"Life has pounded me down and trashed me around, Time and time again, But I always get right back up, Because I still love life--just as the earth still loves the rain."-Suzy Kassem, Rise Up and Salute the Sun: The Writings of Suzy Kassem-
Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi satu tahun, satu bulan, satu minggu, satu hari hingga satu detik ke depan. Sama seperti hari kemarin. Hari penentuan yang mengguncangkan pikiran dan perasaan walau sebenarnya sudah prepare sejak awal. Hari penentuan yang membuat saya harus memilih dengan saklek: melangkah mundur. Mundur yang saya definisikan di sini sesaat terpatri seperti makna kekalahan dan kekecewaan. Namun sesungguhnya esensi dari melangkah mundur yang saya maksud mungkin sejatinya merupakan kiriman jawaban dari Allah agar saya bisa merencanakan planning lain yang lebih baik untuk menenangkan hidup ke depan.
Tidak mudah untuk menerima sebuah syarat yang terlontar begitu saja dari sebuah lingkungan tempat kita bernaung termasuk di tempat kerja. Tapi, mungkin dan semoga saja ini menjadi pilihan terbaik.
Kalut, gundah, hampa, hingga perasaan kurang semangat untuk berangkat kerja sudah saya rasakan beberapa hari sejak vonis pilihan itu. Bukan hanya saya, tapi juga teman-teman lain. Di saat inilah, pikiran terforsir untuk segera menemukan solusi bagi diri.
Seorang teman berkata, "Sudah berapa banyak kekecewaan yang Mbak terima dari pihak atas di tempat itu dan semoga Allah akan ijabahi doa-doa Mbak."
Membaca ucapan yang tertulis dalam secarik surel seorang teman itu membuat relung hati kembali mengaduk luka yang sempat kering (sebentar) tapi kemudian kembali menganga, melebar dan saya hanya berharap dapat lekas sembuh setelahnya.
Ya, siapa sih yang tidak tersakiti ketika setelah sekian tahun kamu bekerja di tempat yang selama ini membesarkanmu, lantas tiba-tiba keabsurd-an terjadi dan beberapa pihak mengatakan bahwa, "Instruktur tidak boleh ada yang telah lulus S2 atau sedang menempuh S2." ditambah beberapa kali melamar menjadi dosen atas permintaan dari dekanat sendiri, lantas dijatuhkan begitu saja dengan tidak adanya konfirmasi apapun yang terlontar dari mereka untuk saya. Tidak ada konfirmasi diterima, tidak juga ditolak. Didiamkan. Diabaikan. Baru selang beberapa bulan kemudian, terbitlah penolakan secara sepihak.
Ya, siapa sih yang tidak tersakiti ketika setelah sekian tahun kamu bekerja di tempat yang selama ini membesarkanmu, lantas tiba-tiba keabsurd-an terjadi dan beberapa pihak mengatakan bahwa, "Instruktur tidak boleh ada yang telah lulus S2 atau sedang menempuh S2." ditambah beberapa kali melamar menjadi dosen atas permintaan dari dekanat sendiri, lantas dijatuhkan begitu saja dengan tidak adanya konfirmasi apapun yang terlontar dari mereka untuk saya. Tidak ada konfirmasi diterima, tidak juga ditolak. Didiamkan. Diabaikan. Baru selang beberapa bulan kemudian, terbitlah penolakan secara sepihak.
----------
Allah pasti punya rencana yang lebih baik dan terbaik daripada semua ini. Flashback ke beberapa tahun lalu hingga sekarang, mungkin saja bagi sebagian orang bisa saja menyerah ketika menjadi saya. Di usia saya yang kini sudah nyaris menginjak kepala tiga, saya masih belum mendapatkan pekerjaan tetap. Meskipun demikian, kilas balik dari semua itu, masih banyak yang patut saya syukuri. Sekarang saya punya tim yang bareng-bareng mengembangkan biro psikologi. Yang tadinya saya juga tidak membayangkan akan punya biro Taka Psikologi ini bareng teman-teman. Alhamdulillah mereka pun adalah orang-orang baik, insyaAllah.
Saat ini, saya hanya bisa berusaha dan terus berusaha, mencari peluang yang sekiranya memang sangat bisa untuk diambil. Walau tempat di mana saya belajar sekian tahun tidak membutuhkan saya lagi, tidak masalah, saya masih mampu bertahan di luar tempat tersebut karena saya punya Allah.
Sekian banyaknya ujian yang saya terima hingga saat ini, saya jadikan sebagai manfaat dan pelajaran untuk ke depannya. Kadang kita perlu mengalah dan mundur. Mengalah bukan berarti kalah, namun mengalah untuk menyusun strategi kemenangan selanjutnya.
Usia bukanlah tolak ukur kesuksesan. Selama mau berusaha, di usia berapapun itu, kalau memang sudah timingnya maka insyaAllah pasti kesuksesan itu akan datang walau mungkin packagingnya bakal berbeda-beda bentuknya.
Thank you my Lord Allah, udah ngajarin banyak hal selama hidup. Saya tahu bahwa masih ada yang lebih sulit daripada saya. Saya tidak menyerah. Saya masih mampu. Saya punya Engkau. Biarlah Engkau yang membalas semua ini dengan sesuatu yang indah di depan nanti.
Aamiin...
Allah pasti punya rencana yang lebih baik dan terbaik daripada semua ini. Flashback ke beberapa tahun lalu hingga sekarang, mungkin saja bagi sebagian orang bisa saja menyerah ketika menjadi saya. Di usia saya yang kini sudah nyaris menginjak kepala tiga, saya masih belum mendapatkan pekerjaan tetap. Meskipun demikian, kilas balik dari semua itu, masih banyak yang patut saya syukuri. Sekarang saya punya tim yang bareng-bareng mengembangkan biro psikologi. Yang tadinya saya juga tidak membayangkan akan punya biro Taka Psikologi ini bareng teman-teman. Alhamdulillah mereka pun adalah orang-orang baik, insyaAllah.
Saat ini, saya hanya bisa berusaha dan terus berusaha, mencari peluang yang sekiranya memang sangat bisa untuk diambil. Walau tempat di mana saya belajar sekian tahun tidak membutuhkan saya lagi, tidak masalah, saya masih mampu bertahan di luar tempat tersebut karena saya punya Allah.
Sekian banyaknya ujian yang saya terima hingga saat ini, saya jadikan sebagai manfaat dan pelajaran untuk ke depannya. Kadang kita perlu mengalah dan mundur. Mengalah bukan berarti kalah, namun mengalah untuk menyusun strategi kemenangan selanjutnya.
Usia bukanlah tolak ukur kesuksesan. Selama mau berusaha, di usia berapapun itu, kalau memang sudah timingnya maka insyaAllah pasti kesuksesan itu akan datang walau mungkin packagingnya bakal berbeda-beda bentuknya.
Thank you my Lord Allah, udah ngajarin banyak hal selama hidup. Saya tahu bahwa masih ada yang lebih sulit daripada saya. Saya tidak menyerah. Saya masih mampu. Saya punya Engkau. Biarlah Engkau yang membalas semua ini dengan sesuatu yang indah di depan nanti.
Aamiin...
No comments:
Post a Comment
Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.