Saturday, January 4, 2014
Alhamdulillah, selesai juga kewajiban sebagai dosen. Saya memilih resign (nggak perpanjang kontrak) karena mau pindahan ke Malang. Tapi... bukan itu yang mau saya ceritakan.
Kamis kemarin, pagi-pagi saya ke kampus, ngumpulin nilai dua kelas yang saya ajar. Ketika lagi nyatet nilai untuk yang belum disetor, datang seorang Bapak (orangtua mahasiswa) bertamu ke kantor jurusan.
FIKSI: KAMU??
paresma.psikolog
9:37 AM
0 Comments
Aku masih termenung di
depan layar komputer jinjing, di meja persegi tepat di seberang tempat
tidurku. Jemariku sibuk meremas-remas
gamis warna salem yang kukenakan pagi ini. Mataku dibanjiri ketegangan dan rasa
penasaran. Kuselidiki baik-baik paragraf yang tertera di kotak email. Tak ada
gombalan yang bersumber dari nafsu. Tapi, entah mengapa begitu manis bagiku.
"Aina, apa kamu udah
baca?" Seorang perempuan bergamis hijau pupus datang sambil membawa dua
gelas cokelat panas. Satu gelas untukku dan satu lagi untuknya.
'Terima kasih,"
ucapku sambil meletakkan gelas itu ke mejaku lalu buru-buru kututup laptopku.
"Eum, baca apa, Mia?" tanyaku tak paham.
Thursday, December 26, 2013
"Mau apa lagi?"
"Apa boleh buat?"
Kalimat-kalimat di atas sering diucapkan oleh mereka yang "masa bodoh" dan cenderung putus asa.
Jujur, semester ini, ada beberapa hal yang membuat saya sedih. Sedih, karena ada beberapa mahasiswa/i yang mengecewakan. Di kelas semester satu, ada seorang mahasiswa dan satu mahasiswi yang menyedihkan. Si mahasiswa sudah tak pernah masuk kelas lagi setelah mengikuti UTS. Dia sempat mengirimkan SMS, memohon untuk diberi izin. Tapi, saya sudah tak bisa menuliskan "izin" karena jumlah alphanya sudah melebihi ambang batas (hehehe lebai tapi serius nih). Akhirnya, dia terpaksa tak bisa ikut UAS.
Tuesday, December 24, 2013
by paresma elvigro
Seisi ruang kelas ini mendadak dilingkupi cahaya emas dengan bintang-bintang kecil jatuh berguguran bak salju. Kenya merasa sedang berada di sebuah tempat asing yang keindahannya tak mampu ia kemukakan dengan kata. Sebuah alat peraga anatomi manusia dan beberapa toples berisi organ-organ tubuh hewan yang sudah diawetkan di sebuah meja kuning panjang di sudut kiri Kenya sempat menghembuskan getaran kecil, seolah hidup. Ah, Kenya lagi-lagi berkhayal! Dikedipkan matanya berulang kali.