Tak ada masalah yang tak ada solusinya. Tak ada liku kehidupan yang tak bisa dilalui. Meski tak selalu ada pelangi pasca hujan, langit tak kan pernah marah.
Memilih menjadi dosen muda adalah pilihan yang sudah saya jatuhkan. Awalnya memang hanya untuk menghindari ketidakinginan akan bekerja di Bank seperti keinginan Bapak yang notabene juga bekerja di Bank. Namun, setelah menjalaninya, yang tadinya kurang begitu mencintainya lambat laun berubah cinta.
Minggu lalu di kelas semester lima, ketika diskusi mengenai pengantar ilmu kesehatan mental, ada satu mahasiswa yang kepo.
Berhadapan dengannya itu seperti berhadapan dengan "lubang maut". Sejak masuk Guidance Club tahun lalu, mahasiswa tersebut memang sudah saya prediksi punya kemampuan "debat". Sehingga ketika masuk kelas perkuliahan dan bertemu lagi, rasanya saya ingin kabur tiap dia bertanya.
Kira-kira seminggu yang lalu, saya mendapat telepon dari seorang saudara yang tinggal di kota seberang. Dia meminta tolong pada saya untuk melihat pengumuman formasi CPNS wilayah Sul-Sel di BKD Parepare. Karena bulan ini saya punya banyak kesibukan, ngajar pagi, kadang juga pulangnya sore, sibuk ngejahitin label nama buat baju-baju Bapak untuk naik haji, buat laporan ini itu dan belum lagi nanti kalo ada acara di rumah saat Bapak mau berangkat, alhasil... saya tidak bisa membantunya.
Teruntuk LISFA.... Walau awalnya harus susah payah menjelaskan alasan pada orangtua mengapa aku memilihnya Namun aku berterima kasih padanya Berkatnya aku menemukan satu cahaya Berkatnya, aku menemukan jalan hidupku Berkatnya, aku dapat berputar arah dari ketersesatanku Teruntuk LISFA.... Walau awalnya aku merasa terpuruk, tak tahu siapa diri ini Namun aku berterima kasih padanya Karenanya, aku mulai mengenal siapa Tuhanku dan siapa diriku Teruntuk LISFA... Awalnya, aku merasa kurang pantas