Belajar kelompok? Bekerja dalam tim? Bagi yang berwatak "individual" tampaknya akan terasa cukup sulit. Menyatukan beberapa pikiran dan cara pandang dalam satu kelompok.tim itu tidaklah mudah, tapi juga tidak sesulit yang dibayangkan.
Berkaca dari pengalaman diri sendiri, memang saya ini dari zaman masih ingusan terbilang individual. Kerap ada tugas dari sekolah, pasti selalu saya kerjakan seorang diri. Bila mendapat tugas kelompok, maka saya dulunya termasuk dalam kategori yang paling susah untuk bergabung apalagi mengutarakan pendapat.
Setelah masuk kuliah, tugas kelompok semakin banyak berdatangan. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, tetap harus berubah. Alhamdulillah sikap individualis yang tadinya berlebihan ketika sekolah, sudah cukup teratasi ketika kuliah.
Mengapa orang-orang individualis ini cenderung sulit untuk bekerja dalam tim? Bukan berarti sulit, namun terkadang mereka hanya tidak tahu bagaimana cara untuk mengutarakan pendapat atau pemikiran kepada yang lain. Hal ini juga dipengaruhi oleh adanya perasaan takut akan 'ditolak' atau takut bila cara pandang dan pendapatnya dianggap buruk dengan yang lain.
Orang individualis itu banyak tipenya. Ada individualiser yang cenderung minder dalam hal 'mengungkapkan secara langsung' dan ada juga individualiser yang rada 'paranoid' dalam arti tidak percaya pada kemampuan orang lain bilamana mereka bekerja bersama. Tipe kedua inilah yang sebenarnya lebih banyak dialami atau dimiliki oleh para individualiser. (Kalo kasus saya pribadi dulu, saya malah mengalami kedua tipe ini. Saya kurang percaya dengan orang lain dan minder bila harus disuruh mengungkapkan pendapat secara lisan/langsung).
Lalu, bagaimana cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kaum individualis ini?
Satu-satunya tembok penghalang yang paling utama, yang perlu dihancurkan adalah ketidakpercayaan. Kenapa? Karena itu adalah modal dasar dalam bekerja atau belajar secara tim. Dalam tim, kita akan dihadapkan oleh berbagai otak dengan karakter, sikap, pikiran, sifat dan komponen lainnya yang tentu berbeda tiap orang. Untuk menyatukan hal tersebut, maka kita perlu membangun kepercayaan agar pekerjaan yang akan dieksekusi pun bisa terlaksana/terselesaikan dengan baik.
Membangun kepercayaan dapat dilakukan dengan cara berbicara dari hati ke hati dan hindari mencari celah kesalahan partner kita. Kebanyakan, mereka tidak percaya pada partnernya itu sebab mereka terlalu sering mencari-cari kesalahan dan mengungkapkan kelemahan dari partner tersebut. Sehingga, itu nantinya akan mempengaruhi keseluruhan cara pandang dan penilaian dia terhadap partnernya dan akibatnya muncullah sikap su'udzan. Dan, kalau sudah su'udzan, ke depannya pun pasti tidak pekerjaan tersebut tidak akan berjalan lancar. Bukankah, Allah bersama prasangka hamba-hambaNya? Kalau kita berpikiran negatif dan hanya fokus pada sisi negatif partner kita, maka selebihnya yang akan kita peroleh yaaa sisi negatifnya saja dan pandangan kita akan sisi positifnya akan tertutup oleh kabut sepenuhnya.
Selain itu, orang individualis biasanya memiliki ritme kerja yang cenderung cepat. Sehingga, tidak jarang ada yang mengeluh bilamana mereka mempunyai partner yang bekerja sangat lamban. Lalu, bagaimana cara menghadapinya? Yang pasti, kita harus tetap menenangkan diri dan fokus pada tujuan dari pekerjaan tim tersebut. Biar bagaimana pun, selamban atau secepat apapun ritme kerja seseorang, tetap ada sisi kelebihan dan kekurangan pada masing-masing. Boleh jadi, yang kerjanya cepat tapi hasilnya awut-awutan sedang yang kerjanya lamban malah lebih rapi atau sebaliknya.
Jadi, boleh-boleh saja bersikap individualis asalkan tahu cara menempatkan diri, misal pada saat ujian atau mengerjakan tugas-tugas yang memang diwajibkan untuk dikerjakan sendiri. Bila sikap ini terpapar berlebihan maka efeknya juga pasti akan tidak baik. Bisa saja di kemudian hari, orang tersebut akan benar-benar tumbuh menjadi paranoid, malah parahnya lagi, bisa jadi nggak dapat jodoh kali ya :p hehehe (kan berumah tangga juga termasuk tim kan?)
Saturday, June 8, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
intropeksi diriku ah..suka
ReplyDeletehehe semoga bermanfaat dan salam kenal bunda ^^
DeleteHuaaaa... Aya termasuk tipikal orang yang indiviadualis Emma... Apa-apa Aya lebih nyaman ngerjain sendiri, ga tau kenapa. Rasanya kalau diskusi, dsb yang kerja rame-rame, Aya ga maksimal, terlebih biasanya kalo kerja rame2 banyak omongnya, banyak becandanya, banyak mainnya, dsb.. Gimanakah itu Bu Psikolog?
ReplyDeletehahaha, aku juga sedikit agak seperti itu,gimana2nya kan udah ditulis tuh Aya, yg paling penting berusaha belajar utk percaya sama org lain/partner kita, klo pun masalahnya bukan karena nggak percaya yaaa kembali pada diri sendiri sih, mungkin itu udah jd sifat khas aya, kan sifat itu gak bisa diubah mau gimanapun^^klo cuma sikap sih bisa aja diubah ihhiiiiy aya komennya rombongan kangen yaaaah sama emma, makanya byk komen,
Deletehmmm. Iyaaa, soalnya kalau ngerjain rame2 tu, kadang kita serius banget kerjain udah cantik eh dilanjutin temen yg lain dikerjainnya asal2an padahal kita udah usaha buat yg terbaik agar hasilnya bagus, hikshiks...
DeleteIyaa, Aya itu udah lama mau komen. Setiap Emma bikin postingan baru Aya pasti ada aja hal yang mau dikomentarin.. Nah masalahnya, internet lelet di netbook setiap malam. Aya kan malam baru sempat, jadi Aya baca lewat hp, mau komen di hp juga bisa, tapi ternyata lelet sampe ga begerak, ya udah Aya biarin dulu deh. Sekarang baru kesampean komennya, wkwkkkwkw
Mampir juga dong ke rumah Aya, ha ha ha
heheh heum yaah begitulah, yg penting tetep positive thinking aja aya ^^
Deleteiyya nih semenjak aya "kabur" dari "rumahnya", aku jadi gak mampir ke blog aya, habis pintunya kekunci sih kan ga sopan klo masuk sembarangan hehehehe, siiip nanti pasti maen lagi
saya termasuk individualis dalam hal pergaulan, bukannya tidak ingin tahu terhadap lingkungan akan tetapi hanya takut jika masuk dalam pertikaian
ReplyDelete