by google |
Kebanyakan klien yang datang saat konseling, pada awalnya akan mengatakan bahwa mereka sudah mencoba untuk mengungkapkan apa permasalahan mereka, apa yang mereka pikirkan dan rasakan terhadap orang-orang terdekat mereka. Namun, sering terjadi, saat konseling, klien mengatakan bahwa semua orang yang mereka tempati curhat dapat "mendengar" namun tak ada yang "mengerti".
Jadi, tugas utama seorang konselor adalah bukan hanya sekadar "mendengar" tetapi juga "mengerti" apa yang dipikirkan, dirasakan dan dialami oleh klien. Apabila ada seorang klien yang gemar melakukan konseling denganmu (baca: konselor) dan itu hanya sekadar curhat tanpa memerlukan solusi, percayalah bahwa kamu sudah mengantongi kepercayaan dari klien. Mereka menganggapmu mampu mendengar sekaligus mengerti keadaan mereka. Oleh karena itu, jangan sekali-kali merusak kepercayaan klien. Jika ada konselor yang sampai merusak kepercayaan klien atau berubah pendirian sekecil apapun itu, seterusnya kamu akan sulit dipercaya sebagai seorang konselor. Mereka yang seperti ini (tidak percaya lagi) akan memunculkan sikap diam lebih banyak. Mereka takut mengatakan rasa ketidakpercayaannya padamu sebab hal itu tentu menyakitkan, baginya dan juga bagimu.
Overall, according to me, bekerja sebagai seroang konselor atau psikolog itu ibarat sedang berhadapan dengan ibu, dengan bapak, dengan suami/isteri, dengan kakak, adik, sepupu, nenek, kakek, om, tante. Konselor juga ibarat bekerja sebagai dokter, sebagai polisi, pengacara bahkan hakim. Sekilas mudah, tapi jika kamu sudah berhadapan dengan berbagai tipe klien, maka kualitas dirimu akan diuji.
No comments:
Post a Comment
Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.