Pernahkah terpikir olehmu apa yang akan kamu lakukan bila saja usiamu diberi diskon oleh Sang Pencipta? Kalimat pertanyaan ini kian mendengung di telinga tiap aku memasuki bulan pertama dalam tahun masehi. Ya, Januari. Tepatnya 28 Januari lalu, usiaku genap 23 tahun. Pertanyaan di atas sempat muncul. Akankah aku bisa bertemu Januari-Januari mendatang atau malah diberi diskon? Lalu, apa yang akan kulakukan? Apa saja sih yang sudah kulakukan di usia 22 lalu dan apa evaluasi atau kesalahan yang yang harus kuhindari di usia yang baru ini?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut, membawaku untuk semakin mencari makna hidup demi bekal ke akhirat. Sempat tidak percaya bila usiaku sudah menginjak angka ganjil itu. Baru Mei 2012 lalu, aku lulus dari fakultas Psikologi di Malang. Baru kemarin rasanya aku masih suka bermain-main seperti anak kecil. Dan, ketika 28 Januari lalu, mau tidak mau, senang atau tidak, aku harus menyadari, usiaku akan semakin berkurang. Perlu mengevaluasi diri sendiri dan belajar untuk semakin dewasa dari hari ke hari.
Selain itu, di usia 23 ini, begitu banyak hal spesial yang kualami dan kuperoleh. Apa saja itu? Baiklah, akan kuuraikan satu persatu.
- Di usia 22 tahun 9 bulan hingga memasuki angka 23 Januari lalu, alhamdulillah, Allah kembali mengizinkanku untuk kembali berkarya di bidang kepenulisan. Alhamdulillah, bisa mengikuti dua puluhan event antologi hanya dalam hitungan bulan. Senangnya bukan main, sebab sudah hampir dua tahun sejak semester empat kuliah, sudah tidak pernah terjun ke bidang literasi karena akibat kesibukan praktikum yang bejibun. Alhamdulillah, sekarang sudah ada dua puluh antologi, beberapa yang dari penerbit indie dan dua dari penerbit mayor sukses kuikuti.
- Kembali aktif di blog, memberikan informasi ringan, menarik dan bermanfaat untuk orang banyak dan tepat saat pertambahan usia seiring dengan upaya untuk menaikkan traffic blog, alhamdulillah, berjalan sesuai rencana. Yang tadinya tahun 2012 lalu blogku hanya memiliki empat follower, tepat Januari hingga bulan Mei ini, follower blog bertambah dalam jumlah drastis, hanya dalam hitungan tiga bulan bertambah menjadi 30 orang dan traffic blog yang tadinya hanya berkisar di angka ribuan, alhamdulillah bertambah menjadi puluhan ribu pengunjung.
- Alhamdulillah awal April lalu, mampu menyelesaikan draft novel perdana hanya dalam hitungan satu bulan dari pertengahan Maret lalu. Dan, saat ini tengah ditawarkan ke salah satu penerbit mayor serta tinggal menunggu konfirmasi. Masih berharap, semoga draft novel tersebut bisa di-ACC dan terbit nasional. Aaamiin.
- Dulu, aku adalah cewek yang paling jarang merawat tubuh. Meski sudah mulai pakai rok saat kuliah semester lima, tapi tetap saja hawa tomboi itu masih melekat. Dan, usia 23 ini menyadarkanku akan pentingnya merawat diri. Aku jadi ingat kata teman-teman, "Gimana mau dapat jodoh kalau merawat diri saja malas." Hehehe, ya karena itulah, akhirnya, saya pun semakin rutin merawat diri, mulai dari wajah, tubuh, dan kesehatan. Alhamdulillah, berat badan pun tetap terkontrol di angka yang proporsional (tapi, bagi orang lain pasti akan mengatakan bahwa aku masih kurus, tapi kata dokter, itu karena pengaruh tinggi badan dan metabolisme tubuhku yang cepat sehingga meski berat badan proporsional, tapi orang lain yang lihat kemungkinan masih menganggapku kurus. Okay, no matter). ^__^
- Poin kelima ini adalah hal paling spesial. Semenjak lulus dari bangku kuliah. Kepala rasanya pening gara-gara dibombardir terus-menerus sama orangtua, "Nak, kamu kerja dong?", "Kamu mau kerja di mana?", "Kerja di bank aja ya." dan masih banyak lagi pernyataan yang terus memburuku. Di tengah kemelut ketidakpastian akibat lamaran kerja yang banyak ditolak karena alasan "tempat tinggal kejauhan" atau alasan "karena pakai jilbab laah", akhirnya aku memperoleh pekerjaan. Profesi apakah yang sekarang kugeluti? Coba tebak!!!! Hehehe, alhamdulillah. Mau tahu ceritanya? Jadi begini. Aku punya adik tingkat sefakultas yang juga satu organisasi rohis denganku dulu. Nah, ketika lagi chatting dengannya di Facebook, dia memberiku masukan berupa list pekerjaan yang bisa kucoba. Kebetulan, dia punya kakak perempuan yang bekerja di kampus STAIN Parepare. Kebetulannya lagi, kampus STAIN itu sangat dekat dari komplek perumahanku. Dari obrolan tersebut, berlanjut menjadi sebuah tawaran. Kakak perempuannya pun mengontakku lalu kami membicarakan ihwal kekosongan tenaga dosen yang sangat pas, di bidang ajaran materi psikologi umum. Alhamdulillah, setelah bertemu dengan Pak Kajur, aku pun diberi kesempatan untuk mengajar di kampus tersebut. Awal mengajar memang Oktober 2012 lalu. Itu masih sebagai dosen motivator (non formal) yang memegang kendali Guidance Club mahasiswa prodi BKI (Bimbingan Konseling Islam). Setelah berjalan hingga akhir Januari lalu, alhamdulillah, rezeki terus mengalir. Dosen dan pihak jurusan memberiku kontrak untuk mengajar sebagai dosen betulan. Iya dosen, mengajar mahasiswa di kelas seperti umumnya.
Untuk poin 5 ini adalah poin sangat spesial yang kuperoleh sebagai hadiah ulang tahun ke-23. Di akhir Januari 2013 ini, tepat sehari setelah ultahku, dosen yang awalnya merekomendasikanku menelepon. Sebenarnya, ada sedikit masalah di Guidance Club. Mahasiswanya makin hari makin sedikit yang datang kajian. Aku hampir saja putus asa dan memutuskan untuk mengundurkan diri. Kenapa? Aku merasa belum pantas membimbing mereka dengan kapasitas intelektual yang baru saja lulus strata satu. Sedangkan, sebagaimana kita tahu, syarat untuk menjadi dosen itu adalah mereka yang sudah menempuh jenjang S2. Sempat ciut juga.
Mendengar pengunduran diriku, dosen tersebut sempat shock dan sedih. Mahasiswa pun juga ikut sedih. Tapi, pada 29 Januari lalu, dosen yang bernama Mbak Nur itu meneleponku lagi. Beliau memaparkan peningkatan hasil akademik mahasiswa BKI khusus yang semester satu yang mengikuti kajian GC bersamaku. Aku tidak menyangka, bila mahasiswa-mahasiswi tersebut bisa memperoleh nilai akademik rata-rata tinggi dibanding kakak kelas mereka yang juga sering mengikuti kajian GC. Subhanallah, aku bersyukur sekali, ternyata di belakang GC, mereka benar-benar memahami apa yang mereka pelajari dariku dan menerapkannya di kelas.
Mengetahui hal tersebut, Mbak Nur tak gentar untuk menawarkanku yang ketiga kalinya. Ya, tiga kali. Padahal, setahuku, kesempatan baik itu hanya datang sekali. Sungguh malu dan tidak enak hati rasanya sempat menolak dua kali untuk menerima tawaran mengajar di kelas umum. Finally, kuterima tawaran itu. Tepat 18 Februari lalu, aku mulai masuk mengajar sebagai dosen junior di kelas semester dua dengan memegang dua mata kuliah.
Uniknya, pada dua mata kuliah ini, jumlah mahasiswa yang kupegang berjumlah fantastis. Berapa? DUA BELAS ORANG. Haaa? 12? Iya. Sedikit ya? Tapi memang begitulah kenyataannya. Menurut data dari kampus, jurusan BKI adalah baru dan di dalamnya berkumpul mahasiswa yang dominan dijuluki sebagai mahasiswa "terbuang" awalnya. Miris mendengarnya karena sebagian besar dari mereka, masuk ke prodi tersebut karena terpaksa, karena disuruh orangtua, karena salah jurusan dan terlanjur masuk dan ada juga asal memilih jurusan (yang penting kuliah). Tampak saja, awal ikut GC, mereka memang rata-rata cenderung menunjukkan perilaku yang sedikit "nyeleneh" dan aneh. Bukan nakal tetapi pemikiran mereka masih amat sangat sempit dan sama sekali tertutup dari "jendela luar". Ini juga merupakan hasil riset kecil-kecilanku saat mengetes mereka semua sewaktu kajian.
Kondisi mereka yang "bermasalah" benar-benar membuatku kewalahan saat masih di GC. Namun, aku bertekad untuk terus membantu mereka agar keluar dari Zona Kritis ini. Lalu, bagaimana perjalananku selama mengajar sebagai dosen junior di sana? Kalian bisa membacanya di postingan blogku yang berjudul "CATATAN HATI DOSEN JUNIOR" baik ke 1, 2, hingga postingan ke-8.
Awal mengajar hingga UTS lalu, sempat drop melihat nilai mereka yang jauh dari harapan. Namun, karena dari hari ke hari kucoba menerapkan sesi sharing sehabis mengajar sebagai pengumpulan data evaluasi, alhamdulillah, semua masalah dan faktor penyebabnya telah diketahui. Rupanya, mereka membutuhkan metode yang agak berbeda. Aku pun, tanpa ragu dan takut, mencoba untuk menerapkan metode yang sedikit "ngawur" jauh dari peraturan yang pakem/mainstream. Apa saja itu? Sangat banyak dan itu juga kukombinasikan dengan teknik psikologis yang pernah kuperoleh saat mengikuti magang di salah satu lembaga sekolah beberapa tahun lalu. Lalu, hasilnya? AMAZING. sulit kupercaya! Dari yang awalnya, nilai mereka berada di garis bawah "rata-rata normal" kini menunjukkan peningkatan yang bertahap dan signifikan ke angka relatif tinggi. Alhamdulillah, aku bersyukur. Sangat bersyukur.
Dari pengalaman ini, aku berkaca pada diriku sendiri. Mengajar sebagai dosen muda tidaklah mudah. Kita perlu lebih jeli dan detil dan meneladani teknik dosen senior memang kuakui bukanlah hal yang baik. Kenapa? Sebab, metode dosen senior cenderung masih kaku, bermain di zona aman dengan bahan yang ternyata setelah diusut kurang menarik minat mahasiswa. Tapi, berkat kerja sama dengan mahasiswa juga, akhirnya, kami pun mampu membangun kepercayaan dan keterikatan emosional yang cukup kuat. Bukan layaknya sebagai dosen-mahasiswa lagi, melainkan sebagai teman dan sahabat.
Sewaktu UTS matkul Pengantar Psikologi April lalu |
Saat UTS |
Saat mengikuti games sebelum masuk kelas kajian di Guidance Club tahun lalu |
Bersahabat dengan teman-teman mahasiswa, belajar bersama mereka sama sekali tidak kuanggap sebagai proses belajar mengajar, melainkan sebagai proses tumbuh kembang bersama. Mereka menganggapku sebagai "kakak" dan aku menganggap mereka "adik", rasanya sangat jauh berbeda dan bila dilihat di dalam kelas, mungkin memang terlihat seperti tidak sedang mengajar. Ya tapi itulah yang kulakukan. Menerapkan metode yang berbeda adalah cara untuk menjawab kebutuhan mahasiswa.
Alhamdulillah, sekarang, sudah hampir menjelang UAS. dan aku berharap, meski nanti masa kontrakku telah habis dan tidak lagi belajar bersama mereka karena harus pindah ke Malang, semoga "secuil hal" yang kubagi ke mereka bisa membuat mereka, mengantar mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan berkualitas lagi.
Sahabat Mahasiswi Semester II BKI STAIN Parepare ini habis praktek BK hari ini (14/05) |
Saya yang pakai jilbab gradasi hitam-cokelat di tengah :D |
Sengaja hari ini pakai hitam-putih biar praktek BKnya lebih formal. Beginilah kami kalau di kelas, sudah seperti teman sendiri |
Aku juga teringat dengan kata-kata yang ditulis oleh salah satu mahasiswi di lembar evaluasi untukku kala itu yang berbunyi begini,"Kak, kami senang sekali bisa diberikan kesempatan belajar bersama kakak, apalagi kami bangga bisa diajar oleh salah satu mahasiswa lulusan luar daerah yang mendapat gelar terbaik. Semoga apa yang kami peroleh bisa bermanfaat nantinya."
Membaca ini, hatiku rasanya gimanaaaa gitu.... Jujur saja, meski gelar terbaik melekat dalam jejak strata yang kuraih, tetapi aku masih merasa belumlah mampu memberikan banyak hal terbaik di luar sana. Aku bangga dengan mahasiswaku yang hari ini telah mampu menyadari dan msnyukuri keberadaannya di kampus dan di kelas tersebut serta membuang jauh-jauh julukan "terbuang" yang tadinya mereka tuturkan sendiri. Mereka jauh lebih baik dariku. Aku belajar banyak dari mereka tentang kehidupan. Bukan main, mereka yang masih duduk di bangku semester dua sampai bela-belain kerja paruh waktu untuk menghidupi dan membayar uang kuliah sendiri di tengah kemelut masalah yang mereka hadapi sepanjang hidup. Sedangkan aku, aku masih jauh dari mereka. Masih banyak yang harus kutempuh agar benar-benar mandiri dan tidak bergantung lagi dengan orangtua.
---
Heuumm, beralih ke poin apa yang belum dan ingin kuraih di usia ini? Banyak juga. Pertama, aku mempunyai niat untuk menikah muda. Sahabat-sahabat di Malang maupun di Parepare ini makin memborbardirku dengan pertanyaan "kapan aku menikah?" "sudah ada calon belum?" Sejak lahir hingga saat ini, aku memang terlahir sebagai jomblo sejati. Tidak pernah tersirat keinginan untuk pacaran sebab aku tahu dalam Islam tidak ada pedoman untuk berpacaran, selain itu juga, aku tidak punya waktu untuk pacaran seperti orang-orang di luar sana, mengingat pertanyaan di awal postingan ini yang terus menghantui. Semoga hari-hariku dapat terus kuisi dengan hal-hal bermanfaat.
Kedua, aku ingin bisa membuka usaha kuliner keluarga ketika pindah ke Malang nanti. Beberapa bulan yang lalu, Bapakku sempat melontarkan rencana untuk membuka usaha kuliner makanan khas Sulawesi, tapi sayangnya beliau ingin mewujudkannya enam tahun lagi ketika pensiun. Aiiih, masih lama. Ya, semoga saja, tahun ini, atau setelah Bapak pulang dari naik haji, mudah-mudahan bisa terlaksana. Aku ingin sekali belajar tentang manajemen, marketing dan membuka usaha sendiri. Semoga tercapai.
Ketiga, aku berharap, impianku menjadi penulis bisa terwujud di usia ini. Utamanya, mengharapkan novelku bisa terbit nasional dan bisa terus produktif menulis, baik itu buku ataupun di blog. Dan, semoga apa yang kutulis bisa memberi manfaat dan pengaruh yang bermakna dan luas bagi orang lain dan orang-orang tersayang.
Ya, itulah tiga hal besar yang ingin kuraih lagi di usia ini.
---
Masuk sesi untuk Mbak Ayu. Sebelumnya, aku berterima kasih dengan kehadiran giveaway ini dan diberi kesempatan untuk mengikutinya.
Melihat sekilas profil Mbak Ayu, aku cukup terpukau. Di usia Mbak menjelang 23 tahun ini sudah punya usaha sendiri yaitu menjadi seorang penulis dan telah menelurkan buku antologi pertama yang berjudul Harapku Untukmu, punya usaha Gendhiss Boutique dan membuka usaha agen kuliner yang bernama Nyonya Gendhiss. Mudah-mudahan, semua berjalan lancar, diberi kemudahan dan kesuksesan dunia akhirat.
Mbak yang sudah menelurkan antologi, jangan merasa puas dulu, sebab di luar sana, Mbak Ayu bisa mencoba lebih banyak cara untuk meningkatkan produktivitas Mbak dalam menulis. Tetap jadikan menulis sebagai salah satu cara untuk tetap hidup ya dan terus berbagi kepada orang banyak ya, Mbak! Karena Mbak sudah pernah menyabet beberapa award kepenulisan, tingkatkanlah itu terus. Mencoba yang lebih menantang dan cari apa yang menjadi keunikan Mbak.
Usia 23 pun menjadi usia yang semakin kritis apalagi dalam hal hubungan interpersonal. Biasanya akan mengalami sedikit pertentangan dengan keluarga. Keluarga maunya apa tapi kita maunya apa. Yang pasti, hadapi semua itu dengan tenang.
Usia 23 juga menjadi usia yang sangat produktif dan masih cukup menggebu-gebu. Bisa jadi terlalu ambisius. Semoga Mbak bisa menyeimbangkan semua potensi yang ada dalam diri Mbak Ayu agar serasi antara aspek intelektual, spiritual, sosial dan fisiknya yaa!
Usia 23 tahun nanti, semoga Mbak Ayu bisa dimudahkan segala urusannya, diberikan jodoh terbaik, diberi keturunan yang salih dan salihah, diberikan ketenteraman dan dimudahkan dalam menghadapi segala permasalahan. Semoga Mbak bisa semakin dewasa (dewasa di sini bukanlah soal umur, melainkan dari bagaimana cara pandang Mbak Ayu terhadap semua hal, baik yang universal maupun terhadap hal yang spesifik). Tetap menjaga kondisi emosional agar tetap stabil. Yang paling penting, semoga dimudahkan untuk tetap istiqomah menjalankan ibadah, istiqomah dalam akidah dan diberi keselamatan serta dapat sampai pada tujuan akhir dengan khusnul khotimah. Aamiin... aaamiiin ya rabbal 'aalaamiin....
^___^
Assalamu'alaikum.
ReplyDeleteDear my beloved friend,
Senang rasanya mendengar kisah hidup dari seorang teman lama. Andai bisa kuungkapkan secara langsung, sungguh engkau banyak sekali perubahan. Dulu Ema yang kukenal lebih banyak diam, kalem gitu heheheh....Tapi sekarang, sungguh kaya akan prestasi dan matang dalam sikap. Subhanallah...
I can't wait to see you again, my sister!! heheh... :D
Smoga kita punya kesempatan untuk ketemu ya, jadi bisa begadang buat ngobrol-ngobrol hehehhe....
wa'alaikum salam wr wb cuuuuuutttttt ^____^ miss u so bad,,,,,, eh gak nyangka blogku dikunjungi sm kamu hihihi :D hehehe berubah? sifat asliku yg pendiam gak bakal berubah, yaaa namanya juga sifat asli cuman kalo di luar hrs menyesuaikan diri dgn sikon, klo dituntut utk cuap2 yaaa hrs cerewet hehehe :D alhamdulillah tp itu semua hanya titipan say, tp aku merasa blm berbuat apa-apa, dan,,, kamu itu jauh lebih hebat dari saya Cut ^^ aaamiiin, aku juga pengeeeeen banget bisa ketemu, masih inget dulu aku nelepon kamu malam2 buat curhat ahahaha, konyol hihihi,, pengen ngulang masa-masa dulu, seru juga tuuuh kalo kita cerita-cerita yaa, semoga deeh, semoga bisa ketemu lagi ya aamiin I'm waiting for that great moment
DeleteSubhanallah Mbak, sangat menyentuh sekali. bikin trenyuh di hati..
ReplyDeletekisah hidup yang sangat luar biasa di usia muda..
sempat sedih tadi mendengar bahwa tidak diterima kerja karena berjilbab. huh, masih ada ya yang seperti itu..
Terima kasih juga atas semua doa-doanya, semoga kita semua bisa semakin lebih baik..aamiin :)
terima kasih buat mbak ayu udah mau mampir ke sini dan baca kisah ini :)
Deleteaah, itu belum seberapa mbak. aku masih ngerasa perlu belajar bnyk lagi dan lagi.
aamiin aaamiiin, semoga yaah selamat ya sebentar lagi mau ultah^^