pulang, selalu aja kebetulan kamarnya terlihat kotor. Nah, waktu itu aku SMS Ima, menanyakan udah disapu apa belum. Tampaknya masih kotor, banyak rambut berserakan dan di kolong tempat tidur pun masih ada pasir yang menyelinap. Jadi, aku sapu dan pel ulang sampeee bersih.

Pas Ima datang, mungkin dia tersinggung kali ya ngelihat aku ngebersihin kamar lagi, bukannya istirahat karena habis nyetir motor empat puluh menitan dari Sawojajar.

Ima minta maaf dan aku rada kesel. Sebenarnya, bukan kesel ke Ima sih, tapi kesel sama salah satu area di kamar yang ditumbuhi sarang semut. Jadi, lantainya selalu kotor kalau sarangnya jatuh.

Heumm..singkat cerita. Nggak lama siih pas akuuu balik ke kontrakan lagi untuk ke sekian kalinya, Ima tahu-tahu mindahin barang ke kamar lain. Kebetulan memang ada satu kamar bekas tempat si Dek Mike yang buru-buru pindah pasca kontrakan kemalingan jemuran. Nah, di situlah Ima pindah.

Ima juga sempat SMS dan baru kubuka ketika pulang dari kampus. Dalam kondisi lelah, kubaca SMS itu dengan derai air mata.

Lalu, aku keluar kamar dengan memasang senyum sumringah. Yang pastinya, air mata sudah kulap sebelumnya. Aku membantu Ima mindahin sisa barang yang masih ada di kamar kami (sebelumnya).

Meski demikian, aku juga pernah tidur di kamar Ima dan Ima pun masih sering ngunjungin dan tidur di kamarku.

Kalimat di surat waktu itu yang bikin dadaku nyesek adalah permintaan maaf Ima. Dia ngerasa bersalah karena ketika aku ngomel (ngasih nasehat) ke dia, dia kadang dengerin setengah-setengah. Ditambah lagi, dia bilang bahwa dia tetap menganggapku sudah seperti Mbaknya sendiri.

Aaaaaaaaaaaaaaaaa.. Imaaaaa. Kau mencabik-cabik hatiku. Seharusnya aku yang minta maaf karena sering ngomel (yaaa meskipun dalam artian ngasih nasehat).

Terlalu banyak cerita yang tidak cukup untuk dilukiskan dalam kolom ini tentang kami berdua.

Imaa itu memang adik yang baik. Heuum meski nggak kayak adekku yang udah kebiasa dengan pengaruh perkotaan jadi rada sedikit acuh.

Kala sakit, kami saling mengobati. Kalau lagi nggak masak di kontrakan, kita sering beli bareng atau patungan beli makan. Nggak hanya susahnya ditanggung bersama, bahagianya pun dirasakan bersama dengan adek-adek kontrakan lainnya.

Hahaha…yang paling ngangenin tuuuh karena aku dan Ima dinobatkan seperti Emak dan Anak oleh adek kontrakan lain. Hihihihii. Dasar anak-anak kontrakan tuhh.

Kangen deh intinya sama Ima dan semuaaaa kru St.Hajar, baik itu penghuni lawas maupun yang baru (gerombolan Ima dkk).

Imaa..Imaaa…makasih yaah kadonya. Smile

PIC352 PIC280

Yang kiri ini foto mantan kamar kami berdua (aku dan Ima). Sebelumnya, kamarku (sendiri) waktu pertama masuk kontrakan pas semester 5 lalu siih letaknya di depan dan aku gak nyimpen fotonya. Nah kamar yang ini letaknya di deretan kamar bagian belakang.

Di samping kanan dan bawah ini adalah foto Ima. Hahahhaa… Lucu kaan dia.

87

PIC689 Kalo foto yang di samping ini pemberian dari sahabat teletubbiesku si ukhti Dhini. Gelang dan ganci itu adalah oleh-oleh khas dari Kalimantan Selatan. Si Dhini sih aslinya dari kota Banjarbaru (sodaranya Banjarmasin gitu lah). Sedang bros hijau orange itu adalah gift terakhir pas pulang dari maen-maen sekaligus reuni F class Psychology di alun-alun kota Batu. Pas bonceng Dhini pulang ke kosnya, eeeh aku dikasih itu sama dia. Makasiiih Dhiniiii teletubbies ungu (iya dia suka warna ungu).

PIC693   PIC691

Naaah sebagian besar pernak-pernik koleksiku (bros, sisir, ganci de el el) itu tuuh kebanyakan malah pemberian dari para sahabat semasa kuliah.  Ada yang dari Kalimantan, Jogja, Mataram, Sumatera Barat, dari tanah suci Mekkah (hadiah dari Budhe Karim—my beloved neibour), handmade dari sahabat, dari Mama juga ada, dari adek sepupu, dari Nunukan, dari Malaysia (ganci keris dari Si ukhti Safa pas habis SE ke Malaysia), suvenir nikahan dan laiiinnnnya. Selebihnya hunting-an sendiri hehehe. LUCUUU KAAAN???

Terima kassiiiih banget buat semua sahabat yang udah baik ngasih gift cuma-cuma buat Emma. Insya Allah, persahabatan kita akan awet, lebih awet daripada sekadar ngejagain pernik2 ituu. 6^_^ hehe.

3 comments:

Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.